Daktiloskopi

164 1 2
                                    

Hidup ini mengenal dan tidak mengenal atau bahkan belum mengenal. Uniknya, kita adalah dua insan yang belum sama-sama saling memahami. Kita sama-sama tahu, tetapi belum sama-sama untuk mau mengenal. Kita sama-sama mengenal, tetapi belum sama-sama mengerti. Kita sama-sama mengerti, tetapi belum sama-sama memahami. Aku memilih untuk lebih memahami, aku tidak ingin hanya mengerti karena aku tahu bahwa yang mengerti belum tentu memahami, tetapi yang yang memahami sudah pasti mengerti.


Kamu tahu tidak? Aku sedang mempelajari Daktiloskopi, agar aku dapat mengenal siapa kamu. Setelah mengenal tanpa kau kira lancang, aku dapat memahami. Daktiloskopi, ilmu yang sering dipakai kepolisian untuk dapat mengidentifikasi seseorang agar orang tersebut dapat dikenali. Tapi disini, aku mempelajari Daktiloskopi untuk dapat mengenalmu, untuk dapat memahamimu.


Aku adalah insan yang senang berusaha mengenalmu, karena bagiku itu merupakan hal yang menyenangkan. Aku seperti detektif yang sibuk mencari-cari cara agar dapat mengenalmu, lucu sekali. Lebih lucunya lagi, kau seperti tidak menyadari itu. Atau mungkin kau sedang pura-pura tidak tahu, ah aku harap begitu.


Semesta selalu membisu saat aku menanyakan siapa sebenarnya dirimu, seakan semesta belum mengizinkanku mengenalmu. Berbeda dengan hujan, ia seperti mendukung ku untuk mengenalmu karena ketika hujan turun, ia selalu membawa rindu dan rindu itu tentangmu. Hal ini semakin menyenangkan, lebih menyenangkan lagi ketika kita sama-sama berjuang untuk saling mengenal.

Luka Tak BersuaraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang