Page Five

1.9K 516 56
                                    

20 Agustus 2015

Untuk Juyeon Danendra,
Lelaki yang selalu masuk dalam doaku,
tanpa pernah ia tau.


Eunseo membelalakkan matanya saat melihat Juyeon berdiri tepat di hadapannya.

Lelaki dengan hidung mancung itu menatap Eunseo lekat-lekat, tanpa sadar membuat degup jatung gadis dengan kuncir kuda itu berpacu lebih cepat.

"Ke-kenapa?"

"Seharusnya saya yang tanya ke kamu. Kenapa kamu gak masuk dari kemaren?"

Eunseo menghela nafas panjang sembari mengatur detak jantungnya yang semakin cepat.

"Aku sakit."

"Sakit?" Juyeon mengangkat sebelah alisnya bingung. "Kamu sakit apa memangnya? Kok temen-temen kamu gak ada yang tau kalo kamu sakit pas saya nanyain keberadaan kamu?"


Juyeon, kamu mungkin gak sadar kalo tindakan kamu yang nanya-nanyain kabar aku bikin aku jadi mikir kemana-mana.


"Kamu sakit apa?"

Eunseo lagi-lagi menghela nafas saat melihat Juyeon bertanya dengan wajah serius. "Aku kena demam berdarah."

"Hm begitu." Juyeon menganggukkan kepalanya pelan. "Tapi sekarang kamu bener-bener udah baik-baik aja kan? Atau masih ngerasa lemes? Atau masih pusing gitu?"


Ngga tau kenapa aku bisa-bisanya mikir kalo kamu peduli sama aku karena kamu ada rasa sama aku.

Bukannya kepedean, soalnya dulu aku pernah denger Moonbin ngomong, kalo cowok peduli sama cewek itu bisa jadi cowok itu suka sama si cewek. Awalnya aku gak percaya, jadi aku tanya ke Chanwoo. Dan dia juga bilang hal yang sama.

Tapi kalo dipikir-pikir, masa kamu suka sama aku sih, rasanya mustahil.


"Aku udah sehat sentosa. Makasih banyak ya, Juyeon."

Eunseo tersenyum, namun reaksi yang diberikan pemuda dengan kemeja putih dan celana panjang abu-abu itu malah membuat senyum cantik Eunseo menghilang.

"Muka kamu pucet," ucap Juyeon. "Saya gak yakin kalo kamu bener-bener udah sehat."

Juyeon kemudian menempelkan telapak tangannya di kening Eunseo, membuat gadis itu terlonjak kaget.

"Tuh kan, badan kamu masih anget."


Jujur, aku sebenernya pengen banget berharap ke kamu, tapi aku takut.

Aku takut kalo aku bakal dikecewakan sama perasaan aku. Lagi pula kalo kamu suka sama aku juga, itu bagaikan sebuah ketidakmungkinan.


"Nih buat kamu."

Juyeon mengeluarkan sebuah kotak makan berwarna biru muda dengan gambar kartun Thomas and friends, lalu menyodorkan kotak itu pada Eunseo.

"Sebenernya saya dari kemaren udah buatin kamu bekal, tapi kamunya gak masuk. Jadi saya makan aja bekalnya."

"Hah?"

Juyeon tersenyum tipis. "Nih, pegang. Buat kamu makan siang. Saya buat masakan simpel sih, tapi saya yakin, kamu pasti suka."


Daripada aku bingung cari jawaban buat pertanyaan aku, mending aku doain kamu.

Jujur aja, aku selalu doain kamu setiap
malem dan setiap pagi. Aku minta sama
Tuhan buat kasih kamu masa depan yang
cerah dan yang paling penting, pendamping hidup kamu.

Aku juga berdoa, semoga Tuhan mengizinkan aku dan kamu untuk berjodoh dimasa depan.

Tapi kalo seandainya bukan aku orang yang nemenin kamu berdiri di
pelaminan nanti, gapapa. Aku ikhlas.

Karena aku tau, siapapun yang menikah sama kamu, dia adalah gadis paling baik dari yang baik yang Tuhan sediain buat kamu.

aku minta kritik dan saran buat cerita ini dong. biar aku bisa memperbaiki kekurangan aku dichapter depan :'D

High School Crush ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang