am pregnant.

917 85 6
                                    


Happy reading guys

Hope you like it


Hari ini adalah hari yang dijanjikan stevan utuk menemaniku ke dokter, aku bersyukur punya teman sebaik Steven. Hp ku bergetar dan kulihat chat dari Steven 'aku sudah digerbang' begitulah pesan singkatnya

Aku membuka gerbang di kosku, aku sangat terkejut karena bukan Steven yang kudapati disana, tapi AL...

Mau ngapain dia.

Muka Al kenapa, kok babak belur gitu.

apa mungkin Stepen?

"Al, kamu ngapai disini?" tanyaku

"menurut kamu"

"aku gak tau Al, makanya aku tanya?"

Dia diam sejenak "mau ngantar kamu?" katanya sedikit ketus

Dia memberiku helm dan menstater motor cbr nya. Aku masih belum naik dan hanya memegang helm yang diberikannya.

"ayok naik" katanya tanpa menoleh padaku

"kalau kamu gk ikhlas gak usah Al, aku bisa sendiri kok"

Dia menatapku datar "y audah siniin helmnya" lalu dia pergi begitu saja, hatiku teriris.

Aku sebenarnya ragu untuk cek ke dokter, apalagi aku sendiri. Aku yakin pasti Stepen yang suruh Al untuk mengantarku.

Aku masih berdiri diam memperhatikan Al yang semakin lama semakin jauh, aku tau kalau aku gk ada artinya buat dia. Entah kenapa memikirkannya membuat hati sesak. Sungguh malang sekali nasibku.

Aku hendak kembali ke kosan, entah kenapa aku ingin sekali menangis. Beban yang tadi pagi mulai berkurang kini kurasa semakin berat.

Aku menghentikan langkahku saat kudengar suara motor yang begitu kukenali, aku memalingkan wajah dan kulihat Al sudah menunggu disana.

Aku berbalik menghapirinya

"kenapa lagi Al" tanyaku, hatiku sedikit legah karena kulihat Al kembali datang.

"ki ayok naik" katanya sedikit lebih lembut dari yang tadi.

"ayok naik" ulangnya

Aku mendekat kearahnya dan menerima helm yang disodor kannya padaku, lalu aku naik keatas motor gede nya .

.

.

.

Aku masih berdiam diri di tempat saat kami sudah sampai di klinik kandungan, kulihat Al berusahan memarkirkan motornya karena sudah banyak motor yang terparkir disana. Dia sudah berjalan mendahului ku dan berhenti ketika dirasanya aku tidak berjalan mengikutinya.

"ayokkk" katanya

Ritme jantungku berdetak semakin cepat disertai dengan rasa ketakutanku yang semakin besar, bagaimana jika aku benar-benar hamil, apa yang harus aku lakukan?.

"yuki"

"aku takut Al"

Al menggaruk kepalannya "jadi gimana?, gak jadi" jawabnya

Aku diam

Al menarik pergelangan tanganku untuk memasuki klinik itu, karena tidak ada juga respon dariku.

Aku menahan diriku "Al aku takut"

Dia berhenti "kamu takut kenapa?"

"aku takut Al kalau aku benar-benar hamil, terus aku juga malu melihat pandangan orang lain nanti padaku"

Cinta Untuk YukiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang