Page Ten

1.5K 418 24
                                    

2 November 2015

Untuk Juyeon Danendra,
Lelaki yang selalu mewarnai hari,
dan selalu mengisi mimpi.


Kedua sudut bibir Eunseo terangkat ke atas saat melihat Juyeon yang tengah duduk di pinggir lapangan sambil memberikan semangat pada teman-temannya yang sedang bermain.

Gadis cantik itu melangkah menghampiri Juyeon, kemudian duduk di sebelah kiri pemuda itu.

"Hai, Juyeon!"

Laki-laki dengan kaos hitam itu menoleh, dan sebuah senyum manis tercetak dibibirnya.


Kita ngga ketemu udah lumayan lama ya.

Ngomong-ngomong, kamu makin tirus dan muka kamu pucet banget. Badan kamu juga kurus banget sekarang.

Kamu baik-baik aja kan?


"Udah makan?"

Eunseo menganggukkan kepalanya, membuat Juyeon refleks mengangkat tangan kanannya untuk mengelus rambut gadis itu dengan lembut.

"Kamu cantik banget hari ini."

Bukannya mengucapkan terima kasih atas pujian yang dilontarkan Juyeon, Eunseo malah menatap pemuda itu dengan sebelah alis terangkat.

"Kamu lagi laper ya? Makanya ngomongnya ngelantur gitu."

Mendengar ucapan Eunseo, Juyeon tertawa keras. Hal itupun membuat gadis itu kembali mengangkat sebelah alisnya.

"Kok ketawa? Emang ada yang lucu?"

"Ada." Juyeon mengangguk. "Yang lucu itu kamu. Saya muji kamu tapi kamu malah ngira saya laper. Hadeh."


"Kamu cantik banget hari ini."

"Yang lucu itu kamu."

Haduh Juyeon, kamu lagi berjuang melawan penyakit kamu tapi masih bisa buat jantung aku deg-degan ngga karuan.


"Ma-makasih kalo gitu."

Juyeon tersenyum lebar. "Sama-sama, Eunseo."

Sesaat kemudian, keheningan menyelimuti mereka. Juyeon kembali menonton pertandingan basket, sedangkan Eunseo diam-diam memperhatikan wajah Juyeon yang terlihat begitu sempurna dari samping.


Kalo ketemu sama Mama kamu, aku mau nanya satu hal.

Beliau waktu hamil kamu makan apa sih sampai bisa ngelahirin anak seganteng dan nyaris sempurna kayak kamu?

Abis nanya dan dapet jawabannya, aku mau praktekin pas aku udah menikah nanti.

Tapi, apa aku bisa nikah?


"Kamu tadi makan-dih kamu malah bengong."

Juyeon tersenyum tipis, kemudian ia menggoyang-goyangkan tangan kanannya tepat didepan wajah Eunseo.

"Eh?" Eunseo kembali tersadar dari lamunannya. "Kamu ngomong apa tadi? Maaf aku gak denger, kamu ganteng banget soalnya."

Tentu saja respon Eunseo membuat Juyeon benar-benar tidak dapat menahan tawanya.


ADUH AKU BEGO BANGET KENAPA BISA TERANG-TERANGAN MUJI KAMU GANTENG :(((

Tapi ngomong-ngomong, ketawa
kamu manis banget, jauh lebih manis dari air tebu lima ribuan yang suka Youngjae beli abis lari pagi.


"Ya ampun Eunseo. Ada aja tingkah atau omongan kamu yang bikin saya ketawa." Juyeon mengusap matanya yang sedikit berair. "Saya nanya, kamu tadi makan apa?"

"Mmm, aku cuma makan roti aja."

Juyeon menganggukkan kepalanya. Tangan kanannya sibuk merogoh sebuah kantong plastik hitam yang ada disebelahnya, lalu laki-laki itu menyodorkan satu kotak susu coklat.

"Nih buat kamu," ucap Juyeon. "Susu ini punya Jungwoo sih, tapi gapapa. Nanti saya gantiin."



Aku ngga pernah nyangka bisa sedeket ini sama kamu.

Dan aku ngga henti-hentinya bersyukur sama Tuhan karena aku bisa ketemu, bisa jatuh cinta sama cowok baik kayak kamu sebelum aku pergi.

Makasih banyak ya, Juyeon. Aku sayang kamu.

High School Crush ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang