Chapter #10

1.4K 94 5
                                    

KOSONG!!

"ini apaan dah? Ngasih tapi dalemnya kosong!" bentak ku kecil
"sama kayak hati kamu kalau gak ada saya!"

Deg!

Sillia berbalik arah.
"kak kevin?!"
"bukan! Romeo"
"romeo?"
"dan kamu juliet nya"
"modus terus"

Sillia yang awal tampak biasa, dia baru sadar bahwa kevin benar benar dihadapannya sekarang.

"ini seriusan kevin? Kevin sanjaya? Kevin sanjaya sukamuljo?"
"bukan!"
"trus?"
"kevin sanjaya sukakamu!"
"Gombal"

Kevin dan sillia duduk bersebelahan di kursi taman sekolah. Memang masih ramai dengan teman angkatan sillia tetapi mereka tidak begitu memperhatikan dua sejoli yang sedang memendam rasa rindu selama kevin berada di jepang.

"gimana seneng gak?"
"mau nya?"
"seneng dong"
"tapi aku enggak"
"kenapa?"
"siapa suruh gak ada kabar"
"kangen?"
"b aja"
"masih ada kangennya dikit dong?"
"hmm gatau"
"yaudah saya balik"
"eh jangan!"
"balik badan maksudnya"
"bodoamat"
"jangan jutek jutek"
"kenapa?"
"nanti jomblo seumur hidup"
"doain ni?"
"iyaa doain, biar kamu jodohnya sama saya"
"udah lah daritadi ngegombal mulu. Basi!"
"jangan gitu dong"
"bodoamat"
Kevin hanya menghembuskan nafasnya.
Gajelas emang pria satu ini. Gak ada ujan gak ada petir tiba tiba dia sudah ada didepan mata.
Aku diam, melihat satu demi satu sisi pada wajahnya. Tenang, damai dan bahagia.

Senang kamu ada disini. Tetaplah tinggal dan jangan tinggalkan aku.

"heloo... Assalamualaikum"
"waalaikumsal ... Eh kok?"
"kaget ya?"
"hmm"
"saya lagi belajar"
"belajar apa?"
"menjadi imam yang baik buat kamu nanti"
"ih apaan si"
"kenapa? Salah?"
"salah tuh enggak tapi kita beda keyakinan"
"apa perbedaan selalu yang membatasi?"
"ntah"
"perbedaan itu menyatukan bukan menjauhkan. Saya nyaman. Saya betah. Saya yakin. Tapi apa kamu percaya suatu hari nanti tuhan akan mempersatukan dua insan yang bertolak belakang ini?"

Krik!

Kevin tertawa.
"kenapa? Ada yang lucu kah?"
"lucu, kamu serius banget. Bercanda doang tau"
Jleb!
"ohh bercanda ya? Udah tauu yhaaa"
Padahal mah nyelekit
"oh begitu yaa?" kevin memegang dagunya "untung deh kalau kamu gak baper. Jadi saya gak perlu jelasin apa apa"
"harus dong! Kenapa chat gak pernah dibales? Telpon gak pernah diangkat? Padahal megang hp mulu?"
Kevin menyernyitkan dahinya dan mendekat.
"kamu khawatir ya?"
"eng.. Enggak biasa aja. Cuma mau penjelasan aja"
"saya kepikiran kata kamu dulu, kamu punya prinsip gak mau pacaran kan? Tapi pas saya telpon kapan itu saya dengar kamu mau jalan sama oranglain. Nah itu apa?"
"kapan?"
"coba inget lagi"
"oh itu, kepencet firly kali. Dia emang lagi deket sama revan. Trus kak vin denger mereka lagi mesra mesraan? Yhaa jomblo sih. Cemburu?" tawaku meledek. Padahal diri sendiri juga jomblo, eh single.

*single = prinsip. Tidak pernah pacaran seumur hidupnya (sekarang).
*Jomblo = nasib. Pernah merasakan pacaran dan suka galau berkepanjangan.
Maaf ya kalau ada yang kesindir.😂

"sendiri nya jomblo, ngatain orang jomblo"
"dih aku mah single yeeuuu" ucapku sambil menjulurkan lidah.
"udah ah laper, ayo makan" ajak kevin langsung menarik tanganku.
"kak, jangan cepet cepet! Aku make kebaya ini.. Make hills juga!"
Kevin berhenti.
Dia menyuruhku membuka hills.
Tiba tiba ia menggendongku tanpa izin.
Aku meronta ronta.
Tetapi kevin hanya diam.
Dan membawa ku masuk kedalam mobilnya.
"aduh!" kepalaku terpentuk atap mobil kevin.
"eh maap maap, kamu nya ketinggian sih"
"dih, salahin mobil kamu tuh. Kependekan"
"cerewet!"
"ngeselin!"
"bawel!"
"tengil!"
"endut!"
"cungkring!"
"BODO"
Kevin menutup pintu mobil.
Suasana hening seketika, tanpa suara apapun. Hanya terdengar suara mesin mobil kevinsaja. Kevin memutar musik di audio mobilnya.

*all of me - john legend*

Kevin mulai menirukan suara penyanyi dalam lagu tersebut. Ia mulai menghayati setiap alunan, dan mulut nya sudah mulai mengikuti lirik musik tersebut. Aku yang diam disamping nya mulai melihatnya dengan segala tingkah lucu nya.
Suara kevin vs  John legend itu sungguh jauh berbeda. Tetapi, aku suka kevin. Dia memang apa adanya dan dia pria yang baik dan lucu. Walaupun tengil tapi dia tingkat solidaritasnya tinggi.
Kevin terus saja menikmati alunan nada pada musik tersebut. Aku mulai terpancing untuk menyanyikan lagu ini. Aku dan kevin menyanyikan lagu melow ini dengan suara apa adanya. Walaupun masih dikategorikan biasa tapi ini mengesankan.
Musik berputar... Melanjutkan lagu berikutnya.

"sil?"
"iya?"
"kamu gak marah kan?"
"enggak ko"
"syukur deh. Saya senang"
Aku tersenyum.
"kamu cantik. Tapi saya gatau apa waktu akan menjawab semua pertanyaan saya"
"maksudnya?"
"nanti kamu juga tau"
"hah?"
Aku bingung kevin memiliki pertanyaan apa? Sampai harus waktu yang menjawab. Sedangkan waktu aja gabisa bicara. Haha😂
Aku tertawa.
Kevin memperlihatkan wajah bingung nya.
"sil sehat?"
"ahahaa alhamdulillah sehat"
"mulai deh gajelasnya"
"maaf ih maaf"
Kevin tersenyum kecil dan bergeleng kecil.
Fokusnya hanya ke jalanan saja.

Suhu mobil kevin sangat dingin. Kaki ku sudah terasa tebal dan mati rasa. Aku mengepalkan kedua tanganku dan menutupnya pada kedua kaki agar terasa hangat.
"kedinginan ya?"
"hmm.. Iyaa agak"
"kenapa gak bilang dari tadi"
Kevin menurunkan suhu pada mobilnya. Dan membuka setengah kaca mobilnya.
"masih dingin gak?"
"udah lumayan"
Jalanan sangat renggang. Ibukota sangat bersahabat hari ini. Awan pun cerah tetapi tidak memperlihatkan teriknya matahari. Kevin melihatku, aku melihatnya.
Kevin tersenyum, aku pun tersenyum.
Kevin kembali pada posisi nya, aku pun sama.

Tuhan, apakah aku pantas berada disamping nya?
Salib dan hijab sangat lah berbeda.
Aku dan kevin juga sangatlah berbeda.
Usia kita memang terpaut lumayan jauh.
Keyakinan kami pun berbeda.
Tuhan? Apa ini akan menjadi kenangan saja?

•••

Selesai makan, kevin mengajakku ke sesuatu tempat. Tempat yang indah nan sunyi.
"gimana kamu suka?"
"masyaallah bagus banget"
Aku menghirup udara yang diberi tuhan untuk hambanya. Allah memang baik, tak ada satu kekurangan pun yang ia beri kepada hamba nya yang selalu mensyukuri nikmat yang telah ia berikan.
"tuhan baik yaa" kevin tersenyum
"tuhan memang baik, tapi kadang kita manusia yang lupa akan dirinya"
Kevin tersenyum kecil.
"saya senang, kita ada disini"
"kita?" tanyaku heran
"iyaa kita. Siapa lagi?"
"tuhan"
Kevin menengok ke arahku.
"kalau gitu kita ngelakuin apapun tuhan akan tau?"
"pasti dong. Hayo kenapa? Jangan macem macem yaa disini sepi loh" telunjukku mulai berdiri kearah kevin.
"yaa gak lah. Nanya doang saya tuh"
"kak vin, aku mau tanya. Apa kak vin betah sendiri? Aku liat kak vin menganggap semua itu teman, gak ada yang spesial. Kakak nya aja udah mau menikah. Emang gamau nyusul cepet gitu?"
"kenapa? Kamu mau jadi pengantin saya?"
"dih, apa sih. Maksudnya aku ada kenalan dia baik banget. Seagama juga lagi sama kak kev. Pasti cocok"
Kevin berbalik posisi  membelakangi sillia.
"saya masih mau sendiri. Lagian orang yang saya cari belum dipertemukan juga sampai sekarang"
"gimana kak kev tau kalau dia belum datang?"
"karena tuhan belum menampakannya dirinya pada diri seseorang sil"
"apa seperti itu?"
"jangan salah faham. Maksudnya tuhan belum mengirimkan yang cocok untuk saya"
"yang cocok seperti apa?"
"saya gak punya kriteria, tapi cukup dia yang selalu percaya sama saya saja udah membuktikan kalau dia benar sayang sama saya"
"kak vin, jangan terlalu lama sendiri. Gabaik, apalagi usia kak vin udah pas untuk berumah tangga"
"kenapa? Kamu gak betah ya jalan sama saya? Risih?"
"enggak ko jangan salah faham. Maksudnya aku ngerasa kak vin kalau jalan sama aku tu kayak jauh banget. Kak vin yang memiliki segudang prestasi, harta, segalanya. Sedangkan aku? Yaa gitu"
"saya gak peduli, saya sekarang sama siapa. Intinya saya nyaman. Yaudah"

Bersambung~

PROMISE - Kevin Sanjaya (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang