"Bukannya sudah lama kita tidak bertemu?" sapa pria bertubuh cukup tinggi yang mengenakan kemeja abu-abu sambil melonggarkan dasi yang ia kenakan setelah keluar dari ruang pertemuan sebuah hotel berbintang pada Raka.
Raka yang tadinya hendak keluar dengan santai diekori Zizi, menoleh sambil tersenyum melihat sahabat yang memang sudah cukup lama tidak bertemu, "woah, Denis aku tadi ingin menyapa duluan tapi aku lupa,"
Denis membalas ucapan Raka dengan tampang meledek, "omong kosong, bukan Raka namanya jika dia yang akan menyapa duluan,"
"Kamu mengenalku dengan baik," jawab Raka seraya menginjak kaki Denis santai.
"Sial! Aku baru membeli sepatu ini di Belanda brengsek!" maki Denis mendorong Raka untuk menjauhi sepatu kulitnya yang mengkilap.
"Astaga," dengan cepat Zizi mundur karena kaget dan Raka yang hampir menabraknya karena dorongan Denis.
"Wah siapa ini?" Denis menyadari kehadiran Zizi dengan menggeser Raka dari hadapan Zizi.
Zizi hanya tersenyum kecil untuk menyapa Denis dengan sopan.
"Sekretarisku," jawab Raka pendek.
"Bukankah kamu malas membawa sekretaris jika sedang ada urusan kerja ke luar kota? Kamu mengikuti saranku??"
"Setelah dipikir-pikir aku butuh juga, belakangan aku sering melupakan banyak hal, aku tidak ingin kerjaanku hancur karena itu. Lagian dia sepertinya tidak menyusahkan dan mau dibawa-bawa,"
Jawaban Raka membuat mata Zizi terbelalak, 'mau dibawa-bawa!?' Memangnya siapa yang mau? Dan pemilihan katanya benar-benar membuat Zizi kesal. Memangnya dia barang bisa dibawa-bawa?
"Tapi dia bukan sekretarismu yang kemarin aku lihat kan? Kemana sekretaris yang sebelumnya? Bukankah kamu yang bilang dia hebat?"
Wajah Raka berubah malas mendengar pertanyaan Denis, "dia akan menikah dan kamu tahu apa? Dia sudah hamil, benar-benar..., aku tidak bisa percaya,"
"Benarkah? Bukankah syarat menjadi sekretarismu tidak boleh pacaran? Artinya kamu belum membuat dia super sibuk hingga masih sempat membuat anak," Denis terkekeh.
"Aku benar-benar merasa dikhianati, aku tidak melarangnya pacaran tapi tidak sampai sejauh itu. Saat dia sudah hamil, punya suami apalagi punya anak, bagaimana caranya dia bekerja dengan baik untukku? Sialnya dia memberi tahuku secara mendadak dan harus mencari penggantinya secepat mungkin," omel Raka kembali kesal dengan perlakuan mantan sekretarisnya yang lalu.
Denis masih tertawa sambil kini melirik Zizi, "kamu sudah dengarkan? Bosmu ini paling benci dibohongi, ditipu apalagi dikhianati, setia lah bekerja padanya, dia akan loyal padamu,"
Zizi diam-diam keringat dingin mendengar percakapan Raka dan Denis. Ia hanya bisa mengangguk kaku mendapatkan wejangan dari Denis.
"Ngomong-ngomong siapa namamu? Perkenalkan namaku Denis,"
"Saya Zizi pak," dengan kaku Zizi menyambut jabat tangan Denis.
"Jangan panggil pak, panggil Denis saja, kamu manis sekali," Denis gemas sendiri sedari tadi memperhatikan gerak-gerik Zizi yang terkesan kaku, "dan kenapa tanganmu dingin sekali?"
"Oh, itu anu pak, eh maksudnya, mungkin AC di dalam terlalu dingin," Zizi tergagap.
Denis mengerutkan dahinya heran, "sekretarismu manis sekali, dia masih jomblo kan?" kini Denis menyikut Raka.
"Tanya saja sendiri," balas Raka malas.
Denis hanya tertawa, "jika jodoh kita akan bertemu lagi. Kalau begitu aku pergi dulu, sampai jumpa," pamit Denis pada Raka dan Zizi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sweet Mom
Romance(Complete) Zivana Prissy, atau panggil saja Zizi. Baru saja mendapatkan pekerjaan menjadi sekretaris disebuah perusahaan yang cukup besar, tidak penting sebenarnya seberapa besar perusahaan tempatnya bekerja, yang penting gajinya cukup menghidupi d...