From me For you (part 5)

16 2 0
                                    

Waktu menunjukkan pukul 19.00 Syila tengah sibuk menyiapkan makan malam untuknya dan Diaz. Namun entah kenapa sampai sekarang suaminya itu belum juga pulang.

Sampai saat Syila tengah mencuci peralatan masak terdengar suara salam dan langkah kaki. Ia segera mencuci tangannya dan menghampiri sang suami.

"Wa'alaikumsalam mas mau makan atau mandi dulu?" Sambil mencium tangan suaminya

"Aku sudah makan tadi jadi mau mandi dan langsung istirahat saja" dengan nada cuek seperti biasa

"Yasudah kalau begitu aku siapkan airnya dulu"

Aku melangkahkan kaki ku menuju kamar mandi untuk menyiapkan air. Mendengar nada bicara mas diaz yang selalu mengabaikanku entah kenapa membuatku sedih. Teringat kembali kajadian tadi sore saat di mall. Jujur aku merasa iri dengan wanita yang diperlakukan lemah lembut oleh mas diaz serta tatapan itu yang tak pernah sekalipun kudapatkan darinya. Ya Allah jangan biarkan hamba menangis.

Perlahan aku berjalan menuju kamar dan menghampiri Diaz yang tengah sibuk dengan ponsel ditangannya.

"Mas airnya sudah siap" kataku saat berada tepat didepannya

"Ah iya makasih ya"

Diaz berjalan menuju nakas dan meletakkan ponselnya, kemudian ia berjalan menuju kamar mandi. Ketika Syila hendak keluar kamar tanpa sengaja ponsel Diaz berdering pertanda pesan masuk. Syila melihat nama pengirim pesan itu "future" itulah nama yang tertera di ponsel Diaz. Mengetahui hal itu kedua mata Syila berkaca-kaca.

Sebesar itukah dia tidak menginginkan pernikahan ini? Tapi kenapa dia malah melamarku jika ada wanita lain yang dia cintai. Ya Allah hamba percaya kau tidak akan memberikan hambamu cobaan melebihi batas kemampuannya, kuatkan hamba ya Allah.

Kulangkahkan kakiku menuju meja makan dan membungkus semua makanan yang telah aku masak ke dalam kotak makanan. Semua rasa laparku seketika hilang entah kemana saat teringat kejadian sore tadi. Aku berjalan menuju lobby apartemen. Kulihat pak Wawan dan pak Eko tengah berbincang sambil memberi salam pada setiap penghuni apartemen disini.

"Assalamualaikum pak" sapaku

"Eh Wa'alaikumsalam mbak Syila ada yang bisa saya bantu?" Tanya pak Wawan

"Enggak pak ini saya mau kasih ini buat pak Wawan sama pak Eko" ucapku sambil menyerahkan kotak makan yang aku bawa

"Loh ini buat kami mbak?" Tanya Pak Eko

"Iya pak, dimakan ya pak"

"Wah makasih mbak Syila, pasti kami makan" jawab pak Eko sambil tersenyum

"Kalau begitu saya duluan ya pak assalamualaikum"

"Iya mbak sekali lagi terimakasih"

Kulihat mas Diaz sudah tertidur saat aku masuk ke kamar. Perlahan kuberjalan menuju ranjang dan memandang wajah damainya, kebiasaan yang selalu kulakukan setelah menikah dengannya. Memandang wajahnya yang damai membuat perasaanku tenang. Mulai kubaringkan badanku dan memunggunginya. Perlahan air mataku mengalir semua kejadian hari ini terus berputar dikepalaku. Perlahan kantuk mulai mendatangiku dan semua menjadi gelap.

°°°°

Waktu menunjukkan pukul 02.00 kulihat mas Diaz masih tidur sangat nyenyak. Aku berjalan menuju kamar mandi, setelah berwudhu aku berjalan ke ruang baca untuk menunaikan sholat malam.

Tanpa terasa sudah hampir satu jam lamanya aku berada disini. Bergegas aku berjalan kembali ke kamar. Karena biasanya sebentar lagi mas Diaz akan bangun dan menunaikan sholat malam tanpa aku tentunya.

Dugaanku benar tak lama setelah aku berbaring disampingnya dia terbangun dan menunaikan sholat malam. Tanpa membangunkan aku seperti hari-hari yang sudah berlalu. Sholat malam bersama imamku adalah keinginanku sejak dulu. Namun, sepertinya impian itu tidak akan pernah terwujud. Ingin sekali aku menjadi makmun sholat malam mas Diaz. Tapi mungkin Allah belum mengizinkan itu dan aku tak pernah berhenti berdoa agar hal tersebut bisa terwujud.

°°°°

Seorang wanita yang terlihat cantik dengan kerudung pink itu tengah sibuk menyiapkan sarapan di meja makan. Gerakannya sangat cekatan dalam menyusun menu pagi ini.

Syila tersenyum menyambut suaminya yang tengah berjalan menuju meja makan. Namun yang tengah dipandang hanya berjalan tanpa ekspresi bahkan tanpa menatap seseorang yang telah berdiri didepannya.

Denting suara sendok yang tengah beradu memcahkan keheningan diantara dua pasang anak adam ini. Suasana yang sunyi dan terkesan dingin selalu tercipta diantara mereka berdua.

"Mama menyuruh kita mampir kerumah setelah pulang kuliah, kamu bisa kan syi?" Suara diaz memecah suasana sunyi diantara mereka berdua

"Iya mas bisa, tapi nanti mas diaz selesai kelas jam berapa?" Tanya syila dengan wajah menunuduk tak berani menatap diaz

"Aku ada kelas sampai jam dua"

"Tapi kelasku selesai jam tiga mas"

"Nanti aku tunggu aja di taman depan fakultas kamu"

Setelah percakapan singkat itu suasana kembali hening seperti biasa. Setelah sarapan Diaz langsung berangkat ke kampus dan seperti biasa mereka berangkat secara terpisah.

Jingga mulai menampakkan diri saat Syila berjalan keluar dari gedung fakultasnya. Ia merasa senang karena akan bertemu sang mama mertua. Sudah lama dia tidak bertemu bunda maupun sang mertua, dia memang telah dekat dengan sang mertua bahkan dari dulu ia sudah dianggap sebagai putri di keluarga sang suami. Lengkungan di bibirnya tak pudar sedikitpun ketika tak lama lagi akan bertemu sang mertua.

Namun langkahnya seketika berhenti, lengkungan indah itu lenyap begitu saja saat ia melihat dua orang yang tengah bercengkrama hangat dengan senyum yang menghiasi bibir mereka berdua. Ya kedua orang itu adalah Diaz suaminya dan seorang gadis yang ia lihat di mall waktu itu. Remuk sudah hatinya entah untuk kali berapa ia merasakan luka yang sama. Butiran bening itu mulai nampak di kedua mata indahnya dan sesegera mungkin ia lari ke toilet sebelum semua mengetahui bahwa ia menangis. Dengan tergesa-gesa ia berlari dan menumpahkan semua air matanya. Beruntung keadaan toilet sedang sepi sehingga ia tak perlu lagi menutupi lukanya.

°°°°

Alhamdulillah..
Akhirnya satu part udah selesai
Terimakasih buat kalian semua yang udah baca ceritaku yang nambah semangatku buat nulis lanjutannya. Jangan lupa kasih kritik dan saran ya vote juga jangan lupa ya...

Sampai ketemu di part selanjutnya :)

From Me For YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang