Halllo saya back lagi.....
maaf ya guys lama update...
happy readig
hope you like it
"disini aja step" kataku mengambil barang belanjaan ditangan steven tapi tidak sengaja tangan ku menyentuh tangannya yang membuat kami beradu pandang..
.
.
.
"ekhemm" tiba-tiba Al datang dan dengan secepat tenaga aku menarik tanganku.
Untung tangan Steven masih betah memegang kantung belanjaanku. Kalau enggak mungkin telur yang kubeli tadi bisa pecah semua.
Tapi bukan itu yang menjadi kekawatiranku, sekarang Al benar-benar menatapku tajam, ini bukan sedikit lagi tapi tatapannya udah tajam.
Kulihat juga wajah steven menunjukkan kekawatiran
"Al... ka."
"mau minum apa Step" Al memotong ucapan Steven dan dengan sedikit senyuman, tapi aura marah masih ada disana.
"minum apa aja boleh Al, yaudah aku kedepan duluan yaa" sebelum steven berlalu dia masih sempat memandangku.
Entah kenapa suasana didapur ini tiba-tiba menjadi panas, kulihat Al masih menatapku tajam. Aku juga gak bisa berkata apa-apa karena tatapan Al.
Dengan tanpa bicara apa-apa dia pergi meninggalkanku dan kembali ke ruang depan.
Aku melentakkan belanjaanku di meja, lalu membuka kulkas untuk mencari minuman yang bisa diminum mereka. tapi aku tidak apa yang mereka suka, jadi aku kembali ke depan untuk menanyakan apa yang mereka suka.
Aku kaget dengan suasana depan juga tiba-tiba jadi kaku gini, kulihat verel kebingungan sedangkan steven dan Al masih berkutat dengan pemikiran mereka masing-masing. Verel memberiku signal seperti mengatakan mereka kenapa?
Aku hanya menggeleng kepala ku .
"guyss, kelen mo minum apa?" tanyaku untuk membunuh suasana kaku ini.
"mandi aja ki, panas nih" jawab verel
"Klen mo minum apa" tanyaku sama Steven dan Al.
Al hanya menatapku
"mandi aja lah ki, nanti kamu capek lagi kalau buat minumnya beda-beda" kata steven akhirnya
"aku gpp kali step, klen kan ta.."
"kamu kenapa peduli, dia capek atau enggak"
Kata-kata yang keluar dari mulut Al membuat suasana yang tadinya panas menjadi semakin tambah panas. Ditambah lagi Al menatap Steven dengan tatapan yang tidak bisa dibilang lembut.
Seketika suasana menjadi hening, aku dan Verel saling menatap, sedangkan steven balas menatap Al.
"karena Yuki itu sahabatku, jadi wajar dong aku peduli"
Al menatap tajam Steven , bibir ujung Al terangkat sedikit.
"sahabat, ada batasnya"
"aku tau batasku Al"
"kamu yakin"
"aku..."
"udah-udah... klen kenapa sih. Tadi niatnya kesini mau main-main, mau fun. Ini kok malah adu mulut sama adu tatapan gitu sih. Ahhh... kalau tau gini mending main futsal aja tadi" unek-unek Verel
KAMU SEDANG MEMBACA
Cinta Untuk Yuki
FanfictionApa yang akan dilakukan Al dengan gadis (Yuki) yang dia sudah renggut mahkotanya, ditambah lagi gadis itu saat ini tengah mengandung anaknya. jangan tanyakan siapa gadis itu, karena gadis itu adalah sahabatnya sendiri. tidak tau apa yang saat itu d...