Gak kerasa ini udah hampir tujuh tahun gue lulus sma.
Well, sekarang gue adalah seorang yang dewasa.
Memulai segala yang baru dan melupakan kenangan lama.
"Ice cream please??" seorang anak kecil terus menghampiri gue. Memohon agar diperbolehkan makan es krim yang barusan dia liat.
Gue menghela nafas. "Oke, tapi jangan banyak banyak ya. Jangan lari larian juga, nurut sama om"
Dia ngagguk semangat, membuat gue terkekeh sambil mengelus kepalanya sayang. Tangan kecilnya meraih genggaman orang dewasa di sampingnya, lalu pergi ke tempat yang dia mau.
Lagi lagi gue menghela nafas saat berada di tempat ini.
Lantunan musik khas kebahagiaan memenuhi gedung mewah yang sekarang gue pijak.
Menatap ke arah depan, melihat dia tersenyum bahagia dengan wanita disebelahnya.
Berjabat tangan sembari mengucap kata terimakasih kepada semua yang telah datang.
Dia. Orang yang gue kira akan bahagia bersama gue. Dahulu.
Orang yang sempat gue kangenin, sempat gue sayang.
Kini telah bersama dengan seseorang yang juga tak asing bagi gue.
Perlahan sudut bibir gue tertarik membentuk senyuman. Kebahagiaan yang pasti. Seakan memori saat dulu terulang di kepala gue.
Sehingga gue teringat kembali bagaimana gue menahan semuanya dulu. Air mata perlahan keluar begitu saja.
Sampai ada seseorang yang mengusapnya dengan penuh kasih sayang.
"Hey babe, why r u crying? Hm?"
Gue meluk dia.takut kehilangan, sebagaimana apa yang barusan terlintas di pikiran gue.
"Aku inget waktu dulu hehe"
Dia semakin mengeratkan pelukannya. Buat gue nyaman, sangat.
Hingga ada seorang menepuk pundak gue dengan senyum dibaliknya.
"Makasih ya udah mau dateng"
Gue mengagguk canggung. "Eh iya, selamat ya. Gak nyangka loh kalian berdua"
Mata kita saling bertemu, terkekeh saat mengingat memori dahulu.
"Iya sih, gua juga gak nyangka lo jadi berdua. Btw si kecil mana?" ujar si perempuan.
"Ah dia tadi mau makan es krim sama haechan. Btw guanlin, somi lo gak balik ke depan lagi? Nanti dicariin gak?"
Iya, lai guanlin. Mantan gue dulu. Dan somi teman sekelas dan seperjuangan/?
"Dia mau makan es krim? Kemaren kan baru makan banyak sayang, kenapa kamu gak cegah?"
"Kalau aku cegah nanti dia nangis di sini kan repot jen, kamu mau emang acara sepesial guanlin sama somi jadi rame gara gara dia hm?" gue mencubit hidung dia. Ngebuat jeno mengaduh kesakitan.
"Lucu banget sih kalian, yaudah kita balik lagi ya" ujar somi. Gue hanya mengangguk senyum.
"Ngeliat temen temen dulu, aku jadi inget deh"
Gue mendongak ke arah jeno. "Inget apa?"
"Dulu kan ada yang salah sangka sama aku eh tapi sekarang jadi istri aku deh"
Gue mencubit pinggang jeno kesal. "Ihhh udah ah kamu mah"
Gue membalikan badan ke arah lain, menutup pipi panas gue yang memerah karena jeno.
Jeno justru langsung meluk gue dari belakang, menaruh kepalanya di pundak gue dengan nyaman.
"Ciee malu tuh yaa" dia mencium pipi gue dari belakang, ngebuat gue sendiri terkekeh geli.
"Jeno, ini tempat umum. Lupa ya kamu?" gue menengok ke arah dia, membuat mata kita saling bertemu.
"Gak, aku sama sekali gak lupa kok. Lagi pula kita rada di belakang jadi gak terlalu diperhatiin"
"Aku juga mau kangen kangenan sama kamu"
"Iya, lagian kamu mah kerja mulu. Aku sama denis ditinggal terus"
"Kan aku kerja buat kalian berdua sayang"
Gue membalikkan tubuh lagi, memeluk jeno, saling membagi rasa rindu satu sama lain. Menghirup aroma jeno yang seakan obat penenang bagi gue.
Tak lama jeno mulai mencium gue. Menyesap lembut bibir masing masing. Menyalurkan kebahagiaan dan kerinduan.
"Sekarang aku bakal luangin waktu buat kalian berdua, aku janji" ujarnya sesaat sebelum kembali mencium gue.
"Ini baju anak lo ketumpahan es kr─"
"Sial lo pada malah cipokan di sini. Denis kita makan coklat yuk?"
Kasian haechan.
End, next part will be
(special flashback).
Aku nulis ini sembari mengumpulkan semangat. Mencoba kembali ke semula, menyalurkan rasa keresahan di sini.
Jadi kalau gak nyambung, hehe sorry.
ㅡbig lov💕
KAMU SEDANG MEMBACA
[1] fake » jeno
Fanfiction❝bukan, lo gak emosi. Lo terlalu cepat menyimpulkan❞─jeno. °fin ©sweetest-lee, 2018 (edit) Short story series 1