EPILOG

287 13 8
                                    

Soundtrack🎼
Terlukis Indah - Rizky Febian & Ziva Magnolya

Pagi hari di tempat yang sama, Tiara menulis sesuatu di buku birunya. Cewek itu tampak tak terganggu dengan keadaan sekitar yang bising. Entalah, ia sendiri tak tau tempat tenangnya itu kenapa bisa begitu ramai sekarang. Padahal dulu, orang-orang menilai taman ini tak bagus untuk tempat tongkrongan.

Ukiran senyum di bibir Tuara terbentuk, sungguh tak terasa sudah lewat tiga minggu setelah kejadian itu, tak ada masalah lagi yang terjadi, hidup Tiara seolah kembali normal. Hanya saja Karel ...

Tiara harus menghela napas berulangkali karena cowok itu.

"Buku gue!" Tiara langsung berdiri menatap seseorang yang kini tersenyum jahil sambil mengangkat bukunya tinggi-tinggi.

"Lo sekali ini aja jangan ganggu gue."

Cowok itu menggeleng.

"Nggak bisa."

"Van!"

Devan masih setia mengangkat buku Tiara, tak mengidahkan mata cewek itu yang memperingatkannya.

"Balikin nggak, gue bilangin sama Ka---"

"Gue di sini."

Karel datang disaat yang tepat, senyum Tiara tercetak sempurna melihat Devan yang langsung menurunkan tangannya.

"Rel, kenapa lo dateng, sih? Lagi serunya nih."

Karel melipat tangannya. "Gue cuman mau nonton kok."

Otak jahil Devan kembali berfungsi, ia kembali mengangkat tangannya sebelum Tiara sempat mengambilnya. Wajah cewek itu menggembung, kali ini Karel sama sekali tak membantunya, ia malah terkesan mendukung perbuatan Devan yang mengerjainya.

Di tengah perubahan wajah Tiara yang tak suka dengan tindakannya, Devan menggaruk tengkuknya, ia sama sekali tak berniat membuat Tiara marah seperti ini. Dari arah belakang, tangan Karel dengan mudahnya mengambil buku di tangan Devan saat ia lengah.

"Rel ... lo---"

Satu jari Karel terangkat ke bibirnya, Karel tanpa kejutan bukanlah dia. Seolah mengerti isi pikiran Karel, Devan lantas mengangguk kemudian menjauh dari sana. Tiara bisa merasakan kalau kini Karel tengah duduk di sebelahnya tapi cewek itu enggan menoleh.

"Kalau mau maki, bilang sama orangnya langsung," ucapnya sambil menyerahkan kembali buku biru Tiara.

"Kan gue---"

"Mau ngelawan?" Kalau Karel sudah memasang wajah datar dan nada dingin, Tiara tak bisa membantahnya lagi. Cewek itu hanya bisa marah-marah dalam hati meskipun ia tau kalau Karel tau apa yang dipikirkannya.

Posisi Karel berubah berjongkok, hal yang membuat Tiara membulatkan matanya dengan perlakuan cowok itu. "Karel lo ngapain kayak gini?"

"Mau minta maaf," ucapnya singkat.

"Tapi nggak usah kayak gini, malu diliatin orang," ucap Tiara sambil melihat ke sekeliling, orang-orang mulai menatapi mereka sekarang

"Nggak peduli, gue bakal kayak gini terus sampe dimaafin."

Tiara membuang napasnya, lalu mengangguk. Karel mengubah posisinya duduk kembali di samping Tiara. Selama beberapa saat keduanya tak berbicara, tapi tanpa menolehpun Tiara sungguh tau kalau cowok itu sedang menatapinya.

"Udah dong jangan liatin gue kayak gitu."

Karel terkekeh mendengarnya, kebiasaan Tiara yang baru adalah saat malu cewek itu akan memegang kalungnya. Kalung berbandul bulan-bintang yang Karel ketahui merupakan pemberian Fani untuknya dulu, ketika mamanya itu mengira dia perempuan saat di kandungan.

Ucapan Karel sama sekali tak merubah pandangannya. Ia ingin terus berlama-lama menatapi wajah polos yang tanpa telah mengubah hidupnya, seorang cewek yang mampu mengubah jalan pikirannya yang terpatok pada dendam masa lalu. Yang membuatnya memilih bertahan meski apapun yang terjadi dikemudian hari. Sosok lemah yang bisa sangat berani, dia yang berhasil menghidupkan kembali impian masa kecilnya.

Meski sekarang hubungannya dengan sang Omah jadi kurang baik, dirinya cukup bahagia dengan anggota keluarganya yang mulai berkumpul, tak ada dendam ataupun perdebatan. Yang ada hanya keharmonisan.

Tiarapun merasakan kebahagiaan yang sama, banyak pengajaran yang ia dapatkan dari kisahnya bersama Karel. Semua seolah membuka matanya lebar-lebar, kalau akan ada titik terang dari semua masalah. Dan Tiara menemukan itu dengan KATA.

📘📘📘

Banyak hal yang aku lalui denganmu

Penuh liku dan membuatku pernah ingin menyerah

Tapi seperti pelangi yang datang setelah hujan

Akan ada masanya kebahagiaan itu muncul

Dan aku mendapatkannya sekarang

Bersamamu dunia seperti berputar di sekelilingku

Kisah kita akan kuukir di setiap relung hatiku

Sebagai tanda kalau aku akan selalu bersamamu

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Apr 23, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

KATA | Karel Tiara✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang