Akan tiba masanya nonton (hampir) nggak sendiri.
-Anggita Bhoomi
Aku mengintip sesekali kearah luar gedung perkantoran, langit mendung, udara terasa sedikit panas, aku mengernyit memandang AC kantorku yang sudah lebih dari sebulan tidak aku nyalakan. Aku memang lebih suka udara alami yang diantar langsung dari dua jendela yang sengaja aku buka lebar-lebar. Menurut prakiraan cuaca, minggu ini harusnya musim hujan sudah tiba. Kalau melihat cuaca seperti ini, sepertinya prediksi itu benar. Aku duduk di tepi sofa lebar yang sejajar dengan jendela officeku. Alih-alih memikirkan strategi market research klien bulan depan, aku malah memikirkan cuaca. Yaelah, penting banget ya Nggi ...
Smartphoneku bergetar, ada pesan masuk. Aku mengernyit membaca pesan Rangga, lalu sedikit mengintip jam di smartphone. Masih jam 4 sih, tumben banget ini anak ngechat...
Arrangga Putra : "Lembur?"
Anggita Bhoomi : "Nggak. Why?"
Arrangga Putra : "Ngopi yuk"
Anggita Bhoomi : "Tumben amat lu ngajakin, biasanya juga lu datang kalo lagi galau aja"
Arrangga Putra : "hahaha bgst :)"
Anggita Bhoomi : "dih kasar :)"
Arrangga Putra : "Yuk lah ngopi daripada galau liat jendela muluk"
Aku tertawa membaca pesan Rangga, bahkan sahabatku ini bisa menebak kebiasaanku jam segini di kantor.
Anggita Bhoomi : "Report belum lese nih, sini deh bantuin gue"
Arrangga Putra : "Lu kan competitor gue, ogah bgt"
Anggita Bhoomi : "Bgst"
Arrangga Putra : "Yaaa ntr gue bantuin, yg lebih penting skrg bukan bisnis dan klien. Tapi prospek. Buat lu :)))"
Prospek? Buat aku? Aku memutar bola mata. Aku mengerti maksud Rangga.
Anggita Bhoomi : "Nggak penting lagi buat gue"
Arrangga Putra : "Mulai deh lu, inget umur"
Anggita Bhoomi : "haha gue masih 24 woi, ngga tua2 amat. Karir first. Cowok blkgan."
Arrangga Putra : "Cuih jijik lu, minggu lalu aja lu curhat blg kesepian, skrg sok2 tegar"
Aku terkekeh membaca pesan Rangga. Rangga sahabatku sejak masuk dunia kerja, kedekatan kami berawal dari persaingan bisnis di bidang hospitality, namun sekarang kami malah sering berdiskusi dan saling membantu. Business is business. Friendship more than that. Aku mengenal Rangga di acara Table Top Hospitality Business Partner sekitar dua tahun lalu. Office kami berada di kawasan yang berdekatan sehingga memungkinkan kami untuk saling bertemu.
Namun tiga bulan belakangan ini Rangga menjadi ... entah membantu atau tidak. Pada intinya dia berusaha untuk mengenalkanku ke banyak teman pria yang ia miliki. Cukup setahun lu jomblo, Ngi. Begitu katanya. Padahal dirinya sendiri mengalami problem relationship putus nyambung dengan pacarnya dua tahun belakangan.
Bulan ini menjadi fase Rangga semakin ekstrim memperkenalkanku pada banyak pria. Mulai dari sekadar memberikan foto, akun social media, sampai dengan sengaja mengajakku ke event hospitality untuk sekadar 'memperkenalkan' aku kepada koleganya. Tuhan emang nunjuk gue untuk bantu membesarkan circle friends lu, begitu kata Rangga sambil lalu.
YOU ARE READING
BINTANG & BHOOMI
Chick-LitA stroy by Hariwindaty Purwa. Anggita Bhoomi berpijak pada sesuatu yang dia anggap memiliki garis jelas. Ia tak akan keluar dari batas itu, namun ia lupa dikelilingi oleh grafitasi yang berusaha menarik ia keluar dari batas yang ia buat.