Sudah beberapa hari aku menjalani terapi hilang ingatan, namun tetap saja tak ada hasil yang muncul.
"Kurasa, aku harus memulai segalanya dari awal tanpa ingatan" dengusku karena mulai merasa kesal
"Ingatanmu takkan pulih dengan cara manusia apapun" ucap Fenix yang tiba tiba datang dan duduk di hadapanku
Aku semakin kehilangan harapan akan ingatanku. Namun, dia bilang "cara manusia". Apakah berarti dengan cara non-manusia akan berhasil?.
Tapi apa maksudnya dengan cara manusia takkan berhasil?. Apakah berarti amnesia-ku ini tidak normal. Lalu apa yang menyebabkan amnesiaku tak normal?.
"Itu karena tubuh itu tercipta di dunia dewa, sehingga secara tak langsung kau adalah DemiGod" Ucap Fenix seakan akan dapat membaca pikiranku.
Tunggu.........
Demi God?, jika di dalam anime yang kutonton, biasanya Demi God adalah salah satu ras unggul bukan dan mereka biasanya memiliki kekuatan yang sangat hebat dan luar biasa."Tepat sekali, namun, bahkan Demi God sekalipun perlu waktu untuk beradaptasi dengan kekuatannya. Jika tidak. Kekuatan itu akan memakanmu"
Ucapan Fenix terdengar serius, ketika seorang Fenix yang selalu bercanda mulai bicara serius, maka atmosfir disekitar pun akan berubah.
Aku berpikir untuk mulai berhati hati dalam menggunakan kekuatanku. Walaupun aku belum tau cara untuk menggunakan kekuatanku tersebut.
Sekarang pikiranku tertuju pada hal apa yang harus kulakukan. Aku sudah bertekad untuk memulai segalanya dari awal.
Sekarang diriku adalah Reiss, orang yang berasal dari desa Geival. Aku adalah penduduk biasa yang sedang pengangguran. Sepertinya itu adalah perkenalan yang bagus.
Sekarang aku hanya perlu berpikir harus kemanakah aku sekarang?. Ke kota besar?, tapi aku belum mengenal dunia ini dengan pasti, jadi aku perlu seseorang untuk membantuku.
"Hei, Zisca" panggilku kepadanya yang baru saja turun dari kamar dan tak tahu apa apa tentang pembicaraanku dengan Fenix.
"Ada apa?, kuharap sesuatu yang penting, karena bila ini hanya suatu gurauan, kau akan menyesal sudah mengenalku" seperti biasa, dia menjawab dengan nada yang kesal, walaupun wajahnya memerah ketika melihatku
Aku mengatakan tentang tujuanku untuk pergi ke kota besar dan aku meminta bantuannya untuk menolongku, karena sepertinya pasukan ayahnya belum datang datang atau mungkin memang tak akan datang. Jadi cepat atau lambat Zisca akan pergi ke kota.
Awalnya dia menolak dengan alasan dia tak mau menuruti permintaan yang datang dari orang yang selalu meninggalkanya. Tapi setelah kutanya lagi, dia bilang akan membantuku karena sepertinya dia juga ada urusan di kota.
Kami memutuskan akan berangkat besok karena kami perlu bersiap siap. Karena untuk pergi ke kota, diperlukan waktu 5 hari dengan jalan kaki.
Pertama, aku akan pergi ke Hera untuk mengucapkan terima kasih karena telah banyak membantuku. Siapa yang tahu apa yang akan terjadi bila aku tak bertemu dia.
"Halo do...Hera" hampir saja aku memanggilnya dok lagi. Terakhir kali aku memanggilnya dokter, dia hampir saja mematahkan lenganku. Sungguh kekuatan yang luar biasa.
"Ya? Oh Reiss, silahkan duduk" ucap Hera mempersilahkan diriku untuk duduk di sofa di ruang tamunya.
Aku mengatakan bahwa aku akan pergi ke kota dan aku mengucapkan banyak terima kasih padanya. Namun, dia menjawab bahwa dia membantuku juga karena dia ingin meneliti tentang amnesia lebih dalam lagi.
Saat aku ingin keluar dari rumah Hera, tiba tiba dia keluar dengan mengenakan pakaian petualang dan memakai backpack yang cukup besar. Saat kutanya alasanya, dia menjawab bahwa dia akan ikut ke kota untuk memahami lebih banyak hal tentang dunia medis.
Mau tak mau aku harus membiarkanya ikut, karena saat kularang, dia secara langsung langsung mengeluarkan palu dan tersenyum melihat lenganku. Sungguh hal yang tak ingin kubayangkan.
Sesampainya di penginapan, aku melihat Fenix, Zisca dan Freina. Lalu kulihat Arisu, sang pemilik penginapan sedang berbincang bincang bersama mereka. Saat mereka melihat Hera bersamaku mereka bingung, tapi setelah kujelaskan mereka akhirnya mengerti. Sekarang justru aku yang tak mengerti saat mereka bilang bahwa Arisu akan ikut ke kota. Ugghh, satu lagi masalah yang akan datang.
Keesokan harinya kami berkumpul di gerbang utara. Kulihat, Zisca hanya membawa ransel kecil dan sebilah pedang. Lalu datang Fenix yang tampaknya tak membawa apa apa dan saat kutanya apa alasanya, dia bilang itu merepotkan. Disampingnya Arisu memakai sebuah jubah dan sebuah tongkat sihir, kurasa dia seorang penyihir. Lalu Freina, hanya membawa barang yang diperlukanya, yaitu sebuah tongkat sihir dan buku sihir. Dan yang paling membawa banyak bawaan adalah Hera, dia membawa backpack agak besar.
Awalnya para penjaga ingin ikut untuk melindungi ketua mereka, namun Hera menolaknya dengan alasan siapa yang akan menjaga Geival. Akhirnya mereka setuju dengan syarat, kami harus memakai kereta kuda yang tersedia.
Dengan kereta kuda, kami akan sampai di kota dalam 2 hari. Selama perjalanan aku dapat mengenal semuanya lebih dalam lagi. Zisca yang ternyata ramah, walaupun hanya dengan para gadis dan bila itu berurusan denganku, dia akan mulai menunjukan sifat juteknya. Fenix, dia kelihatan banyak bicara dan suka bercanda, tapi jika bicara denganku, dia malah kelihatan serius. Lalu Freina, yang pendiam, dia hanya bicara seperlunya dan saat bicara denganku dia malah lebih pendiam dan sering salah kata. Untuk Hera, dia sama seperti biasanya, dia seperti seorang induk yang menjaga anaknya. Dan Arisu yang baru saja bergabung, dia mudah marah akan hal kecil seperti umur, kulit dan make up.
KAMU SEDANG MEMBACA
A guy who reincarnated to another world
FantasyKetika dunia mengalami kekacauan, seorang pemuda biasa dari sekolahan biasa bernama Reiss, tewas karena salah satu dari aksi pemerintah untuk menghentikan kekacauan. Reiss, kemudian dibangkitkan ke dunia lain yang disebut Fuast. Namun, ia dibangkitk...