Seoul, 18 Oktober 2018.
Hasil seleksi Universitas Bighit akan di umumkan tepat pukul 15.00 KST. Jantung Taehyung berdebar kencang dari biasanya, 5 menit lagi adalah penentuan dia lulus atau tidaknya menjadi salah satu mahasiswa di Universitas Bighit.
Jemari kanannya menutup mata dan jemari kirinya menekan tombol "enter" pada laptopnya. Taehyung membuang nafas kasar mengurangi rasa gugup, membuka matanya perlahan dan mengintip dari celah jemarinya.
Begitu bahagia saat membaca sebuah kalimat, "Selamat! Anda dinyatakan lulus seleksi tertulis Universitas Bighit - Fakultas MIPA, Jurusan Biologi"
.
Taehyung memeluk erat leher Jimin. "Hei Jim. Lihat! Aku diterima. Walaupun berbeda jurusan, kita tetap di Universitas yang sama"
Jimin melepas paksa tangan Taehyung yang mengait di lehernya. "Aku tahu. Mengapa kamu begitu bergembira? Aku rasa bukan karena kita masuk di Universitas yang sama, tapi karena dia kan?"
Taehyung tersenyum lebar tanda bahwa dirinya saat ini begitu bahagia.
Jimin menggaruk tengkuk lehernya. "Berapa lama kamu tak bertemu dengannya?"
"Lebih dari setahun."
Jimin menggoda Taehyung "Sebentar lagi kamu akan melihatnya, Tae.. Dia pasti tambah tampan dan aku yakin kamu akan semakin mencintainya"
Taehyung berdeham menanggapi.
"Apa sekarang kamu begitu bahagia?"
"Tidak juga"
Jimin tertawa. "Sungguh? Sungguh tidak bahagia?"
Taehyung terkekeh malu "Yak!! Berhenti menggodaku Park Jimin!! Tentu saja aku sangat bahagia!! Sangking bahagianya aku ingin terbang ke khayangan!!"
"Dengan IQku yang tidak seberapa, susah sekali untuk masuk ke Universitas Bighit ini. Tapi aku berusaha sekuat tenaga. Semua kulakukan demi melihat dirinya" lanjut Taehyung, "Aku benar-benar hebat kan?!"
"Demi dirinya? Meskipun ia tak pernah melihat dirimu bahkan menyapamu?"
Perkataan Jimin menohok hati Taehyung membuat dirinya terdiam, "Baiklah.. kamu hebat! Mungkin dia tidak akan mengabaikan dirimu kali ini" sambung Jimin
"..."
"Sudah cukup lama juga kamu menyukainya Tae, bahkan aku sudah memiliki 12 pacar saat itu. Terkadang aku berfikir, bahwa dirimu tidak bisa dan tidak akan pernah mau mencoba untuk menyukai orang lain. Tapi kalau begitu, semoga kamu berhasil mendapatkan cintamu. Aku akan membantumu, Tae!"
Taehyung menatap Jimin malas, "Membantu katanya? Sedangkan setiap hari kerjaannya hanya mengusiliku saja."
"Aku serius. Bagaimana?" Taehyung hanya mengedikkan bahunya acuh.
—-
Taehyung memilih untuk menetap di asrama yang telah disediakan Bighit. Tujuannya masih sama, untuk bertemu dan menarik perhatian kakak kelas kesayangannya. Kebetulan mereka hanya berbeda 2 lantai saja.
"Semua barang dan keperluan sudah ada di kamar anda, tuan"
"Terimakasih paman" Taehyung tersenyum simpul pada pelayannya.
"Apa adalagi yang perlu saya bantu?" Taehyung menggelengkan kepalanya, "Baiklah, jangan lupa telfon ayahmu tuan muda"
"Baik paman. Hati-hati dijalan"
.
Saat hendak masuk ke asrama, mata tajam Taehyung melihat sosok tampan senior yang begitu dicintainya sedari SMA. Jeon Jungkook, pemuda tampan Fakultas Kedokteran, kapten basket, badan tinggi menjulang, dan memiliki gigi kelinci yang membuatnya terlihat sedikit cute.