lima

35 6 1
                                    

Trip Observasi SMA Dandelion 2 telah selesai dilaksanakan. Itu tandanya, murid kelas 10, 11, dan 12 masuk seperti biasa lagi. Alvira, selama di perjalanan menuju sekolah, ia memikirkan untuk ngechat Aero perihal Dimas. Iya, Alvira masih terus mengulik tentang sang mantan yang tidak tahu di mana.

Sampai di gerbang sekolah, tanpa berpikir lebih panjang lagi akhirnya Alvira ngechat Aero.

Alvira AR : Ro, lo udh di sklh blm?

Sent

Aero Kevas : dh

Gadis itu langsung menuju kelas Aero, yang bisa dibilang kelas unggulan di sekolah ini. Tidak butuh waktu lama, akhirnya gadis tu sampai di kelas Aero.

"Aero!" Alvira memanggil dengan suara nafas sedikit terengah-engah.

"Hm?" Jawab Aero tanpa menoleh sedikit pun, ia  sedang fokus membuka-buka halaman buku berjudul Kimia Dasar.

"Boleh ngomong?" tanya Alvira.

"Iya."

"Lo beneran ga tau Dimas pindah kemana?" Alvira bertanya penuh harapan semoga laki-laki di depannya sekarang tau keberadaan Dimas.

"Gak."

"Serius?" 

"He-em."

Ham hem ham hem mulu nih bocah!
Alvira merutuk dalam hati.

Alvira, ia mendekati wajah Aero. Membuat Aero sedikit mundur karena terlalu kaget dengan Kedatang Alvira tepat di depan wajahnya.

"Ok," Perkataan Alvira terputus, ia menghela nafasnya sesaat. "Sekarang lo liat mata gue!"

"Apaan si."

Aero tak bergeming lagi, ia kembali fokus membolak-balikkan halaman buku itu.

"Kalo lo ga berani, berarti lo bohong sama gue!" Alvira menekan perkataannya. "Dan itu tandanya lo tau Dimas ada di mana!"

Aero menghentikan kegiatan membolak-balik halaman bukunya. Pandanganannya kini beralih ke arah gadis yang ada di depannya. Ia mendekatkan wajahnya ke hadapan gadis itu hingga deru nafas satu sama lain dapat dirasakan, hangat.

Sementara Alvira, ia kehilangan titik fokus pandangannya, jantungnya berdegup kencang karena hal yang dilakukan Aero ini. Wajahnya dan wajah Aero kini sangat dekat.

"Ra, ayo kita pacaran."

Tanpa beban, tanpa gugup, bahkan tanpa perasaan Aero dengan mudah mengucapkannya.

Alvira, matanya membulat, bibirnya seketika terbuka, dan jantungnya semakin berdegup tak karuan. Tubuhnya membeku seketika.

Wait.

What?

"Alvira."

"Hah, iya?"

"Gue tau lo denger," Aero kini menjauhkan wajahnya dari gadis itu. Ia melipat kedua tangannya.

"Ng...."

"Ayo kita pacaran."

"Hah?"

Gila? Tentu saja! Apa laki-laki tidak ingat bahwa Alvira baru saja putus dari sahabat terdekatnya, Dimas?!

"Lo... Kenapa bisa gampang banget, Ro, ngucapin kata-kata itu?" Alvira bertanya heran, sangat heran.

"Yaa.. Karena gue kasian."

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Apr 20, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Ku Cinta NantiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang