A Story to Tell

383 28 0
                                    

Setelah berhasil mengalahkan Dogan. Sekarang aku terjebak atau lebih tepatnya jiwaku terjebak

[Aku akan membuatmu jadi....] (Kitsune)

[Jadi?] (Reiss)

[Jadiiii.....] (Kitsune)

[Jadi apa?] (Reiss)

[Jadi-] (Kitsune)

[Cepatlah] (Reiss)

[Muridku] (Kitsune)

Dan itulah awal dari akhir hidupku. Cuma bercanda. Meskipun aku jadi muridnya, dia hanya memintaku untuk mempelajari beberapa buku trik miliknya, setelah itu dia pergi menghilang entah kemana

Dewi yang aneh. Aku masih merasa khawatir pada Freina dan yang lainya, bagaimana bila ada beberapa monster lain yang mengikuti Freina saat dia kabur tadi. Aku berlari secepat mungkin ke arah Mansion sambil berharap tak terjadi apa apa

Namun, harapanku tak menjadi kenyataan. Tepat berjarak sekitar 200 meter dari gerbang Mansion terdapat banyak tenda yang sudah dibangun

*Beberapa saat Kemudian (POV 3rd Person)

Reiss duduk di ruang tamu bersama Zisca, Hera,Freina,Raphael, Sheera yang jarang muncul dan dua orang pasangan yang tampaknya berumur 40-an

[Jadi, kalian adalah warga yang selamat dari serangan itu. Lalu kalian melihat sebuah Mansion berdiri, lalu meminta ijin untuk membangun perkemahan] (Reiss)

[Iya, kami benar benar minta maaf dan berterima kasih] (Laki laki)

[Tak apa, lagipula tak ada yang keberatan di antara kami semua, benar, kan?] (Hera)

[[[ ya(yep)]]] (Freina, Raphael, Zisca)

[.....] (Sheera)

[Ada apa Sheera dan kau Reiss?] (Freina)

Sheera hanya diam dan melihat ke arah jendela. Sepertinya dia tak peduli apa yang terjadi selama tidak ada yang mengganggu dia dan Mansionnya

Sementara itu, Reiss tampak sedikit tak enak. Sepertinya dia tak ingin ada orang lain disekitar sini, karena dia takut akan ada yang mengganggunya, tapi dia juga tak enak bila menolak untuk menolong mereka dan lagipula Zisca dan yang lainya sudah setuju untuk membantu

Hening sesaat. Semua tampak terdiam, Zisca dan Freina melihat kearah Reiss dengan wajah agak memohon, sedangkan Raphael memperhatikan Sheera yang acuh tak acuh pada apa yang terjadi dan Hera sepertinya masih tetap berbicara terhadap kedua orang tadi

Keheningan pecah saat Sheera tiba tiba berdiri dan berjalan agak cepat ke arah halaman belakang. Lalu, disusul Reiss yang mengikuti Sheera dengan alasan [Aku akan mengawasinya]

Padahal semua tahu bahwa Sheera dapat menjaga dirinya sendiri

[Maafkan teman kami, mereka sebenarnya orang baik, tapi karena suatu alasan mereka jadi sedang tak ingin diganggu] (Hera)

[Tidak apa, lagipula ini juga salah kami, tiba tiba datang dan menganggu kalian. Sampaikan maaf kami kepada teman kalian] (Perempuan)

sementara itu, Reiss mengikuti Sheera yang keluar ke halaman belakang lalu duduk di bawah pohon

[Aku tak tahu apa alasanmu, tapi aku juga merasa tak enak] (Reiss)

Sheera hanya terdiam tanpa membalas ucapan Reiss. Reiss yang merasa diabaikan duduk disebelah Sheera dan memandangi langit, sambil sesekali melihat ekspresi Sheera

[Kau tahu siapa yang menyebabkan Raphael tewas?] (Sheera)

[Huh?] (Reiss)
Reiss yang terkejut karena tiba tiba Sheera berbicara. Reiss hanya dapat terdiam karena dia tak tahu siapa penyebabnya

A guy who reincarnated to another worldTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang