Part 2

18.7K 3.5K 403
                                    

SAAT pulang kerumah, Taeyong di kejutkan dengan keberadaan adiknya yang sedang menangis di ruang tamu. Keadaan rumahnya itu sangat gelap hingga awalnya Taeyong pikir mungkin ada hantu di rumahnya. Tapi setelah ia menyalakan saklar lampu, ia terkejut saat menemukan Jinsol yang duduk di sofa usangㅡ belum lagi di sepanjang pergelangan tangan Jinsol terhias luka baret yang masih mengeluarkan darah.

Apakah adiknya itu melakukan selfharm?

Tanpa berkata apapun. Taeyong berlalu ke dapur untuk mengambil sebaskom air hangat dan juga handuk kecil. Ia bergergas untuk kembali menghampiri adiknya dan duduk di sebelah gadis cantik itu.

Bahkan make up tebal yang digunakan oleh Jinsol sudah luntur. Maskara serta eyeliner tercetak jelas pada matanya yang kini terlihat berantakanㅡ jika seperti ini. Ia memang sedang berhadapan dengan seorang hantu.

Mengambil sebelah tangan Jinsol yang terluka. Taeyong mulai membersihkan tangan lembut itu dengan telaten. Namun respon yang di berikan Jinsol masih samaㅡ menangis dan terisak, ia tidak memperdulikan Taeyong yang sedang membersihkan tangannya.

Taeyong tidak ingin bertanya apapun. Ia tidak baik dalam hal ini, jadi yang bisa Taeyong lakukan hanya membersihkan luka yang ada di tangan Jinsol lalu kembali ke dapur untuk mengambil kotak p3k dan membalut luka mengerikan itu dengan kain kasa.

Menghela nafas. Taeyong berjalan lunglai ke dapur, ia mengeluarkan bahan-bahan yang baru saja di belinya di supermarket untuk membuat makanan. Sepertinya ia harus membuat makanan yang mudah, agar bisa cepat matang dan juga di hidangkan.

Mengambil beberapa sayuran, Taeyong mulai memasak dalam diam. Hatinya terenyuh saat mendengar suara isakan milik Jinsol, sebenarnya apa yang terjadi pada adiknya hingga menangis dan melakukan selfharm seperti itu? Bukankah tadi pagi Jinsol masih baik-baik saja?

Sementara itu. Jinsol merasakan dadanya begitu sesak hingga ia kesulitan bernafas, apalagi saat merasakan perlakukan Taeyong yang berbaik hati untuk membersihkan serta membalut lukanya. Walaupun selama ini ia selalu bersikap kurang ajar terhadap kakaknya itu, namun kali ini Jinsol tidak bisa menentang jika Taeyong benar-benar sosok kakak yang baik.

Mengenai masalahnya. Cukup rumit, ia berpacaran dengan kakak kelas, mereka sudah menjalin hubungan selama 1 bulan. Lalu kemudian, Jinsol tau kebenarannya jika selama ini Rowoonㅡpacarnya. Menjalin hubungan dengannya hanya untuk mengelabui dirinya. Rowoon terlibat hutang yang cukup besar dan berniat untuk menjual dirinya kepada germoㅡorang yang sering menjual gadis remaja kepada lelaki tua yang memiliki banyak uangㅡmendengar itu lewat sahabat Rowoon. Tentu saja Jinsol kalut, ia bahkan sudah mencintai Rowoon saat ini. Tapi niat lelaki itu kepadanya, sungguh sangat buruk! Bagaimana Rowoon berpikir untuk menjualnya seperti itu?

Tak lama, Taeyong kembali membawakan sup rumput laut hangat dengan daging ham yang di goreng; menguarkan bau sedap.

"Kau sudah makan?" tanya Taeyong lembut. Ia meletakkan sepiring nasi serta lauk pauk itu di depan meja yang terletak di hadapan Jinsol.

Otomatis gadis itu menggeleng lemah. Ia tidak bernafsu untuk makan, kepalanya terasa begitu pusing.

"Ingin kusuapi atau makan sendiri?" tanya Taeyong lagi. Kali ini ia sudah menyendokkan nasi serta sayur dan daging; bersiap untuk menyuapi Jinsol.

Tapi gadis itu kali ini tak kunjung menjawab. Mungkin merasa malu, akhirnya Taeyong menempelkan sendok itu di hadapan mulut Jinsol yang otomatis terbuka. Sepertinya adiknya ini memang ingin di suapi olehnya, maka dari itu Taeyong terus menyuapi Jinsol hingga semua makanan itu habis.

Lalu Taeyong mengambilkan air hangat dan menyuruh Jinsol untuk meminumnya; gadis itu menurut. Hal yang sangat jarang Jinsol lakukan, biasanya ia akan mengeluarkan caci maki untuk Taeyong. Tapi kali ini tidak.

More Than Words《Jaeyong》✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang