Chapter 3 - Kak Alma

52 2 0
                                    

(Note: Nama kota tempat tinggal raja adalah Papatsupat.)

Hallo. Kembali lagi bersama Sri Raja Prabuwijaya disini. Kalian tau? Warna kesukaanku adalah warna putih. Warna putih melambangkan melambangkan kesucian. Bersih dari noda apapun. Terkadang juga melambangkan kebebasan. Warna yang sangat indah bagiku, atau itulah yang kupikirkan.

Namun.....

"APA-APAAN DENGAN SITUASI INI?!"

Saat aku terbangun, aku mendapati diriku berada pada ruangan putih yang luas. Tidak ada apapun sejauh mata memandang. Hanya ada warna putih dimana-mana. Saat aku berjalan, kulihat kakiku seakan-akan berjalan mengambang.

Ini kah yang biasa disebut Ruang Hampa?

Hanya dengan memikirkannya saja membuat kepalaku pusing.

Ketika aku memegang kepalaku, aku merasakan ada sesuatu yang janggal dengan kepalaku. Aku mencoba mengingat-ingat lagi apa yang terjadi terakhir kali. Waktu itu, aku berbalik arah untuk belanja bahan buat makan malam di pasar. Tiba-tiba saat itu ada mobil yang menabrak ku hingga aku terpental jauh dan membuat kepalaku terbentur. Saat itu juga aku mulai kehilangan kesadaranku akibat darah segar yang banyak yang keluar dari kepalaku. Akan tetapi sekarang kepalaku tidak berdarah seperti sebelumnya.

Ini aneh!

Apakah aku sekarang sudah meninggal?

Atau jangan-jangan ini sekarang berada di surga?

Meninggal pada usiaku sekarang terasa menyedihkan juga ya. Ya ampun, jika tau bakal terjadi begini, setidaknya berikan aku kesempatan buat memiliki pacar. Yah, walaupun aku mengeluh ini itu, aku tau bahwa untuk kembali lagi ke masa lalu itu mustahil.

Merepotkan sekali.

Tiba-tiba aku melihat sebuah titik hitam dari kejauhan. Titik itu perlahan mulai membesar. Sepertinya ada yang datang untuk menuntunku di ruangan putih ini.

Baiklah, siapapun itu aku harus menanyakan banyak hal padanya. Yang jelas, setidaknya aku ingin mrnyampaikan keluhanku padanya.

Titik itu makin lama makin membesar. Memangnya seberapa jauh sih jarak ruangan ini. Aku tidak dapat memastikan berapa kilo jaraknya. Yang jelas, itu pasti sangatlah jauh.

Titik itu terus membesar dan mulai membentuk sesuatu. Dari kejauhan, bentuknya menyerupai hewan hewan kecil yang sedang berlari kearah ku.

Apakah itu seekor tikus? tidak, itu masih jauh, mungkin kelinci. Tetapi masuh masih membesar. Langkah lari nya seperti seekor kucing. Masih belum pasti.

Akan tetapi setelah sekitar 3 menit kemudian, aku langsung kaget bahwa itu adalah Seekor Harimau yang besar. Harimau itu memiliki tinggi sekitar 4 meter, dan panjangnya sekitar 7 meter. Bulunya berwarna orange dan memiliki garis-garis hitam layaknya Harimau biasa. Yang membedakan hanya ukurannya yang besar.

Benar-benar tak dapat percaya. Aku yang hanya pernah melihat Harimau di televisi, tidak berkutik dibuatnya. Aku ingin lari, tetapi kakiku gemetaran. Saking gemetarnya, aku tidak mampu melangkah satu langkah pun di tempat.

Aku sangatlah ketakutan saat ini. Apakah hewan hewan itu akan membunuhku dan memakanku? Ah, tapi kan aku sudah mati, apakah mungkin aku akan mati lagi? Tidak mungkin.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Oct 29, 2018 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Karunia Seekor Kucing Betina (On-going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang