bab. 6

9.7K 718 6
                                    


Undangan

Setelah pertemuan dengan kaisar di tepi danau , dan kaisar tak menginginkannya. Iapun mulai bersantai ia berendam di pemandian dengan damainya. Bermain busa aroma terapi yang ia keluarkan dari ruang angkasanya.

''Hmmm segarnya....ini seperti di kehidupan sebelumnya dengan kolam mandi batu giok yang mewah dengan mendengarkan lagu k-pop kesukaanya. Ah dia benar-benar rindu dengan lagu-lagu itu. Omong-omong diruangannya dulu pernah ia masukan iPhone 4s kesayangannya. Apa masih ada ya?? Dia mulai menutup mata dan meraba tato tiga tetes air mata dibahu atasnya yg berada hampir mendekati ketiak putihnya.

Tapi....

''Nona utusan dari permaisuri telah datang, mereka membawa undangan agar nona menghadiri perjamuan malam ini" ucap Ji En dari luar pemandian.

Hah gagal kan. Batin linlin penuh kesal.

''Ya saya segera berubah" gumamnya agak keras.

Ia tak suka jika ada orang membantunya berubah setelah selesai mandi. Itu terlalu menggelikan untuknya. Karena Kehidupan sebelumnya ia terlalu mandiri. Beberapa menit ia sudah berubah. Dan keluar dari pemandian.
''Ji En, tolong bantu saya menyanggul rambutku. Ini terlalu panjang" keluhnya.

''Nona., rambut wanita yg panjang merupakan martabatnya didepan suami dan manusia yang lain. Semakin panjang semakin mulia wanita tersebut" jelas Li Yang yang sedang membantu menyisir rambutnya sedangkan JiEn mempersiapkan hiasan rambut yang akan nonanya pakai.

''Tapi itu terlalu merepotkan" belanya'' saya akan memotongnya sampai sepantat saja itu sudah terlalu panjang" lanjutnya dg mata berbinar.

''JANGAAAAAN!!" Teriak JiEn dan Li Yang bersamaan.

'Eh" kaget linlin karena Li Yang berteriak dekat telinganya.
''Kalian membuat telingaku menjadi tuli" tegur linlin sambil mengusap usap telinganya yang masih mendengung. Telinganya terlalu sensitif untuk suara keras seperti itu, Karena sekarang kultivasinya sudah mencapai tingkat hijau pendengarannya benar-benar tajam. Di setiap kesempatan ia selalu berlatih di ruanganya.
" Memang nya perjamuannya jam berapa? "
"Jam enam sore"

"Ini masih siang, aku keluar dulu. Mencari udara segar dan sekalian melihat anak-anak malang itu"
Tak peduli protesan pelayannya, Xiao Linlin melesat keluar denan rambut di kuci kuda tinggi-tinggi dan di jepit dengan batu giok putih.

Linlin keluar kehutan, markas tempat anak buahnya. Jika kaisar mendapati ini pasti akan di curigai. Sebab jumlah bukan cuman seratus orang tapi seribu orang. Mereka membuat rumah di bawah tanah di bukit-bukit yang ada di dalam gua. Tempat mereka benar-benar tersembunyi.
Xiao Lin sampai di pintu gua yang lebar, ia memencet tombol tersembunyi di balik pohon di dekatnya.
Ia masuk dan mendapati banyak anak-anak kecil yang berkeliaran dan belajar ilmu beladiri.
Sebagian orang-orang nya telah menyebar ke penjuru kekaisaran, bekerja sebagai infaorman, ada yang sebagai pelayan lestoran, tukang batu, pemahat, ada juga sebagai penyanyi di rumah bordil.

"Tuan anda kembali?" Sapa You Long. Ia adalah petugas penanggung jawab di tempat ini.
"Ya, bagaimana kabar anak-anak?"
"Baik tuan. Kami telah menyiapkan kamar untuk anda"
"Terimakasih You Long. Tapi aku tidak bisa lama-lama, karena nanti ada perjamuan di istana. Aku hanya ingin mengecek apa saja perkembangan anak-anak itu dan lainnya"
Tanpa dimintapun You Long pun melaporkan semua perkembangan yang di lakukan anak-anak asuh itu dan masalah-masalah penting yang didapat oleh para informan.

Jam Lima, Xiao Linlin kembali ke kediamannya. Paviliun dua ratus.

¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤

XIAO LINLINTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang