Tidak terasa, seminggu lagi Diana, Charles, Bianca dan juga Karsa akan wisuda.
Ini sudah hampir empat bulan setelah kejadian dimana Karsa mengungkapkan perasaannya kepada Diana. Pada saat itu Diana tidak dapat mengontrol dirinya –bahkan ia sampai panik– Diana mengalihkan pembicaraan Karsa walaupun dengan wajah yang merah padam.
Selain karena Diana panik,hal lain yang membuatnya mengalihkan pembicaraannya adalah karena ia tak tahu ingin menjawab seperti apa. Walaupun Karsa adalah tipe ideal Diana,tetap saja Diana tidak ingin mengambil keputusan yang terburu buru.
Diana sempat bercerita kepada Bianca mengenai kejadian kemarin. Reaksi Bianca sama dengan Diana,sama sama panik,speachless,bahkan butuh waktu untuk menanggapi cerita Diana.
Diana tidak pernah memiliki hubungan apapun dengan laki laki, bahkan ini kali pertamanya untuk dekat dengan seorang laki laki. Rasanya baru kali ini Diana mengalami jatuh cinta.
(Tapi belum)
Diana mendengarkan seluruh nasihat yang diberikan oleh Bianca,bahkan Diana sampai mencatatnya. Baru kali ini ia bersemangat mengenai topik 'laki laki'.
Bianca memberi tahu Diana untuk melakukan tes kepada Karsa,hal ini di lakukan untuk memastikan perasaan Karsa,bisa saja Karsa hanya main main dengan ucapannya.
Selama empat bulan ini Diana dan Karsa semakin dekat,mulai dari makan bersama hingga pergi ke kampus bersama. Kadang, ketika mereka tengah mengerjakan tugas akhir mereka, Karsa sering mengerjakannya di apartemen milik Diana, begitu pun sebaliknya.
Mulai dari situ mereka mulai dekat,bahkan Diana yang terbilang cuek dan juga dingin menjadi Diana yang ceria. Wajah datarnya jarang sekali terlihat,yang membuatnya terlihat semakin manis,Dimata Karsa.
"Apakah kita sudah pasti lulus?"tanya Diana kepada Karsa,dengan wajah yang sangat cemas. "Ck! Kau ini kan yang punya kamus ini,mana mungkin kau tidak lulus"jawab Karsa yang kesal dengan pertanyaan yang di lontarkan Diana.
Diana sudah menanyakan hal tersebut lebih dari sepuluh kali hari ini,hal tersebut membuat Karsa harus sabar menghadapi Diana yang terus menerus menanyakan hal yang sama.
Selama empat bulan ini juga, Diana mulai terbuka kepada Karsa. Tetapi ia hanya menceritakan tentang latar belakang keluarganya saja, Diana tidak berani untuk menceritakan tentang masalah keluarganya.
Di bandingkan dengan Diana, Karsa lebih terbuka tentang keluarganya. Dari mulai latar belakang Karsa yang adalah anak dari seorang pemilik perusahaan terbesar kelima di London dan Karsa pun bercerita bahwa karena ayahnya sedang sakit sejak dua tahun lalu, perusahaan ayahnya hampir saja bangkrut, karena tak ada yang menggantikan ayahnya, sesekali ibu Karsa yang menggantikannya.
"Dimana Charles dan juga Bianca?"tanya Karsa sambil menggigit sebuah apel yang ada di tangannya. "Entah, mungkin sebentar lagi akan datang"jawab Diana.
Sudah hampir satu jam Karsa dan juga Diana menunggu kedatangan Charles dan Bianca. Bahkan ponsel mereka tidak satupun yang aktif.
Karsa dan Diana tengah ada di apartemen milik Diana. Selama dua hari ini mereka lebih sering menghabiskan waktu berdua, karena Charles dan Bianca tidak pernah ada di apartemen mereka.
"Apakah kau tau mengenai sesuatu?"tiba tiba Karsa bertanya kepada Diana. "apa?"tanya Diana sambil mengambil boneka beruang milik Karsa yang berada di sofa.
"Tanggal ulang tahun kita berbeda satu hari"ucap Karsa sambil merebut boneka yang ada di pelukan Diana. "Ish! Kau ini,memangnya tau tanggal ulang tahun ku?"Diana lagi lagi merebut kembali boneka beruang yang ada di pelukan Karsa.
"Tentu saja tau,dua hari setelah kita wisuda,bukan?"ucap Karsa sambil menaikkan satu alisnya, meremehkan. Hal ini membuat Karsa dua kali lipat lebih tampan, tentu saja membuat jantung Diana berdetak dengan cepat.
"Dari mana kau mendapatkan informasi itu,hm?"Diana yang mulai penasaran pun mendekatkan wajahnya kepada Karsa sambil memasang wajah yang serius.
"Rahasia"
Karsa mencubit kedua pipi Diana, setelahnya terjadilah kejar kejaran. Tentu saja diantara mereka tidak ada yang ingin mengalah.
🍔🍔🍔
"Apa kau ingin membeli hadiah untuk Diana nanti?"tanya Charles kepada Bianca saat keluar dari sebuah toko pakaian.
"Ah! Hampir saja aku lupa, terima kasih telah mengingatkannya"ucap Bianca sambil menepuk jidatnya. "Apa hanya Diana?"pertanyaan Charles membuat Bianca mengerutkan dahinya.
"Ulang tahun Karsa berbeda satu hari dengan Diana"jelas Charles. "Benarkah? Mereka benar benar di takdir kan bersama"ucap Bianca sambil menggandeng tangan Charles.
"Apa kita tidak terlalu lama meninggalkan Diana dan Karsa di apartemen?"tanya Charles saat Bianca sedang memikirkan hadiah apa yang akan ia berikan untuk kedua sahabat nya itu.
"Tentu saja tidak,biarkan mereka melakukan pendekatan"ucap Bianca sambil tersenyum manis ke arah Charles,dan tentu saja di balas oleh Charles.
Sudah hampir satu jam Charles dan Bianca berkeliling di kota London untuk membelikan hadiah untuk Diana dan Karsa. Kini mereka sedang di perjalanan pulang ke apartemen Diana.
"Kapan kita akan membeli cincinnya?"Bianca bertanya kepada Charles. Charles yang sedang mengemudi pun menengok ke arah Bianca sesaat, "Mungkin besok saja, hari sudah mulai malam"ucap Charles yang di jawab anggukan oleh Bianca.
Rencananya, Bianca, Charles, Karsa dan Diana ingin menonton film di apartemen milik Diana, namun Bianca dan Charles izin keluar untuk membeli makanan ringan sebentar. Faktanya Charles dan Bianca keluar lebih dari dua jam.
Clek!
Pintu apartemen milik Diana terbuka dan menampakkan dua orang yang tega meninggalkan Diana dan Karsa di apartemen.
"Astaga, mereka tertidur"bisik Bianca. "Tak perlu berbisik, mereka berdua tidak akan terbangun"jelas Charles dengan suara biasanya. Bianca mengangguk menanggapi perkataan Charles.
Diana dan Karsa sepertinya sangat kelelahan saat berlarian tadi. Selain itu, mereka juga bermain video game
saat menunggu Bianca dan Charles yang tak kunjung datang. Terakhir, mereka menonton film bergenre romantis—genre film ini membuat Diana maupun Karsa mengantuk— dan tertidur pulas di sofa."Tinggalkan saja mereka. Biar ku antar kau ke apartemen"ucap Charles lalu keluar dari apartemen Diana dan tak lupa menutup kembali pintu apartemennya.
***
KAMU SEDANG MEMBACA
Hopeless
JugendliteraturTerlahir dari keluarga yang kaya raya adalah impian semua orang, tetapi hal tersebut tidak membuat Diana Avichayil seorang anak dari perusahaan terkenal tidak tertarik dengan kekayaan yang dimilikinya. Diana hanya butuh kasih sayang orang tua nya,ya...