Prolog

1.9K 187 4
                                    

Hectic Heart

Di sudut hatiku yang kosong, aku selalu bertanya, "sebenarnya, apa tujuanku hidup?"

▫️▫️▫️



AINA terbangun dengan wajah pias yang dipenuhi keringat. Ia mimpi buruk. Mimpi paling buruk yang pernah ia alami.

Ia bahkan merasa sangat bersyukur ketika akhirnya ia terbangun.

"Tuh kan kebiasaan. Udah dibilangin juga kalau habis ashar nggak boleh tidur. Mimpi buruk?" tanya Ibu, yang seketika di-iya-kan oleh Aina.

"Dibangunin susah. Sudah hampir maghrib. Ayuk bangun. Pamali!" tambah Ibu.

Aina setengah sadar mengangguk-angguk merespon perkataan Ibu.

Jadi benar-benar mimpi, ya?

Aina bersyukur. Jadi tadi ketika ia berlari hingga rasanya hampir mati sungguhan itu... benar-benar mimpi?

Seketika ia mengedarkan pandangannya. Mengecek keberadaannya yang sesungguhnya. Iya, benar. Ia masih di kamarnya.

"Bu, Aina masih di dunia, kan? Aina masih hidup, kan?"

"Kamu itu ngigau, ya? Sudah ayo bangun. Mandi dan cepat siap-siap untuk sholat maghrib."

Tetapi, Aina benar-benar linglung. "Bu, tapi... Aina lupa bagaimana caranya sholat."

▫️▫️▫️




Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.



eniristiani's note:
Iya, ini cerita baru.

Tapi, ini pendek aja kok. Jadi selamat membaca.
Kali ini nggak akan ada 10 bab karena ini cerpen. Jadi saya akan tetap menyelesaikan cerita yang lain.

Enjoy 🤗

Hectic HeartTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang