Aku tengah menonton tv bersama papa dan mama saat terdengar suara ketukan pintu dan sebuah salam dari luar.
"Wa'alaikumsalam" jawab kami bersamaan
"Biar Syila yang bukain ma" kataku kemudian beranjak ke pintu
"Wa'alaikumsalam eh tante Dinda dan om Andre silahkan masuk, Syila panggil mama sama papa dulu ya"
"Iya sayang" jawab tante Dinda
Kenapa mereka datang kerumah ya bersama Diaz juga tanyaku dalam hati
"Ma, pa ada tante Dinda sekeluarga" ucapku
"Yasudah kau buatkan minum ya biar kami temui dulu" kata papa sambil berjalan menuju ruang tamu
Aku letakkan minuman untuk keluarga Diaz beserta beberapa cemilan
"Silahkan tante, om, Diaz dimakan dulu" kataku yang dibalas dengan anggukan serta senyum oleh kedua orang tua Diaz. Jangan tanya bagaimana ekspresi Diaz saat ini, ekspresinya seperti adonan kurang air kaku seperti biasa.
"Sini sayang duduk disamping mama" akupun menuruti permintaan mama dan duduk disebelah mama
"Begini om tujuan kami kemari adalah untuk mengkhitbah Syila untuk menjadi istri saya"
Tubuhku seketika menegang saat mencerna apa yang telah dikatakan oleh Diaz baru saja bahkan jantungku berdegub sangat cepat setelah mendengar kalimat yang baru saja diucapkannya.
°°°°
"Saya terima nikah dan kawinnya Asyila Zaskia binti Ramlan dengan mas kawin tersebut dibayar tunai"Hatiku serasa bergemuruh saat mendengar kalimat ijab kabul yang tengah diucapkan oleh Diaz. Sekarang aku bisa menjadi penyebab senyum itu lagi. Terima kasih ya rabb engkau telah menjadikan dia imam yang kau pilih untukku. Setetes air mata tiba-tiba jatuh saat aku merasa sangat bersyukur atas nikmat yang Allah berikan.
Tepat di depan pintu kamarku telah berdiri suamiku. Ah aneh rasanya saat menyebutnya sebagai suamiku tapi aku sangat menyukainya. Dia berjalan mendekat kearah ku kemudian aku mencium tangannya. Seketika tubuhku menegang saat dia mencium keningku.
"Kita keluar sekarang" ucapnya sambil menggenggam tanganku. Sungguh aku merasa bahagia karena doaku telah terwujud.
Kami berjalan ketempat ijab kabul tak banyak tamu yang datang karena hanya saudara dan beberapa teman dekat kami yang datang.
"Silahkan ditandatangani dulu buku nikahnya" ucap sang penghulu
Setelah tanda tangan Diaz memegang puncak kepalaku sambil membacakan doa dan dia mencium keningku kembali. Entah kenapa aku tetap merasa jantungku tidak berdetak normal meskipun ini bukan yang pertama kali dia menciumku.
"Ciee sekarang lo gak perlu lagi sembunyi-sembunyi kayak penguntit kalu mau liat senyum Diaz" ucap Nina ketika dia berdiri disampingku
"Apaan sih lo Nin" ucapku
"Iye iye lagi seneng tapi tuh pipi gausah kayak tomat gitu juga kali" dia mentoel pipiku
Ish dasar Nina gatau apa kalau jantung gue berasa mau copot malah sempet-sempetnya dia menggodaku seperti ini
°°°°
Suara adzan isyak telah berkumandang memanggil kaum muslimin untuk berbincang dengan rabbnya.
Kulangkahkan kakiku menuju kamar mandi untuk berwudhu. Diaz sudah berangkat ke masjid 10 menit lalu.
Tak lupa kuucapkan syukur atas semua yang Allah berikan untukku. Saat setelah berdoa terdengar decit pintu kamar mulai terbuka disana Diaz tengah berjalan memasuki kamar. Segera kuhampiri dia dan mencium tangannya. Entah kenapa semenjak kami pindah ke apartemennya dia menjadi dingin seperti sebelumnya.
"Mau makan apa?" Tanyaku
"Aku sudah makan" jawabnya dingin
Rasa kecewa itu tiba-tiba datang menghampiriku. Kemana perginya sikap hangatnya beberapa jam lalu.
"Kamu mau coklat panas atau kopi?" Tanyaku berusaha mengenyahkan rasa kecewa ini
"Tidak, aku akan tidur saja" jawabnya yang tengah mengambil posisi di tempat tidur
Perlahan kurebahkan juga tubuhku disisi ranjang satunya. Tak henti-hentinya kuucapkan syukur atas apa yang telah terjadi padaku hari ini. Dia seseorang yang selalu kusebut dalam doaku telah resmi menjadi imam dunia akhiratku. Rasa kantuk perlahan menghampiriku dan alam mimpi perlahan menghampiri.
°°°°
Terimakasih buat kalian yang sudah baca cerita ini jangan lupa vote dan komen
KAMU SEDANG MEMBACA
From Me For You
Fiksi UmumCinta ini adalah fitrah dari Allah jangan menyuruhku menghilangkan rasa ini karena aku tak sedikitpun memiliki kuasa atas apa yang tengah terjadi di hatiku Biarkan aku merasakan cinta ini tak perlu kau pedulikan apa yang kurasakan atas rasa cinta in...