Permainan macam apa ini? mereka sudah dewasa asal kalian tau, bukan saatnya menghabiskan waktu untuk bermain!
Kepala Kongpob semakin pening, bagaimana tidak? Kerjaan di perusahaan ayahnya semakin banyak saja, mungkin karna semakin majunya perusahaan ayahnya, membahagiakan sih tapi efeknya ya ini. Sibuk. Ditambah lagi masalah ini, apalagi ini menyangkut Arthit, kesayangannya. Apa ada yang mau membantu kerjaan Kongpob?Setelah menenangkan kekasihnya lewat telpon tadi kongpob merasa sedikit lebih tenang, setidaknya Arthitnya tidak panik akan yang terjadi barusan lagi. Ya, group chat. Kongpob benar-benar tidak tau kenapa dia dimasukan group sialan macam itu.
Dia siapa?
Kalau dia punya masalah dengan Kongpob, selesaikan sendiri dengan kongpob dong, bukan sangkut pautkan dengan arthit? Dan dari penjelasan Arthit dari telpon tadi sebenarnya dia juga habis dapat chat lagi dari akun line kongpob dan mengirim gambar yang sama dengan yang digunakan akun "waktu" itu untuk foto profile nya. Orang ini benar-benar mengincar Kongpob dan Arthit?.
Arthit tidak tau harus mencurigai siapa yang melakukan ini, tapi Kongpob sudah mencurigai satu sosok sebenarnya. Ya, yang ditemui kongpob saat itu, yang membuatnya setengah mati ketakutan saat dirumah, kejadian yang masih belum berani ia ceritakan ke Arthitnya.
Flashback
Kongpob segera merebahkan diri ke kasur setelah memberikan selamat malam untuk p Arthitnya melalui chat. ditaruhnya HP tersebut di sebuah meja kecil yang terletak di samping tempat tidurnya, lampu yang ada di meja kecil itupun ia matikan kemudian menarik selimut dan segera menutup matanya untuk tidur.
"Kongpob.."
"Kong..."
Merasa terpanggil, Kongpob segera membangunkan dirinya dan berdiri melangkah ke arah pintunya. saat ia baru saja menyentuh kenop pintu kamarnya dia baru sadar, bukankah dia dirumah sendirian?
"siapa?"
Tidak ada jawaban
Mungkin hanya perasaan Kongpob saja ada yang memanggilnya, lalu ia membalikkan badannya dan kembali ke tempat tidurnya"Kong, ini aku"
Hah? suara P Arthit? bukannya tadi dia berpamitan untuk istirahat?
"P'Arthit?"
merasa bahwa itu suara P'Arthit, Kongpob segera ke pintu kamarnya dan segera membukanya. Hening.Tidak ada siapapun.
"P?"
panggil Kongpob meyakinkan, matanya terus mencari dan mengamati sekitar. tidak ada siapapun. namun saat ia tak sengaja melihat kebawah.
"Pisau?" Kong mengambil pisau itu perlahan
"bukan seperti pisau Ma, pisau siapa?" Kongpob mengernyitkan matanya.
Walaupun Kongpob gak bisa masak,tapi dia sering menemani Ma nya untuk sekedar bercerita saat Ma nya memasak, dan Kong yakin betul itu bukan pisau Ma. Eh, atau emang Ma beli pisau baru?. Kongpob berusaha ber-positive thingking mungkin memang beli baru, Kongpob mencoba untuk berkeliling di rumahnya yang gak kecil ini, mencari tau mungkin memang ada orang selain dia dirumah? pembantunya kah? Oh Kong, 2 hari lalu pembantumu baru saja ijin sebulan tidak masuk karna anaknya sakit. Atau supirnya? Hei, bukannya supirnya ikut ayahnya dan keluarganya keluar kota? Sudahlah, ini mungkin halusinasi Kongpob,mari balik ke kamar segera tidur besok berangkat pagi.Kongpob segera ke kamarnya, tentu dengan langkah yang sedikit di percepat karna rumahnya memang sudah gelap hanya lampu dari dapur aja yang menyala, tapi tetap masih gelap menurut Kong. Sesampainya Kong masuk ke kamar..
DARRR!
Pisau yang di genggamnya terlepas, Pintu kamarnya tertutup dengan sendirinya dengan sangat keras bahkan pigura-pigura yang di tempelkan di dinding dekat pintunya pun ikut bergetar, Kongpob pun sampai tersentak dan badannya sontak menghadap ke pintu kamarnya. Ada apa ini?. Kongpob yang akhirnya tersadar dari keterjutannya langsung mengarah ke saklar lampu untuk menghidupkan lampu kamarnya memastikan apa yang sedang terjadi dengan pintu kamarnya dan bagaimana bisa tertutup sendiri?, setelah di hidupkan lampunya, kamarnya terlihat masih baik baik saja, hanya pigura fotonya yang berseragam kemeja khas Fakultas Teknik merahnya sedikit miring dan....
"siapa kamu?"
Kongpob heran kenapa ada bayangan hitam di kamarnya? itu bukan bayangan Kongpob, kongpob yakin itu.
"hehehe"
"berhenti kau disana"
Kongpob segera mengambil pisau yang tadi ia jatuhkan dan menodongnya ke arah bayangan hitam yang makin mendekat ini
"gak akan, ini sudah waktunya" sosok itu makin mendekat, tangan Kongpob bergetar tapi ia mencoba melawan rasa takutnya mungkin saja ini perampok?
"waktu apa? kau mau merampok?" tanya Kongpob memastikan
"enggak kok, udah diam aja disana ya"
AARGH!!
Badan kongpob terasa berat, ini sakit, tubuhnya terasa habis terhantam sesuatu yang berat, dan.. gelap.
Kongpob POV
Setalah merasakan nyeri di badanku aku merasa sangat gelap , tapi tak berapa lama aku bisa membukakan mataku dan aku merasa aku bukan ada di kamarku, ini aku bisa kabur dari kamar? tapi bukannya aku tadi tidak sempat kabur ya?
aku mencoba untuk melihat sekelilingku, oh ternyata aku ada di ruang tamu rumahku sendiri saat ini, mungkin aku benar-benar kabur tadi, tanpa pikir panjang ku berbalik berjalan menuju kamarku, memastikan aku tidak akan bertemu dengan sosok itu lagi.
Namun tinggal beberapa langkah mendekati kamarku, aku mendengar suara orang ribut, lah siapa lagi?PLAK!
"Kong?" hah? aku di panggil?aku semakin mempercepat langkahku untuk melihat ada apa di dalam kamarku
"harus gimana lagi biar kamu membenciku P?? harus berapa tamparan lagi biar kamu membenciku??" itu aku? aku? menampar P'Arthit? bagaimana bisa?
"sampai kapanpun aku tidak akan membencimu kong" aku melihat P arthit menangis dan memegang pipinya yang menjadi kesukaan ku memerah akibat tamparan... ku?
"aku ga mau p sakit hati lagi karna aku, aku ga mau sama p lagi, maaf kan aku p" Heh bodoh! ga mungkin aku ga mau sama P'Arthit hoi!
"aku rela buat nglepas kamu tapi aku ga bisa buat benci sama kamu. kamu... sudah terlalu dalam masuk dihidupku kong" P'Arthit menundukkan kepalanya, dia terisak. Aku benar benar tidak bisa melakukan apapun, menyentuhnya pun aku tidak bisa, aku ingin memeluknya ingin mengatakan bahwa aku tidak akan melakukan ini pada P'Arthit, tidak akan.
"begitu pula dengan ku P"
sosokku ikut menangis saat itu, menundukkan kepala, dan menggenggam erat ujung kaos yang digunakan."kalau begitu ikut aku ke dapur, P" lanjutnya. Eh? ngapain?
P'Arthit mengikuti jalan orang yang ku pastikan itu diriku ke dapur, aku mengikutinya, jujur aku seperti sedang melihat film tentang diriku dan P'Arthit saat ini.
"P' boleh tutup wajah p?" P'Arthit langsung menutupi wajahnya dengan tangannya, "biar aku tidak semakin bersalah" gumam orang mirip denganku itu pelan, tapi aku mendengarnya. Maksud dia apa?
Orang yang berperan sebagai diriku itu mendadak meringis menangis tanpa suara, tangannya mencengkram ujug kaosnya erat,sesekali membuang nafasnya kasar lalu dia mulai duduk perlahan seperti sedang mengambil sesuatu, aku menunggunya, dan saat dia terbangun.."Pisau itu?"
"P'ARTHIT MAAF!!"
JLEBBB
"ARGH!"
BRAKKK!TBC
KAMU SEDANG MEMBACA
Siapa? [ Kongpob X Arthit] - End
FanfictionTolong aku... siapa dia? aku akan menceritakan padamu semuanya, tapi harus janji beritau aku dia siapa? bisa?