cinta Levi

3.1K 77 31
                                    

Guys.. karakter dalam cerita ini diambil dari Attack on Tittan dan cerita ini hanya fansfiction..
.
.
.
______________________________________

Bisa bernafas seperti biasa, Levi sudah bersyukur

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Bisa bernafas seperti biasa, Levi sudah bersyukur. Langit biru yang menawan dan danau yang merefleksikannya membuat ia nyaman menatapnya.

Levi memejamkan matanya sesaat, teringat kilasan senyum gadis berambut hitam itu, senyum yang bukan untuknya.

Levi membuka matanya merasakan sakit didadanya. Mengingat senyum itu bukan membuatnya bahagia seperti dahulu memandangnya, malah sebaliknya.

Levi merutuki dirinya, merutuki masa lalunya. Ketenangan yang disajikan alam didepannya ini sudah tak sejernih saat awal ia datang pagi tadi, dikarenakan perasaannya yang berubah kalut.

Ia tau ia bodoh, perasaan yang tak pernah ia sampaikan, kepedulian yang tak pernah dimengerti orang yang menerimanya.

Tuhan..

Levi berdiri dari kursinya, berjalan mendekati danau..

kau menghukumku begitu keras..

Kesepianku yang tidak pernah ada batasnya ini benar-benar membuatku jengah.

Tapi apa yang Levi bisa lakukan?.. Jika takdir tidak pernah mengatakan 'ya' pada perasaan yang ia dapati ini meski begitu nyata adanya.

Levi tau persis gadis itu tidak akan pernah mau berpaling kearahnya.

Levi tersenyum getir, wajahnya yang keras itu semakin terlihat menyakitkan.

Hufff

Levi menarik nafas, "aku tidak tahu ternyata bernafas bisa sesakit ini.." gumamnya miris

Lagi lagi.. Levi mengulang terus perasaan yang terus menyakitinya itu. Seakan sehari tanpa rasa itu serasa ada yang tidak lengkap.

Entah bagaimana ia mulai menikmati sakit ini. Apa dia sudah mulai gila??

"Haichou.." suara itu mendengung di telinganya

"Haichou..?" Levi menoleh seakan tersadar, suara gadis berambut hitam itu hilang tergantikan suara orang lain

"Ah ternyata benar" Historia tersenyum
"are you alright?" Karena Levi terlihat pucat

"Ya" ucap Levi berat.

Historia tak berkata apa apa lagi, dia hanya duduk disamping Levi tak bertanya lagi dan memandang danau didepannya.

Sejam historia dan Levi tanpa suara, mereka tenggelam dalam pikiran masing-masing.

Lalu Historia berdiri, "aku duluan captain.." gadis pirang itu pergi.

Langkah pelannya bergerak bagai ritme angin dan hilang diantara pepohonan.

Levi And His LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang