Sore ini, Rainna dan Seilla baru saja keluar dari toko buku. Seilla pamit pulang lebih dulu, karena ia lupa hari ini ada janji dengan ibunya. Sedangkan Rainna berniat untuk berkeliling sebentar di taman kota.Kakinya terhenti saat Rainna melihat seorang pria sedang menangis di ujung taman sana. Ia pun mendekati pria itu. Semakin dekat, ia mengenali postur tubuh si pria.
"Kamu?" Rainna memanggil pria yang menangis itu. Merasa namanya di panggil, pria itu langsung menghapus air matanya.
"Kamu menangis?" tanya Rainna.
"Aku harus pergi" ujar pria itu sebelum Rainna melihat wajahnya saat ini.
"Tunggu" Rainna menahan tangan si pria.
"Aku siap jadi pendengar kamu." ucap Rainna. Pria itu diam saja, tanpa menoleh kearah Rainna.
"Aku siap." sekali lagi Rainna meyakinkan.
Bukannya menoleh ke arah Rainna, ia malah pergi. Rainna yang saat ini tidak bisa apa-apa lagi, ia hanya bisa menatapnya menjauh. Semakin jauh.Rainna terduduk lesuh. Ia diam. Sedih rasanya melihat pria itu menangis. Rainna mengambil diary yang ada dalam tasnya. Ia pun mulai menulis. Bercerita pada buku itu adalah hal yang bisa membuat dirinya sedikit tenang.
...
Ada apa dengan kamu?
Apa yang terjadi?
Air mata itu,
Menggambarkan luka yang sangat mendalam.
...Jangan menangis.
Rainna kembali menutup diarynya. Ia menatap kosong ke depan. Sebutir air mata tanpa permisi jatuh. Tanpa di sadari, di tempat lain, pria yang tadi menangis sedaang memperhatikan Rainna. Ia pun menangis melihat Rainna menangis.
Pendek😂 maaf ya teman..
Karena aku masih sangat pemula..Semoga suka ceritanya yaa
KAMU SEDANG MEMBACA
Cinta tapi Sahabat
Teen FictionRainna. Duduk di atas rerumputan bukit tempat biasa ia menunggu pancaran warna indah sang senja. Ia merasa bahwa dirinya adalah pembohong besar. Orang-orang banyak mengira dirinya seperti tidak terjadi apa-apa. Ia selalu menampakan raut wajah yang c...