November, 2016.
Di sepertiga hujan, aku menemui sisa-sisa tentangmu. Ingatan-ingatan yang jatuh begitu ikhlas di pelataran kepalaku, mengguyur semua luka yang tengah meradang. Dan reda, tak mampu menghentikan kehilanganku.
Melihat kau pergi dariku, memang menyakitkan. Tetapi lebih dari itu, mengingat bahwa dahulu kau pernah berjanji untuk menjadikanku sebagai tempat berlabuhmu yang terakhir, ternyata bisa menjadi jauh lebih menyakitkan.
Namun, aku tetap tak bisa membencimu. Sebab, dulu kau pernah menjadi alasanku untuk begitu bahagia yang teramat sangat—sesakit apa pun dulu kau pernah menyakitiku. Dan sekarang, kita pun kerap menjadi asing. Pura-pura tak saling kenal, tak menyapa, tak bertatap muka.
Aku rasa, kita berdua sama-sama mengetahuinya, bahwa ada suatu hal yang masih belum usai diantara kita berdua. Mulai dari caramu yang diam-diam menatapku, dan juga dari caraku yang diam-diam mencuri pandang ke arahmu.
Seharusnya kau tahu, kita memang sepatutnya bersama, bukan saling asing seperti ini.
—
(November; saudade)
KAMU SEDANG MEMBACA
Suatu Ketika di 2016
RomanceKumpulan Prosa bertemakan kisah cinta yang dialami oleh kebanyakan remaja saat ini. Semoga Prosa-prosa yang saya tulis dapat mewakili perasaan kalian semua. Terima kasih dan selamat membaca :)