XV

6 2 0
                                    

October 22th, 2018

Bahagiaku terpancar kala mentari tepat di atas kepala, tak ingat aku perihal segala yang membengkakkan mata. Tetapi sesakku datang kala malam telah tiba, segala kenangan kembali rapih tersimpan di dalam dada dan pikir.
Satu per satu terbuka tanpa aku ingin.

Terhanyut lagi aku oleh segala imajimu aroma tubuh yang dirindukan, mata yang meneduhkan dan raga yang ingin kusambut dengan sebuah pelukan.
Aku lelah terjebak dengan pemahaman pelan pelan menyesatkan.
Aku lelah dengan prasangka
pelan pelan menurunkan air mata.
Asumsi sudah bertebaran sedangkan kau belum juga beri kejelasan.
Jiwaku sudah iritasi lama lama jengah juga menangisi.

Dan kaulah induk dari resah yang seenaknya mendobrak tenangku. Biang dari segala rindu, akar dari semua pilu.

Q=UTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang