BAB TIGA

1K 139 7
                                    

DESY melipat kedua lengannya di dada dengan ekspresi wajah tertekuk. Ia menatap sahabatnya yang sedang bersiap-siap merapikan pakaian dengan tampang sebal.

"Lain kali jangan biarkan orang tak dikenal masuk ke sini, Des. Apalagi orang aneh kayak kemarin. Lo ngerti sendiri kalau gue ngeri sama orang-orang kayak gitu."

"Ngeri gimana sih? Maryam itu perempuan biasa. Nggak ada yang aneh. Lo aja kali yang aneh!"

"Pakaiannya! Catet baik-baik, Des. Gue ngeri sama cara berpakaiannya."

"Kenapa? Karena Maryam bercadar?"

Aina mengangguk dengan cepat. Ia buru-buru membereskan barang-barang yang ada di rumah sakit. Saatnya pulang dan ia sudah tidak peduli dengan ocehan Desy yang terus mengomel dan protes atas gagasannya.

Hey, siapa yang tidak ngeri dengan seorang yang pakaiannya hitam-hitam dan hampir seluruh tubuhnya terbungkus rapat dan hanya menyisakan kedua matanya?

Aina menggeleng-geleng. Lain kali, ia tidak mau bertemu dengan perempuan ninja seperti itu. Ia ngeri. Jangan-jangan ia adalah anggota kelompok ekstrem perakit bom? Atau anggota kelompok Islam radikal yang berencana untuk melakukan revolusi yang akhir-akhir ini ramai dibicarakan di social media? Aina bergidik ngeri. Hidupnya sudah cukup dipusingkan dengan permasalahan cintanya yang berantakan. Ia tidak mau ikut campur dan berurusan dengan mereka. Lebih baik jauh-jauh dan tidak bertemu.

Ia langsung melangkahkan kakinya lebar-lebar begitu selesai dengan pekerjaannya. Memilih tidak peduli dengan Desy yang bersungut-sungut melayangkan protes.

"Aina! Lo mau ke mana sih?! Dibilangin juga!"

"Gue mau gagalin rencana pernikahan Regy, Des," tukasnya. "Remember? Besok mereka akan melangsungkan pernikahan di gedung yang sama seperti yang gue idam-idamkan. Gue nggak akan tinggal diam!"

Desy mendecak, "Enggak. Lo nggak boleh ke sana!"

Tetapi Aina sudah tidak peduli. Obsesinya saat ini adalah menghancurkan sumber kesengsaraannya. Ia tidak akan pernah rela Regy bahagia, sementara hidupnya berantakan dan dihujani cacian.

▫️▫️▫️


Kekacauan besar-besaran terjadi di hall pernikahan mewah yang digelar sabtu ini. Seorang wanita cantik--salah satu tamu mempelai pria baru saja berteriak histeris, mencaci dan hampir melukai kedua mempelai pengantin.

Sontak, hal itu langsung mengundang perhatian banyak halayak. Tak terkecuali wartawan dadakan penyebar gosip media sosial.

Desy--sahabat satu-satunya itu hanya bisa memaksanya untuk berhenti, meskipun usahanya sia-sia karena gadis itu melakukan hal-hal di luar kendali.

Akhirnya, ia diusir dari acara itu. Diseret paksa oleh dua sekuriti dan polisi. Aina; yang belum sempurna sembuh dari kecelakaan kembali berulah.

Ia langsung pingsan begitu diinterogasi oleh polisi. Membuat semua orang panik. Desy yang setia menemani langsung membawanya kembali ke rumah sakit. Ini adalah kali kedua Aina masuk rumah sakit. Kali ini, Desy tak akan tinggal diam. Ia harus mencegah apapun yang dilakukan Aina.

▫️▫️▫️

Aina membuka matanya perlahan. Keningnya berkerut-kerut menahan sakit di sekujur tubuhnya. Bau karbol dan obat-obatan tercium hidungnya. Lagi-lagi ia mengedarkan pandangannya. Lampu ruangan yang sedikit redup, korden dan jendela yang tertutup, dan juga ruangan yang sepi. Hanya desingan mesin AC yang terdengar.

Aina menghela napas. Lagi-lagi! Pikirnya. Lagi-lagi gue harus berakhir di rumah sakit!

Kepalanya sedikit pusing, tetapi kerongkongannya kering. Ia butuh minuman. Dengan tubuh lemasnya, ia berusaha meraih gelas yang ada di nakas.

Hectic HeartTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang