Cerita ini berlatar belakang pada tahun 2109.
Pada masa itu dunia tengah dilanda tragedi yang sangat mengerikan, yakni wabah virus udara yang disebut "CRYPT". Manusia hampir saja punah akibat tragedi itu, dan yang berhasil selamat dari tragedi itu...
Sebelumnya di New World Of The Universe :Istana tempat Satan berada tiba-tiba gempar. Berita kematian Envy ternyata langsung di ketahui oleh Satan, dan benar-benar membuatnya geram ketika mendengar berita kematian Envy.
"Ku bunuh kau LUCIEL! Sama seperti ayah mu."
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
EVA
Kabar tentang kematian Envy sudah sampai ke istana Satan, bahkan kematian Envy yang sebelumnya tak pernah mereka duga, berhasil membuat semua anak buah Envy geram dan sangat ingin membunuh Luciel. Jangan kan anak buah Envy, bahkan seorang iblis sekelas Satan pun sampai naik darah mendengar kematian salah satu anak buah kesayangan nya itu.
"WRATHHHH!" teriak Satan memanggil Wrath.
Pintu ruangan Satan terbuka, dan muncullah Wrath dengan wujud manusia nya.
"Iya tuan Satan, ada keperluan apa memanggil hamba."
"Kau sudah tahu tentang kabar kematian Envy bukan? Aku memanggil mu untuk membicarakan suatu hal yang sangat penting. Mengenai info yang sebelumnya kau berikan kepada ku, aku sudah memiliki sebuah rencana untuk memburu para anak-anak itu," ujar Satan.
"Baiklah tuan Satan, hamba akan mendengarkan," balas Wrath tertunduk.
"Pergilah ke daratan Yunani, disana kau akan bertemu saudara lama mu, apa kau masih mengingat Avaritia."
"Avaritia? Ahh maksud tuan Greed. Tentu saja aku mengingat dia. Lantas apa rencana tuan menyuruh ku untuk bertemu dengan Greed?" tanya Wrath memastikan rencana tuan nya itu.
"Kau pasti masih ingat, Envy(Invidia) pernah melakukan sebuah kesalahan. Envy sempat jatuh cinta dengan seorang manusia, dan mereka berdua di karuniai seorang anak perempuan. Disana aku menyadari bahwa anak Envy harus ku rawat meskipun itu adalah sebuah hal yang tabu. Dan Greed lah yang aku perintahkan untuk menjaga anak perempuan Envy itu, temuilah Greed dan bawa anak perempuan itu kesini. Aku akan mendidik nya secara langsung untuk membalaskan dendam atas kematian ibu kandung nya."
"Jadi begitu, baiklah tuan. Aku akan menemui Greed dan membawa anak itu ke istana tuan. Apa hanya itu saja?"
"Untuk sekarang itu saja perintahku, cepat berangkat lah," titah Satan mengakhiri pembicaraan nya itu.
"Baiklah tuan," balas Wrath singkat lalu pergi berjalan keluar daru ruangan tuan nya itu.
Sepertinya berita kematian Envy juga sudah terdengar oleh Greed, namun sangatlah berat hati baginya untuk memberitahukan berita itu kepada anak perempuan Envy yang selama ini dia jaga.
"Paman Greed, kenapa melamun?," tanya seorang remaja perempuan kepada Greed.
"Ahh Eva. Tidak apa-apa, paman hanya memikirkan kenapa harus kita berdua yang selamat dari musibah mengerikan lima puluh tahun lalu itu."
"Sudahlah paman, jangan di pikirkan lagi. Lebih baik kita harus segera membereskan ruangan ini. Masih beruntung masih ada rumah yang masih kita tempati."
"Tentu sa-," ucapan Greed terhenti karena merasakan aura kuat yang mulai mendekati mereka.
"Eva, cepat masuk kedalam kamar," ujar Greed datar.
"Kenapa paman? Memangnya ada apa?," tanya Eva kebingungan.
"Jangan membantah, cepatlah masuk!" kali ini nada suara Greed sedikit membentak agar Eva segera menuruti perintah nya.
Namun, belum sempat Eva masuk ke dalam kamar. Sebuah portal tiba-tiba muncul di hadapan Greed dan Eva.
"Hai Greed, apa kabar mu?" ucap Wrath setelah keluar dari sebuah lubang portal.
"Oh ternyata kau Ira ahh maksud ku Wrath."
"Jangan memanggil ku dengan sebutan Ira lagi, aku benci di panggil seperti itu. Dan gadis di belakang mu itu? Itu dia kan?" tanya Wrath memastikan.
"Ahh... Tuan Satan sudah memberitahukan mu tentang Eva yah. Tetapi, apa perintah tuan Satan sampai menyuruh mu untuk datang kesini."
"Aku diperintahkan tuan Satan untuk membawanya ke istana tuan Satan," balas Wrath menjawab pertanyaan Greed.
"Apa! Aku menolak, anak ini masih trauma dengan kematian ayah nya, dan dia harus menerima kenyataan pahit lain nya bahwa ternyata ibu nya adalah seorang iblis yang sudah mati mengenaskan di tangan seorang malaikat. Aku menolak nya Wrath, maafkan aku."
Tiba-tiba obrolan telepati antara Greed dan Wrath terhenti karena suara Eva.
"Paman Greed, dia siapa? Dan kenapa kalian sedari tadi saling pandang namun tak mengeluarkan sepatah kata pun," tanya Eva kebingungan.
"A-ahh dia paman mu juga, dia Ira... Ah maksud paman, dia paman Wrath," jawab Greed.
"Tetapi... Kenapa dia keluar dari sebuah portal layak nya seorang penyihir," ucap Eva yang masih kebingungan.
"Karena aku adalah seorang iblis, dan harus kau tahu. Paman Greed kesayangan mu ini dia juga iblis, dan dia adalah iblis ketamakan Greed Avaritia. Dan tentu saja, ibu kandung mu juga seorang iblis sama seperti kami, ibu mu adalah Envy Invidia iblis iri hati," balas Wrath.
"Ti-tidak mungkin, paman tolong jelaskan! Paman bukan iblis kan, dan paman juga harus jelaskan apa benar ibu ku juga iblis. Jawab aku paman!" tanya Eva memastikan sambil menahan isak tangis nya.
Greed hanya diam tertunduk, lalu aura biru kelam menyelimuti seluruh tubuh Greed. Wrath yang menyaksikan hal itu, terlihat ketakutan. Karena baru pertama kali ini melihat Greed mengeluarkan aura milik nya.
"Wrath...," ucap Greed pelan.
Mata greed berubah menjadi merah, dan sekali hentakan kuat. Aura yang menyelimuti tubuh milik nya itu berhasil mendorong Wrath, dan membuat Wrath terpental jauh, dan berakhir dengan tubuh Wrath menghantam sebuah gedung yang membuat gedung itu runtuh akibat hantaman tubuh Wrath.
JDUARRRRRR!
"Eva, maafkan paman. Nanti akan paman jelaskan. Sebaiknya kita segera pergi dari sini, ayo Eva."
"Baiklah paman."
Namun-
Syuhhhhhh!(Sfx lesatan sebuah batu)
Lesatan batu yang mengarah ke kepala Greed, berhasil dia tangkap dengan mudah. Dari kejauhan, Wrath sudah berdiri dan sudah berubah wujud menjadi bentuk iblisnya.
"Eva sayang, kali ini paman serius cepatlah masuk kedalam kamar."
"Baiklah paman Greed."
Eva berlari ke lantai dua dan meninggalkan Greed. Greed mulai berjalan mendekati Wrath yang sudah menunggu nya di dekat reruntuhan sebuah gedung.
"Cih! Apa boleh buat, aku harus melumpuhkan mu terlebih dahulu. Lalu membawa anak Envy itu pulang ke istana tuan Satan. Ketahuilah Greed, kau sudah melakukan kesalahan besar karena sudah menentang perintah tuan Satan."
"Demi Eva, aku siap untuk mati. Karena aku tahu, rencana tuan Satan hanya untuk dirinya sendiri. Bukanlah untuk kita orang kepercayaan nya. Maka dari itu, hari ini nama ku bukan lah Greed lagi, tetapi Ramiel. Ayo majulah Wrath!"
"Sialan kau pengkhianat!"
...
Bersambung...
Baru update lagi ahihihi, gomene minna-chwannnn. Voment nya kakak '3')~ Ayolah