20| Karena Gadis itu

1.8K 90 16
                                    

• • • KATA • • •

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

• • • KATA • • •

"Di sini nih anak! Bener-bener lo, tau nggak kita hampir bonyok sama temen-temennya Devan gara-gara ngira lo ke sana! Malah asik-asikan di sini!"

Tiara meringis melihat Gilang, kening cowok itu sedikit benjol. Tapi kalau memang ia dan Davi menjadi sasaran keroyokan teman-teman Devan, tidak mungkin wajah Davi tetap mulus tanpa noda.

"Lo udah tau kondisi kayak gini tapi lo---"

"Udah Kak, gue nggak mau ribut!" potong Karel dingin.

Davi mendengus, matanya beralih pada Tiara yang tersenyum kaku saat cowok itu menatapnya. "Siapa lo?"

"Em ... gue ...."

"Dia Tiara Kak, cewek yang itu." Tiara meringis kecil, apa semua orang bermasalah padanya? Tadi teman Devan yang berkata seperti ini, sekarang Gilang juga. Davi mengusap rambutnya, andai ia tak menjadi yang paling tua di antara mereka, dirinya tak akan se-frustasi ini, tanggung jawab menjaga adik-adiknya itu kadang membuat dirinya tak bisa tenang.

Karel diam, ia melirik Tiara sekilas sebelum akhirnya menatap ke arah Gilang.

"Pasti lo 'kan yang kasih tau."

Gilang berdecak. "Yaiyalah, lo-nya ilang, Rel pala lo itu belum sembuh bener, sekarang apa coba yang bikin lo nekat keluar?"

Tiara mengigit bibir bawahnya, ia merasa masalah ini timbul karena dirinya. "Maaf, sebenarnya Karel itu---"

"Gue cuman mau kasih pelajaran ke Devan, biar dia nggak terus menerus ganggu kehidupan gue," ucap Karel cepat. Tiara terperangah, bahkan cowok itu tak memberinya kesempatan untuk berbicara.

"Tapi nggak gini caranya!"

"Gue tau--- sstttt, ah!" Davi dengan cepat mendekat, tapi sebelum cowok itu benar-benar menggapainya Karel dengan cepat mengangkat tangan, seolah berkata dirinya tak apa-apa---masih dengan tangan yang memegangi kepala.

"Gue mau balik!" ucap Karel, "kak lo pake mobil 'kan?"

Davi mengangguk.

"Gue bawa motor, lebih baik pake itu aja, nanti biar Gilang pake mobil lo." Gilang menunjuk dirinya sendiri, melihat tatapan Karel ia merasa akan segera dimanfaatkan.

"Okey, mana kunci motor lo biar gue ambil." Davi berlari setelah Karel memberitahu di mana letak motornya. Tiara tak bisa berbicara apa-apa lagi, ia melirik sekilas Karel sebelum akhirnya mengalihkan pandang saat cowok itu menatapnya balik.

Tiara berpikir kalau naik motor bukanlah ide yang baik, apalagi kondisi Karel yang belum memadai. Tadi saja ia masih cemas saat cowok itu memboncengnya kencang sekali. Seolah tau apa yang ada dipikiran Tiara, Karel tersenyum miring.

"Lang, lo anter cewek aneh ini," ucap Karel sambil melempar kunci mobil Davi.

Gilang terperangah, pantas saja ia merasa akan dimanfaatkan. Sudahlah, Gilang mengangguk saja, mau protes tak ada gunanya, lagian cuman mengantar cewek tidaklah susah, tiap hari juga rutinitasnya seperti itu, dengan cewek yang berbeda-beda malah.

KATA | Karel Tiara✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang