Chapter #5

2.1K 123 4
                                    

Author

17.00 wib

Bulan sudah menampakannya dirinya walaupun masih tertutup awan cerah, bintang masih bersembunyi di peraduan, burung pun terbang pergi ke tempat asalnya dan aku hanya diam meratapi langit yang indah nan luas tetapi tak bisa aku miliki.

Dering handphone mode getar...
Ngggg..ngggg...ngggg...

"haloo, assalamualaikum"
"sil temenin tante jalan jalan yuk"
"jawab salam dulu dong tan"
"waalaikumsalam. Iyaaiyaa maaf sayang"
" tumben ngajak jalan tan, suami kemana?"

Sillia memang seperti itu, rada rada songong tapi dia anaknya baik kok. Memang kalau sudah akrab sama orang suka ngelocos songong kayak gitu, gak yang muda, seumuran, dan tua sekalipun. Tapi jangan khawatir, dia selalu mementingkan oranglain dibanding diri nya sendiri. Jadi sampai sekarang dia gak pernah dapet pacar, soalnya ketikung oranglain terus. Haha:)

"suami lagi ngumpulin emas di freeport. Jadi sendirian dirumah deh. Sepupu kamu juga ada kegiatan kepanduan di sekolahnya"
"jadi tante lyra mau ngajak aku kemana? Mumpung mama lagi gak ada dirumah"
"kamu sendirian?"
"iyaa tan, efek jomblo gini nih haha"
"udah ikut tante, pasti gak nyesel deh dijamin"
"yakin? Kalau sampe aku boring, awas ya tan"
"sampe enggak, kamu traktir tante makan ya"
"kalau sampe aku boring, tante harus ajak aku ke manapun yang aku mau ya"
"DEAL?"
"DEAL!"

Sillia pun bergegas menuju kamar mandi, sayangnya saking dia terburu buru oleh waktu, dia terpentuk tiang kamarnya. "akkkhh, siapa sih yang naroh tiang disini?" sambil memukul tiang yang membuat kening nya cenut cenutan.

Untuk kali ini sillia, ingin sekali terlihat cantik tetapi tetap mode tomboy. Karena sillia dalam kehidupan sehari hari tidak begitu memperdulikan style dalam berbusana. Asal terlihat cocok, berati itu udah pas untuk dipakai jalan kemanpun.

Tinn tinn...

Sillia yang berada diruang tamu, langsung capcus mengunci pintu rumah dan tidak lupa mengunci pintu pagar. Ia memasuki mobil sedan dan duduk dikursi depan pas disamping tante lyra yang sedang menyetir.
Tak disangka baru setengah perjalanan pun sillia sudah terlelap karena ia memang menahan ngantuk saat menunggu tante Lyra.

•••

"hey bangun, sudah sampai" sambil menepok pundakku.

"hmmm" ucapku dengan nada masih mengantuk dan mengangkat kedua tangan ku yang mengepal. Aku membuka pintu mobil, dan menutupnya. "hoaamm, dimana tante?" sambil menguap dan menutup nya menggunakan tangan kiri.

"sudah ketoilet dulu sana, tante tunggu di sana" sambil menunjuk tempat duduk disamping toko mainan.

Selesai mencuci muka, aku menuju tante lyra yang berada di samping outlet minuman dekat dengan toko mainan yang ia tunjuk tadi. Tante lyra menjulurkan es tea yang berada ditangannya.

"ini mall mana tante?"
"Plaza Indonesia"

Seperti tidak asing bagiku saat mendengar nama tempat ini. Seperti terhubung oleh sosok tengil yang sering menjuarai olahraga badminton didunia saat ini.

"sil kamu laper gak?"
"hmmn iyaa tan"
"yaudah kita makan dulu ya. Nanti baru kita muter muter sama temen tante"
"hah? Temen tante? Siapa?"
"ada deh, dia sama anak nya kok jadi kamu gak bakal sendirian. Sambil kenalan aja, anaknya famous loh"
"famous? Iyakah? Gak peduli hahaaa"
"ehh yaudah kalau gak percaya. Inget perjanjian kita masih berlaku yaa"
"ashiaaap"

Aku dan tante sampai di resto masakan china. Masakan china itu masakan yang cocok buat orang diet. Seuprit uprit dah, kenyang kagak laper iya. Tante lyra mengecek handphone nya, alis nya sedikit menyatu sambil berkomat kamit sedikit.

"sil, kita pindah tempat yaa.. Temen tante ada di resto lain"
"ohh okay. Let's go!"

Saat sampai di tempat yang di janjikan oleh teman nya tante lyra. Aku melihat bayangan seseorang yang selalu aku fikirkan setiap hari. Tapi mana mungkin dia disini. Impossible.

"nah itu mereka" sambil menunjuk meja makan yang berada diujung yang sudah ditempati oleh seseorang disana. Ternyata orang itu melambaikan tangan ke arah tante lyra. Tante lyra juga menyambut lambaian nya.

Taktoktaktok

"heloo sayang, apa kabar?" kata sambutan yang di sambung dengan rangkulan hangat.

"baik tante, oh iya ini aku bawa keponakan. Dia sendiri dirumah, jadi aku bawa aja sekalian" ucap tante lyra melirikku.

"dikira aku barang apa? Dibawabawa." dahi ku menyernyit tipis
"hm halo tantee" sapa ku kepada sosok yang lebih tua dari tante ku ini.

"haloo sayaang, cantik, manis. Ayo duduk duduk... Makanannya udah disiapkan loh nanti makan ya biar gemuk" sambil menuntunku untuk duduk disampingnya.

Aku memang kurus tapi gak kurus kurus banget sih yaa masih dikategorikan bodygoals

Kenapa jadi deg deg-an gini lagi sih? Padahal gak ada siapa pun selain tante lyra dan tante... Hm aku belum tau nama tante ini siapa. Tetapi, seperti ada seseorang yang belum datang. Tapi siapa ya? Kan yang janjian tante lyra kenapa jadi aku yang seperti menunggu seseorang. Oh mungkin anaknya tante ini kali ya.

"mah" suara yang tidak asing memanggil
"darimana aja kamu? ini temen mama. Salim dulu"

Oh tuhan.. Kevin lagi?

"tantee" kevin menjabat tante lyra dan sempat melirik ke arahku. Mungkin kevin sudah tau kalau aku sedang duduk bersebelahan dengan mama nya kali ini.

"oh iyaa nama kamu siapa sayang?" tanya mama kevin.
"sillia, tante" jawabku dengan senyum buatan ala ala meng-iyakan.
"iyaiyaaa, panggil saya tante nia aja ya"

Ohh tante nia, camer ku nanti. Jiahh...

Kevin masih saja melihat ku dengan tatapan dingin. Aku merasa agak tegang dilihatnya seperti itu. Apa kevin tidak sadar bahwa dia tidak hanya berdua dengan ku tetapi ada mama nya dan tanteku dimeja yang sama.

"kevin! Kamu kenapa? Kok ngeliatin sillia kayak gitu?" tanya tante nia setelah menyeruput orange juice.
"dia cantik mah, apa mama setuju kevin sama sillia?" ucap kevin tanpa senyum sedikitpun.
Tante lyra dan tante nia yang terdiam melihat ku dan kevin.
"hmm serius kamu vin?" tanya tante nia sedikit kurang yakin.

Kevin terdiam dan melihat mama nya, tante lyra dan aku kurang lebih 10 detik.

"ya enggaklah.. Bercanda hahahaa"

Malu maluin aku aja si kak tengil ini. Hfttt..

"kevin...." ujar tante nia yang menghelakan nafas dan memelototi kevin dengan mulut menyamping kecil.

"permisi, ini pesanan sudah siap disajikan"
Ucap pelayan resto ini.

Bersambung ~

PROMISE - Kevin Sanjaya (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang