"P'Arthit..."
"Kong?"
Arthit segera membalikkan badannya dan berjalan mendekati Kongpob yang tiba-tiba entah dari mana bisa ada diruangan putih ini. Langkahnya dipercepat ingin segera ke tubuh yang paling dia rindukan itu.
Langkahnya makin mendekat..
Mendekat..
"Hoi! Kongpob! Ngapain kamu disini?"
Arthit tersadar, ini bukan ruangan untuk Kongpob, dia masih hidupkan?"Aku hanya.. rindu pada P'Arthit, apakah masih boleh?" Kongpob menunduk, dia malu, benar-benar malu, bagaimana pria kesayangannya ini masih khawatir padanya sedangkan dia sudah membunuhnya tanpa alasan?
"bukan, bukan itu maksudku.. kejadian itu, hanya aku yang mati kan?" Arthit masih ingat itu, kejadian yang terjadi karna kesalahannya, karna perbuatannya yang selalu melanggar permainan itu, jadi untuk apa dia marah ke Kongpob? Yang ada Arthit harusnya yang minta maaf pada Kongpob kan?
"P'Arthit maafkan aku.. kumohon maafkan aku. Aku tidak tau bagaimana itu terjadi, tiba-tiba P' sudah ada di depanku dalam keadaan meninggal dan tanganku membawa pisau yang ada darahmu, P'Arthit kau boleh membenciku, aku memang pacar yang ga berguna, selalu menyusahkanmu, bejat, bajingan, pecundang, tapi ku mohon maafkan aku..." Kongpob berlutut, menangis tersedu-sedu disela perkataanya, tangannya tidak berhenti memukul kepalanya sendiri.
"Kongpob Stop!" Arthit memegang tangan Kongpob yang terus memukul kepalanya sendiri
"Aku tau ini bukan kelakuanmu! Ini bukan perbuatanmu! Dan aku tidak akan memaafkanmu, karna tidak ada yang perlu dimaafkan, kamu nggak salah disini, aku yang salah, aku yang selalu membantah dia, melanggar peraturan dia, dan ini hukuman buat aku, jadi kamu tidak salah sama sekali, percaya padaku!" Suara Arthit makin serak, dia ikut menangis disini, dia salah disini. Arthit segera memeluk Kongpob dengan erat, menyalurkan segala perasaanya saat ini. Arthit tidak percaya, hubungannya, akan berakhir sekejam ini.Mereka menangis bersama saat itu.
Mengapa takdirnya sekejam ini?
"P'Arthit, aku ingin bersama denganmu"
Plak!
"Bodoh! Kembali ke alammu, ini bukan tempatmu"
"tapi hidupku ada disini"
"gak usah receh disaat seperti ini Kongpob!"
"aku serius P, untuk apa aku kembali ke alamku kalau tidak ada P'Arthit disana"
"aku sudah menyusahkanmu Kong, hiduplah yang normal, akan ku pantau dari sini"
"siapa yang menyusahkanku? Yang ada aku bahagia sama P'Arthit"
"Kongpob!"
"lagian, akujugagakbisabalikkealamku" Kongpob mempercepat ucapannya
"WHAT?!"
"eng.. iya aku ga bakal bisa balik kok, jadi aku bisa sama P'Arthit " dengan bangganya dia menunjukan senyumannya
"Kongpob.. jangan bilang kamu..."
Flashback
"P'ARTHIT!!!"
Kenapa begini? Arthit tergeletak tak bernyawa dengan seluruh tubuh penuh tusukan, darah dimana-mana, bahkan beberapa organ tubuhnya terlihat dari luar, bagaimana bisa? Kongpob segera melihat sekitarnya dan...
Pisau? Di tangannya? Darah?
"nggak.. nggak mungkin.. NGGAK MUNGKIN!!!!!" dilemparnya pisau tersebut, diraihnya tubuh kesayangannya yang sudah tidak utuh, dicobanya untuk menutup semua luka tusuk di tubuh Arthit walaupun dia tau itu tidak ada gunanya. Sudah terlambat, Kongpob.
KAMU SEDANG MEMBACA
Siapa? [ Kongpob X Arthit] - End
FanfictionTolong aku... siapa dia? aku akan menceritakan padamu semuanya, tapi harus janji beritau aku dia siapa? bisa?