29| Menjadi Perisai

1.2K 73 12
                                    

• • • KATA • • •

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

• • • KATA • •

Datang sendirian dan bertentangan dengan bahaya itu sudah menjadi makanan sehari-hari untuk Karel. Ia tak terkejut kalau banyak yang mengincar nyawanya, tapi kali ini musuhnya itu sudah kelewat batas dengan memanfaatkan orang lain. Itu pun seorang gadis lugu yang tak tau apa-apa.

Karel menambah kecepatan motornya, ia tak peduli dengan Devan serta Gilang yang menyerukan namanya dengan kendaraan mereka masing-masing, di belakang. Di pikirannya kini cuman satu, menemukan Tiara.

"Tiara, tunggu gue," gumamnya masih dengan pandangan lurus.

"Sial! Kenapa ini bisa macet!"

Karel segera memutar arah, menuju tempat yang tiba-tiba terlintas dipikirannya. Alexa! Ternyata peringatan yang ia layangkan pada cewek itu melalui Gilang tak mempan, sekarang malah dia bekerja sama dengan orang tak dikenal menjebaknya. Benar-benar gila, apakah hanya karena hal semacam itu dia bisa melakukan hal ini?

"Karel!" teriak Gilang, "Van, ini Karel mau ke mana, sih? Dia sama sekali nggak bilang sama kita!"

Devan berpikir disela-sela tatapannya ke sekitar. "Gue tau Karel mau ke mana?!"

Mungkin karena angin yang begitu kencang, Gilang kesulitan mendengar ucapan Devan. Cowok itu sudah beberapa meter di depannya. Gilang berdecak, kedua saudara itu kompak kalau berkaitan dengan masalah seperti ini. Sementara itu, Davi tak bersama mereka. Cowok itu pergi menghubungi polisi, sehingga hanya Gilang dan Devan yang ikut.

Karel sudah sangat jauh di depan, kalau melambat sedikit saja, mereka bisa kehilangan jejak cowok itu.

Ckittt...

"Siapa kalian?"

Dua orang bertopeng menghadang keduanya. Devan menatap geram mereka, ini sudah pasti direncanakan karena hanya Karel yang dibiarkan lewat.

"Sebaiknya kalian pergi dari sini!" seru salah satu di antara mereka.

"Heh, siapa yang nyuruh lo bedua? Dia mau jadi pengecut dengan jebakan murahan kayak gini."

Karel sedikit lagi sampai ke tempat yang ingin dituju. Instingnya mengatakan kalau inisial tempat yang diberikan di ujung note itu adalah betul tempat ini. Pandangan Karel mengedar, hingga matanya menangkap seorang cewek yang tengah berdiri beberapa langkah darinya.

"Hai Karel!"

"Mana Tiara?!"

Alexa tersenyum miring. Ia teringat akan ancaman Karel waktu itu.

"Segitu pedulinya lo sama cewek kutu buku itu? Heran gue sama lo, padahal dia nggak cantik, tapi demi dia lo rela-relain masuk jebakan kek gini," sinis Alexa.

"Gue nggak ada waktu dengerin omong kosong lo! Cepet bilang di mana Tiara."

"Eits, sabar Karellio, di sini lo yang butuh gue, kalau lo mau cewek itu baik-baik aja, jangan bertindak hal yang bikin mood gue buruk."

KATA | Karel Tiara✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang