MPB | Dua Puluh Dua

9.8K 913 130
                                    

PLAGIAT DI LARANG MENDEKAT!

***

Sasuke duduk dalam diam di kantin sekolahnya dengan kedua sahabatnya. Sedari tadi ia hanya memperhatikan perdebatan antara Sai dan Naruto. Kedua telinganya bahkan tersumpal dengan headset. Sesekali tampak pemuda itu menghela nafas berat.

"Kita jadi menginap di Villa mu kan, Teme?" pertanyaan Naruto bahkan seperti angin lalu bagi Sasuke. Masuk dari telinga kanan, keluar dari telinga kiri. Pemuda itu menatap kosong meja di hadapannya.

"Woii!" Naruto sukses mendapatkan deatglare karena berani membentak Sasuke. Pemuda bermarga Uzumaki itu langsung saja menunjukkan deretan giginya.

"Tidak sebelum Sakura sembuh," dan jawaban dari Sasuke membuat kedua bahu Naruto melorot.

"Ta-"

"Sasuke," ucapan Naruto terpotong dengan panggilan seorang gadis. Gadis yang seangkatan dengannya. Berpenampilan seperti badut dengan make up yang begitu kentara, seragam yang ketat dan rambut ikal. Cantik memang, tapi Sasuke tidak menyukainya.

Sasuke hanya meliriknya sebelum menyibukkan dirinya dengan ponsel. Menatap beberapa foto kekasihnya yang sengaja ia ambil. Sasuke sungguh merindukan gadis kecilnya itu.

"Kenapa Harumi?" tanya Sai datar.

"Aku di minta Kakashi-sensei untuk satu kelompok dengan Sasuke di tugas dokumentasi," jelas Harumi yang jelas saja membuat Sasuke menatapnya tajam. Bukankah mereka berbeda kelas?

"Bukankah kalian berbeda kelas?" tanya Naruto curiga. Ia memicingkan matanya ketika menatap gelagat aneh dari gadis itu.

"Tugas ini kan bebas. Jadi kita bebas memilih teman untuk tugas membuat film dokumentar ini. Bahkan dengan adik kelas juga boleh. Yang penting kita dapat nilai karena tugas ini termasuk ke dalam Ujian-"

"Yang benar yang mana cumi?" potong Naruto jengah.

Sontak saja Harumi menatap Naruto tajam. Apa-apaan cumi? Ia biasa di panggil Rumi bukannya cumi. Menghadapi pemuda kuning itu sungguh harus menyiapkan kesabaran luar biasa.

"Kau di minta Kakashi atau memilih sendiri?" sambungan pertanyaan yang diajukan Sai membuat gadis itu terdiam lama.

"Kakashi-sensei yang menyuruhku. Dia kan-"

"Aku dengan Sakura," potong Sasuke dingin.

"Bukannya Sakura sekarat?" sahut Harumi cepat.

Brukk!!

"Jaga mulutmu!" bentak Sasuke setelah sebelumnya menggebrak meja. Membuat seluruh penghuni kantin kini menatap ke arah mereka.

Tentu saja Harumi terkejut. Ia bahkan reflek menanyakan hal itu.

Sai yang melihat itu segera berdiri dan menepuk bahu Sasuke lembut. Tanpa mengucapkan apa-apa, Sasuke melangkah pergi dengan aura yang bisa saja membuat para siswi mati berdiri.

"Jangan bicara sembarangan cumi," ucapan Naruto yang bernada datar dan tajam membuat Harumi meneguk ludahnya susah payah. Berulang kali ia menepuk-nepuk bibirnya setelah Sai dan Naruto pergi.

Bahunya merosot melihat reaksi pemuda pujaannya. Apa kekurangannya dan apa kelebihan gadis merah muda itu?

***

Genap satu bulan gadis itu di rawat di rumah sakit Rajawali Citra Konoha. Dan selama itu pula, gadis itu belum juga membuka matanya. Sasuke heran, apa yang di mimpikan Sakura sampai gadis itu tidak mau bangun?

MY PERFECT BADBOY Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang