Page Eight

1.6K 459 24
                                    

25 September 2015

Untuk Juyeon Danendra,
Lelaki yang selalu aku rindukan,
walau sulit untuk aku dapatkan.


Dua kaki jenjang Eunseo perlahan melangkah menuju perpustakaan. Gadis itu benar-benar merasa lelah karena tugas yang terus-menerus datang seolah tidak ada habisnya.

Namun, langkah kaki gadis itu terhenti saat melihat pemuda yang sudah lama tidak ia jumpai.

"Hai, Eunseo!"


Juyeon Danendra, udah lama banget ya kita ngga ketemu.

Dan kenapa muka kamu makin lama makin tirus? Badan kamu juga jadi kurus, ngga berisi lagi kayak dulu.


"Kamu sakit apa sih?"

Juyeon terlihat sedikit terkejut. Namun secepat kilat pemuda bertubuh tegap itu menggelengkan kepalanya sambil memasang senyum manis andalannya.

"Saya sehat-sehat aja, Eunseo," jawab Juyeon. "Yang ada kamu tuh. Kamu sakit ya? Muka kamu pucet banget."

Eunseo menggelengkan kepalanya. "Aku gapapa. Aku sehat kok."


Bohong.

Aku emang lagi sakit, Juyeon. Aku kemaren baru aja aku konsultasi ke dokter sama Youngjae.


"Baguslah kalo kamu sehat." Juyeon lagi-lagi tersenyum. "Kamu gimana kabarnya, Eunseo? Udah lama banget ya kita gak ketemu."

"Aku baik," ujar Eunseo. "Kamu kemana aja? Aku udah jarang ngeliat kamu keliaran disekolah."

Juyeon menatap Eunseo sejenak kemudian mengalihkan pandangannya. Pemuda itu kini menatap anak-anak yang sedang bermain basket di lapangan sana setelah menghela nafas panjang.

"Saya ada urusan keluarga," kata Juyeon.


Dua hari yang lalu aku coba tanya Lino soal kamu. Dan Lino ceritain semua tentang kamu dengan detail, mulai dari kehidupan kamu, keadaan keluarga kamu, sampai penyakit kamu.

Iya, aku udah tau kamu sakit apa.

Tapi sayang, Lino ngga cerita soal perasaan kamu. Dia ngga ngomong apa-apa pas aku tanya siapa cewek yang menarik perhatian kamu.


"Sekian lama gak ketemu, kamu rindu gak sama saya?"

"Iya."

Juyeon kini menatap Eunseo dengan wajah sumringah. Kedua sudut bibir Juyeon terangkat ke atas, menampilkan sebuah senyuman yang menjadi daya tarik dari seorang Juyeon Danendra.

"Saya juga rindu sama kamu. Rasa rindu saya ke kamu jauh lebih besar dari rasa rindu kamu ke saya."


Aku ngga bisa berhenti senyum waktu kamu ngomong kamu rindu aku.

Makasih banyak, Juyeon. Kamu udah buat aku tersenyum disaat aku ngga berhenti nangisin penyakit aku.

Aku yakin kita bisa berjuang
melawan penyakit kita untuk tetap hidup bersama-sama.

Kamu harus selalu inget, aku sayang kamu.

temen-temenku semua, aku mau ngucapin makasih banyak buat kalian yang udah baca work aku meski penulisan aku kurang rapi, alur cerita aku ga jelas dan updatenya lama.

makasih banyak ya! jangan lupa bahagia hari ini :)

High School Crush ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang