Chapter #22

799 62 1
                                    

"permisi, bu beli nasi uduk dua bungkus ya" bisik kevin, ia tidak mau jika ada yang mengetahuinya apalagi satu orang khusus yang jika melihat kevin sekali, pasti dia gak akan melepaskannya untuk pergi dari sini.

"kenapa bisik bisik atuh mas nya?" tanya ibu penjual nasi uduk dengan berbisik juga. Ia bernama bu esih

"takut ketauan-"

"KEVIIIINNNNNN!! AYAAAANNGGG!!"

DUBRAKK!

"awww, gabisa nafas gabisa nafas" kevin memukul pelan sosok wanita yang sedang memeluk erat dirinya kali ini. Dada nya sangat sesak dan tenggorokannya agak sakit.

"wawaa!! Lepasin nak kevin!" bu esih memaksa wanita ini untuk melepaskan kevin dari pelukannya.

"mamiii!! Wawa kangen empin!"
"wawa dengerin mami! Kasian kevinnya kamu peluk kayak tadi. Kalau dia kenapa kenapa kamu ya yang salah"
"iyaiyaa maafin wawa yaa mii"
"minta maaf ke kevin dong sayang"

"my beibi kevin, maafin wawa yaa"
"hmm, i-iya tapi jangan diulangin lagi yaa"
"iyaa makasih my baibi kevin"
"waitttt" wanita ini hampir saja memeluk kevin lagi. Untung kevin sempat menahan pelukannya. Fyuuuhh! Badan kevin aman. Hehe:)

"ini vin, nasi uduk nya"
"ini bu, makasih ya"
"eh vin, kebanyakan ini duitnya"
"gapapa bu kembaliannya buat ibu aja"
"oalahh makasih ya vin.. Semoga rezeki nya dilancarin terus, dapet jodoh yang baik-"

"iyaa jodohnya my beibi kevin kan wawa mi hehhee"

Seketika kaki kevin ingin sekali berlari menjauh dari tempat ini.

"bu kalau gitu saya permisi yaa, jombang udah laper kayaknya" kevin langsung berlari tanpa melihat apapun yang ada didepannya.

"aw!" jidat kevin terpentuk tiang listrik.

Wawa pun menghampiri kevin yang sedang kesakitan memegang keningnya yang cenut cenutan.

"honey gapapa? Sini biar-"
"stop! Gapapa. Saya gapapa" kevin berlari secepat mungkin kearah asrama agar bisa menjauh dari wanita ini.

Wawa ini fans garis keras kevin juga loh. Dia anak dari pedangan nasi uduk depan pelatnas cipayung, nasi uduk disini uenakk tenan gak ada yang bisa saingin. Jadi tak khayal, kevin membeli nya pagi pagi buta agar tidak kehabisan.

"bu kapan ya, aku bisa berjodoh sama beibi mpin? Udah ganteng, baik, berprestasi, putih, tinggi, usyalalaa tornado deh pokoknya.. Kapan ya bu?" mulutnya sedikit maju kedepan seakan ia ingin mencium yang ada didepannya.

"ets! Istigfar wa!"
"ahh ibu ganggu aja sih"
"gabaik mengkhayalkan seseorang yang bukan milik kamu"
"emang mami tau kalau aku bukan jodoh nya my mpin?"
"tau lah"
"darimana?"
"dari kenyataannya"
"walahh jangan sampe deh"

Kevin terlihat sangat gelisah, baju nya sampai agak basah karena diguyur dengan air asin yang keluar dari tubuhnya.

Rian yang habis dari kamar mandi segera menghampiri kevin.

"asikkk nasi uduk langganan"
"noh! Gue rela relain demi lu"
"kenapa sih? Kok gelisah gitu? Kan habis ketemu nyonya kevin sanjaya bukan? Hehe"
"amit amit dah" kevin menjitak keningnya sedikit dan memukul tangannya kelantai sekana omongan rian tidak ada benar sama sekali.

"btw tadi ketemu sama si wawa?"
"ketemu!"
"nah jodoh mah gak kemana vin"
"jodoh mbah mu!"
"lah iya bener kan?"
"oraaa!!"
"gausah begitu" rian menyenggol badan kevin
"apaan si jom! Udah sana makan, gue mau mandi"
"mandi lahh sana"

"JOOOOMM!!! SABUN MUKA GUE KEMANAAA!!"

Rian segera membungkus nasi uduknya dan berpindah tempat karena ia tau bahwa ia tidak sengaja menjatuhkan sabu cuci muka kevin kelantai begitu saja.

PROMISE - Kevin Sanjaya (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang