HappyReading❣
Jam sudah menunjukkan pukul 10.00 PM. Dan kau masih berada di luar hanya karena menemani kekasihmu membeli sebuah peliharaan -kucing
Sedari tadi ia hanya memilih tetapi tidak membeli. Bahkan pemilik toko pun hingga rencana mau tutup.
"Junnie-ya sudahkah kau membelinya?" Tanyamu dengan geram.
"Sabar sayang aku bingung karena kucing-kucing disini sangat lucu" Jawabnya dengan masih melihat lihat kucing.
"Aigoo kau sudah berjam jam berdiam disana tanpa segera membeli. Aku pulang duluan aku lapar" Kau pun pergi dari tempat tersebut.
Saat kau jalan kau merasa ada seseorang yang mengikutimu. Tanpa pikir panjang kau menoleh dan siap melayangkan tinjuan.
"Hei!!! Jun! Sedang apa kau disini" Kau kesal karena ternyata yang tadi mengagetkanmu adalah Jun.
"Mana mungkin aku membiarkan seorang gadis bodoh pulang sendiri tanpa pangerannya?"
"Nugu? kau pangeran? bermimpilah setinggi langit Jun. Permisi"
"Hei!" Jun menghentikanmu dan memelukmu.
"Mian.. Ayo kuantar pulang"
Kau pun heran. Jun selalu saja membuatmu merasa cepat luluh padanya. Ia seperti tahu dimana kelemahanmu.
Kau dan Jun pun pulang dengan keadaan canggung. Sesak rasanya selama perjalanan tidak berinteraksi dengannya.
Akhirnya kalian telah sampai di depan rumahmu. Dan yang kau perhatikan sedari tadi Jun merasa kecewa. Kau seperti ingin bertanya tapi tak berani.
"Gomawo.." Kau mengucapkan padanya dan ia hanya tersenyum.
"Segeralah pulang jangan lupakan makan malammu. Aku masuk dulu"
Kau masuk kedalam rumah. Jun(?) Ia masih berada di tempatnya dengan pandangan kosong. Ia seperti sedang melamun memikirkan sesuatu.
Kau yang sedang melihatnya dari dalam jendela. Lalu langsung mengirimi pesan singkat untuk Jun.
-Chat-
(y/n)
Junnie-ya mianhae. Aku tidak bermaksud membuat kita canggung seperti tadi. Pulanglah ibumu mencarimu. Saranghae><Junniee😻
Gwenchana aku hanya memastikan bahwa kau sudah berada dikamarmu atau belum. Saranghae (y/n)-ah❤❤Kau lega karena pesanmu dibalas dengan semestinya oleh Jun. Lalu kau pun beranjak membereskan kamarmu dan pergi tidur.
✓Jun
Hari ini hari dimana Jun mengutarakan cintanya padamu. Tak terasa sudah 11bulan kau dan Jun menjalin hubungan.
Dan hari ini Jun sama sekali tidak mengabarimu. Kau pun khawatir pada Jun. Berkali kali kau menelpon ponsel nya tidak aktif. Tidak biasanya Jun seperti ini.
Kau tidak mempermasalahkan perihal Jun tidak merayakan hari jadi. Tapi kau butuh kabar dari Jun. Setidaknya kau membutuhkan "Gwenchana aku baik baik saja" dari Jun.
"Junnie-ya eoddiseo~"
Kau terus saja memanggil namanya. Berharap bahwa Jun menghampirimu dan menghubungimu.
--
Sampai menjelang larut malam Jun tak kunjung menghubungimu. Kau tak mampu lalu dengan cepat kau menelpon nomor Ibu Jun. Dan ternyata tak ada jawaban juga.
"(y/n)-ahh ada tamu. Ayo turunlah kebawah"
Ibumu berteriak dan kau sebenarnya malas. Tapi kau tidak mau jika ibumu akan mengomelimu nantinya.
"Nde eomma"
Kau terkejut karena keluarga Jun ada di ruang tamu rumahmu. Dan jangan lupakan bahwa Jun hari ini benar benar sumringah.
"Annyeong Jun Eommoni, Annyeong Jun Abeoji" Kau menunduk sopan kepada orang tua Jun.
"Aigoo (y/n) kau sudah bertambah tinggi nde. Dulu kuingat tinggimu hanya se bahu Jun kkk~" Ucap Appa Jun dengan mengelus bahumu.
"Oh iya baiklah kami akan menjelaskan maksud kedatangan kami malam ini. Eomma mu sudah merencanakan ini semua. Dan Kami juga Eomma mu ingin segera melihat kalian mengikat janji suci."
"Mwoya?!?!-" Kau terkejut dengan pernyataan Appa Jun.
"Nde (y/n)-ah menikahlah denganku" Jun tersenyum.
"Eomma tapi aku masih kuliah?"
"Itu bukan masalah besar. Secepatnya kalian harus menikah"
Setelah percakapan dengan keluarga Jun tadi membuatmu malu. Jun mengajakmu pergi keluar taman rumah sekedar mencari angin. Sedangkan keluarga Jun makan malam bersama Eomma.
"(y/n)-ah mianhae seharian ini tadi aku tak menghubungimu. Kau baik baik saja kan?"
"Baik baik bagaimana maksudmu?! Hei Jun sudah jelas jelas sedari pagi aku menelponmu. Ck"
"Mian nde? Sebagai gantinya -"
Chu.
Jun mencium bibirmu dan perlahan memulai permainan yang ia buat. Kau menikmati semua yang Jun berikan malam ini. Sekedar melepas rindu dengannya tak masalah bukan.
Saat pasokan udara mulai habis Jun melepaskan ciumannya dan ia memelukmu. Mengusap puncak kepalamu.
"Mian (y/n). Sebenarnya hari ini aku ingin memberikan kejutan untukmu. Hari dimana aku mengutarakan perasaan cintaku 11 bulan lalu. Dan kejutanku adalah mengajakmu ke altar untuk mengikat janji suci."
"Junnie-ya mian. Karena aku selama ini kurang mengerti perasaanmu dan sangat bodoh untuk mencintaimu. Aku tak pernah memiliki waktu bersamamu yang kupikirkan hanya BEM. Selalu menyibukkan diri dan terkadang aku mencoba menghindarimu"
"(y/n)-ah gwenchana. Aku memang membosankan dan terlalu memikirkan ego ku sendiri. Jujur saja setiap kau dekat dengan teman teman laki mu, aku merasa gagal menjadi kekasihmu. Karena mereka lebih bisa membuatmu tertawa bahagia dibandingkan aku yang bodoh ini. Dan aku tau selama ini kau tersiksa bersamaku tapi aku egois sebab aku tidak ingin melepaskanmu tapi aku terus saja menyakitimu."
"Jun percayalah aku hanya mencintaimu. Tidak ada selain dirimu yang bisa membuatku cepat merasakan degupan jantung. Karena selama ini aku hanya menginginkan kau yang selalu ada. Tapi aku sadar karena kau juga punya kesibukan di semester 7.."
"(y/n) lihat aku. Wen Junhui hanya milikmu. Ia tidak akan meninggalkanmu sampai maut memisahkanmu dengan Junhui."
Tanpa kau sadari air matamu menetes begitu deras. Kau terharu dengan kejujuran nya tadi. Karena selama 11 bulan bersamanya kau tak pernah mendengarkan uneg uneg dari seorang Jun.
Ia selalu saja menutupinya. Ia tak pernah mengatakan itu semua. Karena ia tau dimana titik jenuhmu. Ia sudah terbiasa.
"Uljima (y/n). Tolong ingat kata kataku tadi ya. Saranghae-"
Jun memelukmu dan mencium keningmu. Kau pun membalas memeluknya dan menaruh kepalamu tepat di lehernya.
"Nado. Naleul saranghae Junnie-ya"
-Kei