Part 4

72 10 6
                                    

Disaat dimana aku berlari, kau bersembunyi. Dan disaat dimana aku berhenti, kau muncul lagi.
.
.
.

Harry's POV
Hujan baru siap membasahi kota New York malam ini, suasana dingin dan terpaan angin membawaku ke daerah Manhattan. Ku belokkan motorku kearah gedung yang paling ramai di jalan ini. Ku parkirkan motorku didepan gedung itu dan langsung masuk kedalam.

Aku melewati beberapa orang sampai aku melihat Zayn yang sedang melihat-lihat lukisan seorang diri.

"Hey, lama menunggu?" Kataku saat aku sudah berada disampingnya.

"Hey Harry. Tidak, aku baru sampai sekitar lima menit yang lalu. Senang kau mau ikut denganku, kuharap kau tidak mati kebosanan disini", aku tergelak mendengar perkataan nya yang seperti menilaiku sebagai orang yang tidak menyukai hal-hal seni seperti ini.

Hey, aku menyukainya juga, cuma tidak sebesar dirimu sialan.

"Gigi akan datang bersama teman nya sebentar lagi. Kau harus bertemu dengan teman barunya Har, dia terlihat seperti tipe-mu. Kau tau, kau tidak bisa terus menjadi satu-satunya yang belum memiliki kekasih kan diantara kita?" Lanjut Zayn.

"Aku tidak membutuhkan kekasih, dan kau tahu itu. Gadis-gadis di club dan frat sudah cukup untuk menemani malamku", Kataku dengan tegas kepada Zayn. Aku paling tidak suka ketika mereka selalu merasa ingin ikut campur kehidupan ku.

"Kau tau bukan itu yang kumaksud Har, jalang dan seorang kekasih adalah hal yang berbeda"

Menatap malas kearah Zayn dan memutuskan untuk tidak melanjutkan pembicaraan ini, aku paling malas jika pembicaraan menyangkut hal-hal seperti itu.

Bunyi dering ponsel Zayn memecah keheningan kami yang sedari tadi sibuk melihat lukisan-lukisan. Well, Zayn saja yang melihat aku lebih memilih melamun.

"Halo Gi? Kalian dimana?"
"Aku sudah disini bersama Harry,langsung kedalam saja... aku berada di ruangan ke dua paling pojok... baiklah, see you"

"Mereka sudah sampai disini", kata Zayn kepadaku. Aku lebih memilih diam dan melanjutkan aktifitas melihat sekitar.

"Hey Z, hey Harry, maaf lama menunggu", Suara Gigi terdengar ditelingaku. Tetapi aku terlalu malas untuk menyapanya dan lebih memilih melihat lukisan-lukisan.

Kudengar Zayn dan Gigi asik mengobrol, tetapi hey, bukan nya Gigi membawa teman, lantas mana suaranya? Oh well, bukan urusanku.

"Oh ya, hai Kendall, Senang kau bisa ikut. Kuharap kau tidak datang karena dipaksa Gigi", Kata Zayn sambil tergelak kepada seseorang yang namanya Kendall ini.

Tunggu, Kendall?
.
.
.

Kendall's POV
Aku akan pergi bersama Gigi malam ini, dia mengajak ku mendatangi sebuah art gallery di daerah Manhattan.
Awalnya, aku tidak mau ikut bersama Gigi, karena seharusnya dia hanya datang bersama Zayn kesana, dan aku merasa tidak enak jika menjadi pengganggu mereka, tetapi tadi Gigi bilang kepadaku bahwa Zayn jadi membawa teman nya kesana, dia juga berkata akan sayang jika aku tidak ikut, mengingat aku suka hal-hal berbau seni.

Aku beranjak ke arah cermin dan memakai sedikit make up di wajahku. Untuk malam ini, aku hanya akan memakai sebuah white t-shirt, celana jeans dan sneakers dipadu dengan sebuah outer berwarna hitam.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Oct 18, 2018 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Long Lost Love // Hendall Love StoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang