10

38 11 0
                                    

"Kita putus" Lirih seorang lelaki yang masih menatap wanita yang sedang tertunduk entah apa yang kini ia pikirkan.

"K..kken..napa?"

"Gue bakal ninggalin lo, meski bukan sekarang. Se engga nya mulai dari sekarang kita membiasakan diri masing masin7g"

"Jahat lo.. brengsekk" Air mata Nadia terus menetes tanpa henti. Ia memilih untuk pergi meninggalan Doni yang masih duduk di bangku taman. Sangat sakit bukan jika harus tibatiba melepaskan orang yang kita sayang?

Sering kali kita berpikir, untuk apa si memikirkan orang yang belum tentu menempatkan kita di pikiran nya?

Dua minggu saling menghindar. Nadia masih menyibukkan diri untuk melupakan semuanya.

Ting-tong

Nadia langsung bergegas keluar untuk membuka pintu rumahnya.

"Nad... Lo.. lo harus kerumah Doni"

"Ngga, ngapain gue ke rumah si Brengsek"

"Nadia.. Doni meninggal" Isak tangis Melia terus mengirinya. Dilain sisi Nadia langsung terkejut tanpa kata ketika mendengar pernyataan dari sahabat nya.

Nadia dan Melia pun telah sampai di Rumah Doni yang sudah ramai oleh kerabat dan orang orang terdekatnya.

"Gu.. Gue gatau apa permainan yang Doni lakuin ke gue"

"Gue bencii hiks gue bencii"

"Nad, saat Doni mutusin lo tanpa sebab. Sebenarnya itu semua karna dia emang lagi sakit. Pembuluh darah dia pecah saat kecelakaan waktu dia mau ke rumah lo, dan dia datang tapi telat kan? dia pake alesan kalo ban nya bocor, tapi padahal?"

Mendengar penjelasan dari Melia, Nadia pun tak bisa lagi menjawab dengan kata kata. Hancur, kecewa, entah apa yang kini ia tengah rasakan. Kehilangan orang yang kita sayang tidaklah sulit, yang sulit membiasakan diri tanpa kehadirannya lagi.

"Doniiiii"

"A...aaa..as asal lo tt tau.."

"Tidak ada seorang pun yang siap ditinggalkan, termasuk aku".

Hanya Quotes.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang