CHAPTER 1

36.2K 281 12
                                    

Nindiya Pov
Disinilah aku sekarang di sebuah ruang rumah sakit yang tidak lumayan besar di ruangan ini hanya terdapat satu meja dan satu ranjang tempat tidur yang sekarang sedang di tiduri oleh ayahku.
 
Oh aku lupa memperkenalkan diri namaku aku Nindiya Alisia aku putri tunggal dari pasangan Doni dan elsa tapi sekarang hanya tersisah ayahku ibuku sudah lama meninggal saat aku berusia 5 tahun karena penyakit hati.

Itu perkenalan keluargaku sekarang aku akan ceritakan apa yang aku lakukan di ruangan ini, Aku sedang menjaga ayahku yang terkena penyakit jatung dan harus segera di oprasi tapi aku tidak memilik biaya untuk oprasi ayah saat aku sedang asik dengan lamunanku dokter datang.

"Diya" itu dokter Putri dialah yang menolongku selama ini dan merawat ayah

"Ahh dokter putri ada apa? " aku tersenyum pada dokter putri seakan terlihat aku baik baik saja

"Diya kau harus segera mencari biaya untuk operasi ayahmu jika dalam waktu 1minggu ayahmu tidak di oprasi makan itu dapat membahayakan keadaanya kerena jatung setiap detik akan melemah" penjelasan panjang dokter putri membuatku terdiam dan menatapnya dalam

"Aku bingung dokter pada siapa aku harus meminta pinjaman dokter"
aku mengdoakan kepalaku agar air mataku tidak keluar
"aku sudah sangat bingung aku sangat takut kehilangan ayah dokter hiks"
cukup sudah aku sudah tidak sanggup lagi menahan air mataku yang aku tahan dari tadi dan akhirnya aku menangis di depan dokter putri

Karena tidak tega akhirnya dokter putri membawaku ke dalam pelukanya.

"Diya aku memiliki seorang teman namanya Aldyansah Aditama Wijaya dia CEO perusahaan Aditama Grup's kau bisa coba bekerja di sana dan coba meminjam uang denganya karena aku dengar dia perusahaanya sedang membutuhkan seorang OG" dokter putri tersenyum menatapku
Terimakasih tuhan kau mengirimkan orang sebaik dokter putri.

Aku mengangguk "Iya dokter saya mau bisa berikan saya alamatnya"
Dokter putri mengangguk dan menuliskan sesuatu di kertas yang dia ambil dari saku jass dokternya.

Dokter Putri memberikan kertas itu padaku "Ini alamatnya semoga sukses diya "
dokter putri tersenyum lalu bangkit untuk memeriksa keadaan ayah.

Disini tertulis alamat jln.xxx ini dekat dengan rumah sakit.

Setelah berpikir lama akhirnya aku  bangkit dan berbicara pada dokter putri.

"Dokter boleh aku titip ayah aku ingin ke alamat ini dan bekerja? "
aku menatap dokter Putri dengan penuh harap.

"Tentu saja diya pergilah dan semoga sukses"

Aku mengangguk dan keluar dari ruangan ayah untuk melamar kerja di perusahaan ini.

Sekitar 30 menit aku berjalanan kaki akhirnya aku sampai di perusahaan ini, ya aku hanya jalan kaki karena aku tidak memiliki ongkos untuk menaiki Bus.

"kau bisa Nindiya Alisia" aku meyakinkan diriku sendiri.

Aku melangkahkan kakiku masuk kedalam gedung ini dengan keberanian yang aku punya aku berjalan menuju meja resepsionis.

"Maaf mba apa benar di sini membuka lowongan sebagai OG? " aku menatap wanita di depanku ini dengan takut takut.

"Benar dek apa adek berniat melamar kerja di sini"tanya mba resepsionis itu dengan lembut.

Aku mengangguk mantap "iya mba saya mau sekarang saya bekerja juga saya mau"aku tersenyum senang menatap mba resepsionis di depanku ini.

"Aku tidak berani memutuskan kau datangi saja bagian ketua OG dan OB di perusahaan ini kau ke lantai 5 di situ ruangan paling ujung adalah ruang ketua" mba resepsionis itu tersenyum kembali padaku

"terimakasih mba dan ya Aku Nindiya Alisia dan boleh aku tau nama mba? "
"nama ku Andisa Ditia kau panggil saja Tia"

Aku mengangguk dan berjalan ke arah lift menuju ruang ketua setibanya di depan ruang aku mengetuk pintu ruangan itu dan terdengar suara memerintahkan masuk dari dalam.

"Masuk" suara pria yang begitu hangat

Aku menunduk takut "Selamat siang pak saya Nindiya Alisia saya ke sini ingin melamar kerja di sini sebagai OG apakah masih bisa" Ada tersirat harapan di dalam nada bicaraku

Ketua itu tersenyum dan mengangguk "ya tentu saja masih dan kau bisa bakerja mulai hari ini "ia tersenyum kembali "Dan Nindiya nama Jasen Pramudya kau bisa memanggilku Jasen"

Aku mengangguk "terimakasih pak terimakasih" aku berulang kali mengucapkan terimakasih pada pak Jasen.

"Ya baiklah dan sekarang kau bisa ganti baju mu dengan baju OG di lantai ini sebelah kiri bagian ujung kau akan menemukan ruangnya"

Aku keluar dari ruangan pak jasen dan menuju tempat yang pak jasen tunjukan padaku tadi.

Aku memasuki ruangan OG ada berbagai tatapan yang di berikan padaku oleh mereka tatapan mencemoh, merendah, dan banyak lagi inikah resiko anak baru dikucilkan haah.

Tapi di ketakutan ku ada seorang gadis yang menatapku dengan lembut dia menghampiriku dan bertanya padaku.

"Hai siapa namamu? Aku Tina dan kau? "

Aku tersenyum lembut.
"Aku Nindiya Tina panggil saja diya" dia menjabat tanganku dan berkata lagi "Sekarang kita teman ya diya"

Aku mengangguk mantap "ya sekarang kita teman Tina"

    TBC


Pregnant Contrac'sTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang