Happy Reading
08.00
Pagi itu kau tidak melihat wajah kekasihmu sama sekali. Tak biasanya ia menghilang dan tak ada kabar. Kau bolak balik membuka ponselmu dan berharap kekasihmu itu menelepon atau sekedar mengirimi pesan."(y/n). Kau kenapa? Seungcheol belum menghubungimu?" Tanya salah satu temanmu yang memperhatikanmu gelisah sedari tadi.
"Ya. Padahal kemarin dia berjanji akan mengajakku ke kampus bersama". Jawabmu dengan nada lemas tak bersemangat
"Berpikirlah yang baiknya saja. Mungkin dia tiba tiba sibuk. Bukankah dia ketua BEM pasti sangatlah sibuk"
Kau menghela nafas. Memang betul apa yang diucapkan temanmu tadi. Saat kau hendak pergi dari tempat itu kau melupakan sesuatu. Yak! Botol minummu tertinggal di depan ruang anggota BEM.
"Untunglah masih ada." Saat kau mengambil botol minummu kau dikejutkan dengan pemandangan yang tak biasa.
Yak! Seungcheol(?) sedang apa dia dengan perempuan itu. Posisi mereka berdua sangatlah dekat. Dan posisi Seungcheol seakan akan hampir mencium wanita itu.
Kau berlari dari tempat itu dengan berlinang air mata membasahi pipimu. Ck! Kau mendecak kesal dan tak kau sadari hujan turun dengan lebatnya. Kau akhirnya memutuskan untuk pulang dengan tetap menangis sepanjang jalan.
Keesokan harinya Seungcheol menjemputmu. Ibumu bilang bahwa kau sakit karena kemarin hujan hujanan dan memperbolehkan Seungcheol masuk kekamarmu.
"Sayang?Kau kenapa?" Tanya Seungcheol saat sudah berada di piggir kasurmu.
".." Tak ada jawaban dari mulutmu
"Mian karena kemarin aku tidak mengantarmu karena aku-" Belum sempat Seungcheol menjelaskan kau sudah menukasnya terlebih dahulu.
"Karena aku telah bermain dibelakangmu bersama wanita lain!" Kau memutus kalimatnya dengan nada tinggi yang tidak Seungcheol suka.
"Apa yang kau katakan?" Seungcheol balik menanya
"Cukup Choi Seungcheol kurasa kau memang pura pura tidak tau. Aku melihat dengan mata kepalaku sendiri bahwa kau hendak berciuman di ruangan anggota BEM." Nadamu melemah dan tak kau rasa air matamu kembali menetes.
"(y/n) Kau salah. Aku tak pernah melakukan hal it-"
"Keluarlah! Mulai detik ini hubungan kita berakhir!" Kau membentak Seungcheol dan mendorongnya keluar dari kamarmu.
Brakkk!! Kau menutup pintu dengan sangat kencang. Kau yakin bahwa Seungcheol masih dibalik pintu itu. Air matamu lagi lagi turun dengan derasnya. Pagi ini kau berhasil menangis olehnya.
"(y/n) Mianhae.."
--
"(y/n)! Annyeong. Perkenalkan namaku Choi Yuri. Aku adik dari Seungcheol yang waktu itu kau lihat beberapa hari di ruang anggota BEM"
Sontak kau terkejut. Dia memang wanita yang waktu itu akan berciuman dengan Seungcheol /hanya firasatmu saja.
"Ahh nde. M-i-aa-nn" Ucapmu dengan terbata bata.
"Gwenchana Unnie. Aku hanya meluruskan pikiranmu tentangku. Bahwa itu sama sekali tidak benar"
"Baiklah aku pergi dulu. Tolong kembalilah dengan Seungcheol."
Kau benar benar salah telah menilai Seungcheol saat itu. Buru buru kau pergi ke ruangan BEM. Kau berharap ada ia disana. Tapi ternyata ia tidak ada disana.
"Aishh dimana anak ini" Kau mengomel dan berjalan lalu tak sadar bahwa kau menabrak seseorang.
"Jeosonghamnida" Kau membungkuk kepada orang itu. Kau melihat sepatunya dan tidak salah lagi itu adalah sepatu asisten dosenmu.
"Tolong jangan potong nilai ku sonbae",
"(y/n) Berhentilah membungkuk karena aku bukan asdos mu" Laki laki tersebut memegang bahumu dan menuntun bahumu agar kembali tegap.
"Seungcheol-ah.. Mianhae" Air matamu kembali menetes. Entah sampai kapan stock air matamu itu masih berada di tempatnya.
Seungcheol mengusap puncak kepalamu dan mengelap air matamu dengam tangan satunya.
"Gwenchana, aku paham perasaanmu (y/n). Aku juga yang seharusnya minta maaf padamu. Aku tidak menepati janjiku untuk menjemputmu. Karena Yuri tiba tiba datang dari USA dan aku harus mendadak menjemputnya di Bandara. Dan soal aku tidak menghubungimu itu karena aku lupa tidak membawa ponselku"
"Hmm ndee.." Seungcheol meraih tubuhmu dan menaruh kepalamu di dadanya. Kau sangat merindukan momen momen seperti ini.
"Jadi maukah kau kembali denganku? Ah tidak. Maukah kau menjadi kekasihku lagi Nona?"
Kau menganggukkan kepala dan ia menangkup wajahmu. Seungcheol menempelkan bibirmu tepat di bibirnya. Kau tidak percaya bahwa ini semua terjadi. Tak berpikir panjang Seungcheol mulai mencicipi bibirmu. Dan mulai mendominasi permainan yang telah ia buat detik ini.
Setelah pasokan udara diantara kalian sudah menipis. Seungcheol melepaskan tautan tersebut dan menatap wajahmu dengan intens. Ia menempelkan hidungnya ke hidungmu. Menyapu jarak diantara kalian.
"Saranghae (y/n)-ah "