•02•

37 8 5
                                    

Karsa memasuki apartemennya. Apartemen dengan nuansa putih dan coklat,tidak banyak barang disini karena Karsa baru pindah apartemen sekitar satu bulan yang lalu.

Karsa duduk di sofa besar yang juga berwarna coklat tua. Ia tak bisa menahan senyumnya saat ponsel dari saku celananya berbunyi,capat cepatnya ia mengangkat telfon tersebut.

"Halo" ucap seseorang dari arah seberang. Suara serak serak basah membuatnya tau topik apa yang akan di bicarakan.

"Ada apa?"

"Bagaimana,kau senang?" Terdengar suara lagi dari arah seberang.

Karsa terkekeh mendengarnya. "Tentu saja, terimakasih banyak"

"Baiklah, jangan lupa simpan nomorku" ucap si penelepon lagi.

"Iya iya, baiklah sudah dulu"

Tut

Lalu telfon itu terputus.

🍔🍔🍔

Diana masuk ke rumah besar yang dulunya ia tinggali tersebut, yang dulunya terdapat satu keluarga yang bahagia. Dan sayangnya sekarang tidak akan ada lagi kebahagiaan tersebut.

"Sedang apa kau disini?"ucap seorang perempuan berambut panjang dan umurnya tak beda jauh dengan Diana.

"Bukan urusanmu"ucap Diana singkat,dan membuat orang yang di depannya tersebut semakin kesal. Diana masuk kedalam ruangan yang cukup luas, tetapi sedikit berdebu karena di ruangan ini jarang ada yang masuk.

Diana mulai mencari barang yang ibunya kirimkan sekitar dua Minggu yang lalu. Buku buku itu akan membantunya untuk menyelesaikan skripsinya nanti.

"Mencari apa kau?"tanya perempuan tadi sambil bersandar di pinggir pintu. Diana menengok ke arah perempuan tersebut dan menatapnya dengan tatapan yang tajam.

Bukannya takut,perempuan tadi hanya mengangkat dagunya seperti menantang Diana. "Oh,kau mencari buku bukumu yang tidak berguna itu ya?"tanyanya lagi.

Mendengar perkataan dari perempuan tersebut Diana pun berdiri dan berjalan perlahan ke arah perempuan yang membuatnya naik darah.

"Kenapa?buku buku tak berguna mu itu sudah aku buang. Lagian kau ini terlahir dari keluarga yang kaya raya, untuk apa kau sekolah dan belajar?"jawabannya.

"Brianna,apa kau tak pernah disekolahkan?"tanya Diana. "Ah! Aku lupa,kau kan tidak lulus saat kau disekolah menengah. Ups! Maaf aku keceplosan"ucap Diana sambil menutup mulutnya dengan sengaja.

Brianna yang kesal dengan sepupu tirinya itu pun ingin menampar Diana, tetapi dengan sigap Diana menepis tangannya dan mencengkeram erat kedua tangan Brianna.

"Mau apa kau?"tanya Diana dengan wajah yang datar. "Ah! Lepaskan aku! Ini sakit!"ucap Brianna yang masih mencoba untuk melepas cengkraman Diana, tetapi tentu saja tidak berhasil.

Akhirnya Diana melepaskan cengkraman tangannya. Brianna yang tergeletak di lantai akibat tenaga Diana yang terlalu kuat pun mengelus kedua tangannya yang memerah.

Diana meninggalkan Brianna dan mencari Christine. Christine adalah orang yang merawat Diana saat orang tuanya sibuk, sebenarnya Christine merawat Diana sejak ia masih kecil.

Perempuan berusia 57 tahun ini telah bekerja bersama keluarga Avich sejak berusia 33 tahun,dimana Diana baru saja di lahirkan. Christine sudah di anggap saudara oleh keluarga Avich,bahkan Diana menganggap nya sebagai ibu keduanya di rumah.

Sebenarnya tidak hanya Christine,dulu banyak sekali orang yang ingin bekerja di keluarga Avich tetapi karena rumah itu terlalu besar, kebanyakan dari mereka tidak sanggup dan keluar.

"Nona sudah sampai?"suara Christine mengejutkan Diana. "astaga! Christine kau membuatku terkejut" ucap Diana sambil mengelus dada nya untuk memastikan jantung nya masih berdetak.

"Maaf"ucap Christine sambil menunduk. "Ah tak apa Christine. Dan tolong jangan memanggilku nona,aku sangat benci panggilan itu"ucap Diana sambil tersenyum ke arah Christine.

"Apa kau mencari paket dari nyonya?"tanya Christine membuka pembicaraan. "Ya, tapi si perempuan jelek itu telah membuangnya"ucap Diana sambil memutar kedua bola matanya.

"Tidak, paket mu sudah aku simpan di kamarmu"ucap Christine yang membuat senyum Diana mengembang. "Terima kasih banyak Chris, aku harap aku bisa mendorong Brianna ke jurang"ucap Diana lalu memeluk Christine sejenak.

Ia mencari paketnya di dalam kamarnya,dan setelah menemukannya Diana langsung pamit kepada Christine.

"Ah,aku lupa. Dimana ayah?"tanya Diana kepada Christine. "Dia masih bekerja di luar kota"ucap Christine yang baru saja selesai membersihkan vas bunga di dekat pintu.

Diana hanya mengangguk lalu benar benar berpamitan dengan Christine,dan dia berjanji akan mengajak Christine jalan jalan jika Diana sudah lulus.

***

HopelessTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang