Am i Pregnant?

982 88 9
                                    


Aku terbangun saat merasakan matahari mulai muncul dari celah-celah tirai jendela , aku masih sangat berharaf kalau kejadian semalam hanya mimpiku saja. Saat aku merasakan tubuhku tidak menggenakan apa –apa diadalam nya dan ada tangan yang memelukku dari belakanng dengan keadaan yang sama sepertiku tidak menggenakan apa apa. Itu sudah cukup membuktikan kalau apa yang trejadi semalam bukan mimpi.

Perlahan air mataku mulai menetes, saat bayangan kedua orang tuaku mulai memenuhi pikiran ku. Aku sudah mengecewakannya. Aku sangat murahan sekali. Bahkan menyalahkan Al pun aku tidak berani, karena aku juga ikut andil melakukannya. Dengan perlahan aku menggeser tangan Al yang menbuatnya sedikit menggeliat. Air mataku semakin deras saat aku lihat darah di sprei Al, aku sudah tidak perawan lagi. Penjelasan seperti apa nanti yang kuakatakan pada suami ku kelak. Aku mengambil pakaianku dan menggunakan lalu pergi tanpa repot-repot membangunkan Al.

Semenjak sat itu aku selalu menghindari Al, saat duduk dikelas aku selalu mengambil tempat duduk yang lumayan jauh dari nya. Sudah satu mingu ini aku tak pernah lagi ikut nogkrong sama mereka.

"yuki" aku berhenti saat kusadari seseorang memangilku, aku yakin itu Steven

"kenapa Step"

"kenapa kau selalu menghindar ki, udah satu minggu kau gak ada ikut sama kita nongkrong, ada masalah apasih?"

"permisi kak" kata seseorang yang datang berkelompok karena kami sekarang berdiri di koridor, sepontan kami minggir.

"ngomong di situ aja yok ki" kata Steven sambil menuduh tempat duduk yang kosong , aku mengikuti Steven. Aku masih diam tanpa menjawab pertanyaan Steven yang sempat di lupakan tadi

"ada masalah apa sih yuki?"

"gak papa kok, aku pengen lebih fokus ke kuliah aja" kataku berbohong

"aku rasa ini terlalu mendadak, apa sih yang terjadi sama kamu dan Al malam itu" kata Steven penuh selidik aku sedikit terkejut dengan pernyataanya " soal nya aku nanya Al juga kayak acuh gak acuh gitu jawabannya"

Hatiku seketika langsung sakit, mendengar penuturan Steven yah aku tau dia sama sekali gak cinta sama aku, tapi setidak nya dia harus sedikit merasa bersalah dalam hatinya karena telah menghancurkan masa depanku, atau meminta maaf karena dia hilaf malam itu.

"ki"

"eh Step, mungkin dia ada masalah kalik sama pacarnya, gak usah terlalu dipikirin kalik, gak ada apa apa kok diantara kami. Aku hanya ingin lebih fokus belajar sekarang Step. Maaf ya kayaknya aku gak bisa gabung lagi deh"

"kenapa gak bisa gabung ki, kalau fokus kuliah emang gak boleh punya teman yaa. Apa kami mengganggu kamu"

"gak gitu sih Step, cumaa...."

"Cuma apa ki, kamu tiba-tiba kayak gini pasti punya alasan, kan"

"alasannya Cuma , pengen lebih fokus aja sih"

"jangan bohong ki, kita udah bersahabat dari semester 1. Apa kamu gk menganggap kita-kita ini sahabat mu"

"Step bukan kayak gitu, tapi..." aku menggantungkan kalimatku

"kalau kamu belum siap untuk cerita, aku tunggu ki. Yang jelas aku gak mau persahabatan kita hancur" dia beranjak untuk meninggalkan aku

Maafin aku step, aku belum siap

******

Tringgg tring alarm ku berbunyi,

Denga terpaksa aku bangun dan segera bergegas untuk pergi kekampus, setelah semuanya selesai aku keluar dari kosan, aku terkejut kulihat motor yang aku kenali terparkir disana tapi aku masih belum yakin karna ada gerbang menghalangi pengelihatanku aku mulai mendekat untuk memastikan. Aku lihat Al berdiri didekat motornya.

Cinta Untuk YukiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang