Rama

41 11 0
                                    

*flashback on*

"Saya tidak tahan kalau harus terus-menerus hidup bersama wanita sepertimu!" teriak Pak Hendy dengan raut wajah yang merah padam.

"Saya selalu berusaha untuk terus selalu mencari nafkah. Demi menghidupi anak-anak dan kamu! Tapi apa yang kamu lakukan? Kamu mengkhianati saya!" sekali lagi Pria itu menampar sang istri.

"Maafkan saya Pak, saya khilaf" sang istri pun akhirnya membuka mulut setelah beberapa saat bungkam.

"Saya janji tidak akan mengulanginya lagi" ujarnya sekali lagi.

Bu Santi memeluk kaki suaminya itu. Ia berlutut menangis meminta ampun. Tapi suaminya sudah terlanjur tersakiti setelah mengetahui perselingkuhan istrinya dengan teman sekantor Pak Hendy sendiri.

"Pergi kamu! Saya tidak sudi melihat wajahmu lagi!" Kata Pak Hendy sambil melepaskan pelukan sang istri di kakinya. Pak Hendy mendorong tubuh istrinya kasar.

BRUUUKK!!

"Ayah, hentikan!" tiba-tiba suara Dani terdengar. Menghentikan pertengkaran kedua orang tuanya. 
"Apa yang Ayah lakukan? Menyikasa Ibu seperti ini? Apa Ayah sudah tidak waras?" ucap Dani kasar pada Ayahnya itu. Belum saja Pak Hendy akan bicara, Dani menahan sang Ayah untuk bicara.

"Ibu, kita pergi dari sini. Aku tidak ingin memiliki Ayah seperti dia" ujarnya sembari menunjuk pria di hadapannya dengan jari telunjuknya.

"Tunggu, Nak" ucap sang Ayah sebelum Dani pergi.

"Ayah, jangan sampai aku lebih marah dari ini kepada Ayah. Biarkan aku pergi." ucap Dani. Dani pergi menggandeng tangan Ibunya. Sang Ayah hanya bisa diam melihat mereka pergi.

"Ayah" ucap seseorang dari arah dapur.

"Rama?" Pak Hendy segera menghapus kasar air matanya.

"Apa kamu juga akan pergi meninggalkan Ayah, Nak? Seperti adikmu?" 

"Mustahil. Aku tau yang sebenarnya Ayah." ujar Rama sambil mengusap bahu sang Ayah.

"Ayah, aku menyayangimu" ucap Rama. Mendengar putra sulungnya itu, Pak Hendy merasa tenang. Sang Ayah pun memeluk Rama.

*flashback off*




Tetap jadi pembaca setia^^

Cinta tapi SahabatTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang