My Name is Shakal!

154 15 15
                                    

Shakal Auri

Bukan masalah bahasa, gue sih udah mayan cas-cis-cus kalo ngomong mandarin. Bukan masalah suasana juga, gue termasuk orang yang mudah beradaptasi.

Masalahnya, gue males ngenalin diri.

Bukan kenapa-napa, banyak yang gangerti kalo Shakal itu nama cewek. Yah, meski kelakuannya ga cewe-cewe amat si.

Gue mematut-matut penampilan gue sekali lagi, memastikan kalo gue make apapun emang cantik -pede sekali kau Syakal.

Saking asiknya gue memandangi cermin, gue lupa kalo ini udah setengah tujuh. Setengah berlari gue menuruni tangga -udah pro dong, gue ga jatoh- sambil diteriakin moms supaya hati-hati.

Nahas-

Nggak, bukan, gue gak jatoh.

Nahas, papi gue udah berangkat duluan. And that's mean gue harus ke sekolah baru gue. Sendirian.

Gue emang terbiasa pindah-pindah sekolah karena kerjaan papi, tapi setidaknya papi selalu nganterin gue saat hari pertama.

Duh. Mau nangis aja:'

Shakal cengeng, memang.

"SHAKAL CEPETAN UDAH JAM TUJUH!"

Wado, moms ngamuk nich. Buru-buru gue menyambar roti di piring, menenggak asal susu, lalu berlari menuju pintu rumah.

"BYE MAMSKY SHAKAL SEKOLAH!"
.
Shakal sial, memang.

Lihat deh, ini hari pertama gue sekolah, dan gue telat.
Sebenernya, gue hampir nggak telat kalo saja satpam sekolah ngerti apa yang gue katain. Bodohnya, saat gue telat, gue panik dan malah teriak dalam bahasa jepun. Si satpam berwajah oriental ini nggak ngerti, dan malah menutup gerbang sekolah.

"Bodoh." gue ngedenger seseorang mengumpat pelan dengan suara berat.

Orang itu melambaikan tangannya. Aneh, kalo kuping gue gasalah, tadi orang ini ngomong "bodoh" pake bahasa jepun.

Itu kalo kuping gue gasalah denger ya.

Whut?! Ada pindahan dari jepun juga?!

Ett. Sebelum gue sempet membuka mulut dan memulai percakapan, si cowok ini -gile, tadi gue kira cewek cuy- sudah bernegosiasi dengan satpam sekolah dengan bahasa mandarin yang fasih. Edan, ini cowok beneran pindahan dari jepun?

Yogseu, gue salah, karena cowok ini berteriak dalam bahasa inggris sambil melambaikan tangannya ke gue, bahasa inggris yang ditranslasikan oleh gue sebagai ajakan masuk gerbang. Jadilah gue memasang senyum bahagia sambil melenggang memasuki area sekolah.

Btw, cowok ini bisa berapa bahasa, sih?

Yak. Lamunan gue buyar ketika menyadari gue udah jalan sendiri lagi. Cowok itu udah ngilang entah kemana. Duh, segitu gue udah berkelana ke seantero dunia, tetep aja hobi cowok tetep sama: ngilang!

Padahal tadinya gue mau nanyain dimana ruang tata usaha. Sebagai murid baru, nggak mungkin kan gue asal masuk kelas. Setidaknya, gue perlu ketemu kepala sekolah dulu. Sopan dikit, dong.

Ya, akhirnya dengan segenap keberanian dan keyakinan, gue balik kanan, menghampiri satpam yang tadi. Bertanya dengan bahasa cina yang belepotan dan seadanya. Dijawab dengan bahasa inggris yang lumayan fasih.

Wow. Tau gitu gue gaakan make bahasa cina tadi. Selain pengucapannya repot, gue yakin tadi dari kata-kata gue ada yang salah, soalnya muka si satpam ini kayak nahan ketawa gitu.

Biarlah. Gue kan, bukan makhluk lokal.

Berbekal pemahaman gue tentang bahasa inggris yang pas-pasan, gue akhirnya tau dimana ruang tata usaha. Dengan semangat 45 gue melangkah ke ruang TU sambil menggumam nada-nada nggak beraturan.

Btw, kalo nggak beraturan, namanya bukan nada yak?

Gue memasuki ruang TU dengan langkah yang gue pelanin. Kepala sekolah langsung nyambut gue, dan menyuruh salah satu guru nganterin gue ke kelas baru gue.

Kelas baru gue letaknya nggak begitu jauh dari gerbang. Cuma di lantai 2:<

Kalo mau dideskripsikan secara rinci, sekolah ini punya tiga gedung. Gedung yang di deket gerbang ini khusus buat kelas tingkat akhir, aula, dan uks.

Kelas gue, ada di samping uks.

Guru ini memasuki kelas dengan langkah yang berirama -sori, bukan langkahnya, itu ternyata ketukan heels nya. Sontak riuh redam para siswa mereda.

Beliau berbicara dengan bahasa inggris yang fasih, dengan sopan mempersilakan gue memperkenalkan diri.

Gue mengambil napas pelan, lalu mulai berbicara. Agak gugup gitu, tapi karena gue pedenya over, gak keliatan gugupnya.

"Nama gue, Shakal Auri. Terserah mau panggil Sha, Shaka, Au, terserah. Gue pindahan dari Jepang. Sekian."

begitulah singkatnya perkenalan gue .

"Kamu boleh duduk di sana, Shakal," guru itu menunjuk salah satu bangku kosong.

Tunggu.

Di samping lelaki dingin tadi?

-TBC-

HAYO COWOKNYA SIAPA HAYOO

yang jelas bukan Shuyang, karena menurut saia dia terlalu muda.

kalian maunya siapa?

:3

&lt;????&gt;Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang