" De, lah yah ini turun dong, mamah udah masakin juga " semua nya menunggu Qeral turun.
Garvin sibuk mundar- mandir tepat di ujung tangga. Menunggu manusia yang pernah ia kecewakan untuk turun makan bersama.
Sebenarnya sih niat Garvin muncul lagi di hidup Qeral buat memperbaiki masa lalu. Tapi apa iya semudah itu buat minta maaf.
" Mau di kata apa gua nanti? " ucap Garvin sewaktu-waktu dia bicara sendiri di kaca rumah nya, " Dikata hati Qeral boneka kali, yang bisa gua kasih ke si Dini "
Dini? Adik kecil nya Garvin. Masih umur 2 Tahun. Imut, enggak amit-amit plus enggak nyakitin whe he he he he he....
Authorrr, aduh jahat nihh, gua di kasih karma apa gimana ini? Asuu :v
" Iya mahh, iya.. " langkah kaki Qeral malas, tambah malas lagi melihat yang berada di ujung tangga.
" Senyum dong lo, jadi manusia kayak mayat hidup " komen Garvin saat Qeral semakin dekat.
" Ogah ?? "
" Nih, gua senyumin deh.. " Garvin melebarkan senyumnya. Masa bodo, Qeral bukan Alena yang gampang meleleh.
" Oh " ujar Qeral singkat, jelas, padat, rumit, absurd, aduh segalanya pokok nya.
Dan dengan segala kejadian yang terjadi pada masa lalu. Qeral benci Garvin. Demi apapun, semua rasa sakit kecewa, terus menjalar tanpa henti.
" Eh Jevon " sapa Alena manis.
Geli.
Jevon tersenyum, mengintruksikan Alena untuk duduk di samping diri nya. Emang bener-bener bucin :')
" Lu jangan bucin kenapa sih kak, " risih Qeral melihat tingkah laku Jevon.
" Biarin kenapa sih, kamu sirik aja " sahut mama membela.
" Apaan sih mah? "
" Makanya, bucin bareng gua ya Ral? "
" Ogahh !!! " Qeral geram, segera menghabiskan makanan nya lalu pergi meninggalkan meja makan.
Garvin melongo, melihat Qeral pergi begitu saja. Makan bersama yang singkat. Mama mengusap kepala Garvin pelan, berusaha menyabari Garvin, calon masa depan nya Qeral yang selalu dapat penolakan tiap hari.
Good.
KAMU SEDANG MEMBACA
throwback
RomanceEnggak tau mau pamit atau mau lanjut? mau lanjut udah sakit, enggak lanjut masih suka rindu. -qeraldine gracia