BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIIM
***
Pagi ini yang dinas di pos sudah siap untuk berangkat. Kami kerja per shift, jadi pos ini buka selama 24 jam. Pak Dedi menyarankan setiap pagi dan malam, kami berkumpul di ruang tengah lantai atas untuk pengecekan anggota juga doa bersama sebelum memulai atau mengakhiri kegiatan. Lalu pagi ini setelah pengecekan, kami langsung menuju pos menggunakan mobil. Rumah sakit meminjamkan 2 mobil dan keduanya berjenis van. Mobil pertama diperuntukkan khusus untuk kebutuhan dan diletakkan di asrama. Yang kedua mobil ambulance, diletakkan di pos.
Selama di perjalanan, di samping kanan dan kiri dikelilingi lingkungan yang asri, tumbuhan hijau, dan sungai panjang yang berada di sebelah kanan kami. Antara satu rumah dan rumah lainnya berjarak cukup jauh, tidak seperti komplek yang ada di perkotaan. Maka dari itu, hamparan sungai dapat terlihat dengan jelas. Menurut keterangan warga, sebagian besar air di desa ini bersumber dari sungai ini. Namun, yang menyita perhatian adalah ada mck tidak layak yang dibangun warga pada pinggiran sungai.
Sampai di pos, kami langsung masuk ke ruangan masing-masing. Pos kami berupa tenda tertutup besar berbentuk seperti rumah dan ada 2, semacam posko-posko kesehatan saat terjadi gempa atau kejadian tak terduga lainnya. Aku jaga Poli yang letaknya di depan, berseberangan dengan IGD. Jika dari pintu masuk, ruanganku ada di sebelah kiri dan IGD di sebelah kanan. Dinas pagi dimulai pukul 08.00 wib hingga pukul 14.00 wib.
Pasien mulai berdatangan satu persatu. Kalau menurutku, ini sama seperti kerja di puskesmas atau klinik 24 jam. Pasien datang, diperiksa atau diberi tindakan, terus dikasih obat, kontrol lagi. Yah, semacam itu, tidak terlalu rumit dan ramai seperti poli rumah sakit. Tetapi perawat yang mendampingi diriku kewalahan dalam mencatat ataupun merekap pasien-pasien itu. Hyena, ia yang menjadi perawat di ruanganku. Aku akui Hyena sangat ahli dalam melalukan tindakan ke pasien. Tetapi jika berurusan dengan asuhan keperawatan secara tertulis, menurut penilaianku kurang.
Hari sudah mulai siang, dan sebentar lagi waktunya pulang. Aku sedikit merilekskan badan di kursi.
"Dokter, ada dokter dari puskesmas kecamatan lagi kunjungan." Hyena memberi tahu.
"Iya, nanti saya menyusul. Kamu duluan saja." Jujur saja, aku bingung harus berespon seperti apa.
Ia keluar terlebih dulu dan tak lama aku menyusul. Belum sempat keluar, aku melihat ada seseorang yang aku kenal. Dokter wanita yang sedang bercengkrama dengan Hyena di bangku luar tempat pasien menunggu. Nadin, mantanku saat kuliah dulu. Aku mengurungkan niat untuk keluar dan masuk lagi ke poli. Setelah mereka pulang, aku keluar dan yang dinas pagi kembali ke asrama.
Sampai di asrama kami beristirahat dan tak terasa malam pun tiba. Setelah makan malam aku pergi ke samping asrama dan duduk di teras. Sungguh, udara disini terasa sangat segar. Aku menarik napas dalam. Oksigen masuk melalui saluran pernapasan memenuhi paru-paru dan menenangkan pikiran. Terasa tenang dan damai. Bintang bertaburan sangat banyak, tidak seperti di perkotaan yang hanya beberapa saja menghias langit. Malam semakin larut, udara menjadi lebih sejuk dan dingin. Saat hendak kembali ke dalam, tiba-tiba ada yang jatuh menimpa kaki, terasa lembut dan merayap. Aku memberanikan diri melihat, pantas saja, cicak menempel indah di kaki. Tunggu dulu? Astaga, cicak?
"Arrrgggghh..." Spontan teriakku dan terduduk. Ya ampun, aku benci cicak, jijik. Dan sekarang benda aneh itu menempel di kakiku.
"Dokter." Panggil seseorang, aku menoleh ke sebelah kiri.
"Itu..ii..itu ada cicak di kaki. Ahhh... Na, tolongin gue."
Aku melihatnya, dan Hyena terdiam.
"Hyena, tolongin gue." rengekku padanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Lebih Dari Cinta
General FictionCinta? Akankah aku mendapatkannya kembali dalam hidupku? Semoga bisa memberikan hiburan juga manfaat buat para pembaca.. Selamat membaca 😍💞😁 CERITA INI HANYA HASIL IMAJINASI SAJA hehe.. 😅😅