Poppy 5

353 33 2
                                    

Part 5

POPPY

Hari berikutnya...

"Hallo..." Ragu2 saya mau jawab panggilan dari si Mr. JR.

"Hello...erm, Poppy..." Bilang dia di hujung talian terus senyap...

"Yaa..." Lima, tujuh saat baru saya buka mulut.

"Your mom bagitau ko sudah balik bandar...ko masih tinggal di apartment yang tu ka?" si Mr. JR bilang.

Di apartment yang kejadian satu tray telur ayam saya terhempap di atas kepala dia kah? Dia baru ingat kah dia memang sudah lama tau dan ingat pasal tu?

"Erm, yang apartment mana maksud ko?" Saya pura2 mau menduga dia.

"Crowny Apartment ba.. yang erm.. takkan ko lupa?..kalau masih sana sa datang sekarang. Level apa dan pintu number berapa apartment ko?" bilang si Mr. JR.

Dia ingat masih? Haha. Buduh juga saya mau tanya2 lagi sama dia.

"Ya, eh no, no. Saya sudah pindah. Sini sudah Bay 45." Saya bilang.

"Ohhh. Nasib saya nda terlanjur pigi Crowny tadi. Bay 45, ba which block,tingkat and door number?" Mr. JR tanya lagi.

"Anu.. untuk apa juga?" Saya was2 mau bagitau.

"Mamy and my aunties ada bagi present sama ko. Ada juga sikit ni barang dapur yang i don't know what mamy bagi sama ko. Hurry tell me..saya ada urusan lagi lepas ni." Mr. JR bilang.

"Hurm, block b. Level 5. Door 101." Mau tidak mau saya bagitau dia tempat tinggal saya...

"Okay. I'll be there in a minute." Terus dia kasi off panggilan.

Emm ba. Cepat2 saya pigi tukar baju, pakai yang sopan kenen. Takkan saya mau kasi tengok dia saya pakai singlet and bersantut2 saja... Kan...

Ting tong! Ting tong!

Laju saya pigi cubuk siapa di luar melalui pipe hole... Mr. JR. Betul2 dia sampai dalam masa beberapa minit. Maybe dia ada di kawasan berhampiran dengan tempat tinggal saya tadi.

"Do you live alone or got housemate?" Saya buka saja pintu terus dia tanya.

"Ya, ada housemate tapi dia sekarang keluar pigi dating sama boyfriend." Saya bilang kunun. Padahal, I live alone. Haha, saja lah.

"Oh, okay. I'm just asking. Mana mau letak ni semua?" bilang dia. Saya tengok. Banyak paper bag yang dia pegang.

"Just give me all that. Sa boleh angkat bawa pigi dalam." Saya bilang.

"Hah? Heavy gila ni, sure ka ko boleh angkat? Don't worry, sa hantar sekejap saja then keluar. Kalau ko nda kisah sa masuk sekarang" Heavy gila? Tapi betul juga saya rasa sebab sampai terkeluar urat2 di lengang dia saya tengok.

"Ba, masuk la..." Saya akur. Kesian juga dia lama2 mau angkat2 tu barang2 semua.

...

JR

Seem's like she's live alone. Dia takut kali sama saya. Jangan dia risau. Saya bukan jenis yang sembarangan mau 'ngap' gadis. Neat and tidy, tidak banyak barang dalam ni studio house dia.

"Erm..." Bilang ni Poppy sambil garu2 pipi pink dia. Baju kasi tuck in lagi dengan seluar sukan. How old is she?? She's look like budak baru masuk tingkatan satu bila pakai macam gitu.

"Ni, semua dari mamy dan maci2 sebelah dady also mamy la... Ni tu bahan2 basah, ko tengok la nanti. Ni borang mau isi, ko mau kena ikut kursus kawin... Lepas isi nanti bagi saja sama sa... Ba, sa balik dulu. Ada apa2 call saja, sa okay juga.."

Saya explain habis. Lagipun saya mau cepat ni ada urusan lain lagi. Dia pun angguk2 macam belatuk. Tanda dia faham lah bah tu kan semua yang saya cakap tadi.

"Okay... Tolong say thanks untuk tu semua dengan your mom and your auntie's." Tu Poppy bilang.

"Okay will do... Macam mana sudah siku and lutut ko?" Saya ada nampak juga siku dia tadi.

"Getting better..." Dia jawab.

"Bagus la. Ba, got to go." Saya bilang.

"Okay, bye." Dia bilang yang ready2 sudah mau tutup pintu rumah.

Saya lambai dia then jalan...

...

Selepas tujuh minggu...

"Okay, you two, saya mau balik dulu ni. My boo tunggu suda--sia--ehem, i mean malam ni sa stay tempat darling sa. Bisuk sa balik sini." Asam sudah muka tu Poppy menengok kawan dia si Etta.

Haha, cover2 lagi si Etta.

"Okay..take care." Saya bilang saja bagi memecahi kekalutan ni best friend.

"Okay2.. Bye gaiss!" si Etta terus lari keluar dari ni rumah si Poppy.

"Coffee or tea?" Poppy tanya.

"Mana2 saja. Dua2 sa boleh minum." Saya jawab sambil mata tengok2 frame yang ada di atas rak majalah.

"Campur2 la untuk ko. Sedap juga kali tu." Buat lawak pula tu Poppy.

"Bulih ba, kalau sakit perut ada ko juga mau menjaga... Tanya minum saja ka? Makan?" Mana tau ni Poppy ada masak.

"Belum sa pigi beli2 barang dapur lagi ni. Ada juga saya tapau makanan tadi. Ko makan tu la." Poppy bercakap dari dapur.

"Belum beli ka ko biasa makan luar saja...malas masak atau ko nda pandai masak?" Sengaja saya mock dia.

"Memang sa nda pandai memasak. Rugi bikin bini." Laju si Poppy jawab. Saya ketawa.

"Sudah jadi pun..." Saya balas.

"Masih bulih lagi tu ko reject saya before church wedding." Lancar saja tu ayat2 keluar dari mulut tu Poppy. Tukoi...

Baru saya berdiri mau pigi tengok dia di dapur, phone di poket saya bergegar. Saya kurik ambil and tengok... Tessa yang call. Saya sengaja tidak jawab. Then Tessa call lagi.

"Hello-"

"Jawab pun. Selena try bunuh diri tadi. Nasib sa sempat bawa dia pigi hospital. I don't know why? But she kept calling your name." Cemas betul suara si Tessa.

"How is she?"

"Critical." Sedih suara Tessa.

Damn.

"Hospital mana?" Sambil saya bergegas keluar dari ni rumah...

To be continued...

 POPPYWhere stories live. Discover now