Chapter 12 - Exs Bestfriend

11 2 0
                                    

"Namanya juga temen, ada yang baik dan ada juga yang munafik."

Pagi ini di awali dengan jadwal mata pelajaran olahraga. Karen dan murid 11 Biologi 4 sudah mengenakan baju olahraga, kecuali Fanie yang izin tidak masuk sekolah karena salah satu keluarganya meninggal.
"Pemanasan, lari sepuluh kali putari lapangan!" Perintah pak Berthy, selaku guru olahraga.
Para murid langsung memutari lapangan saat berbunyi peluit terdengar. Seperti biasa, ketika pemanasan seperti ini, suasana tidak berlangsung kondusif. Sebagian murid masih saja asyik bercanda sambil berlari memutari lapangan. Ada juga yang saling dorong. Pak Berthy pun tidak tinggal diam. Ia pasti meniupkan peluit sebagai tanda peringatan jika menemukan siswa yang terus bercanda.
Setelah lima menit melakukan pemanasan, para murid kembali membuat barisan dan beristirahat di lapangan.
"Sekarang materinya bola voli !" Kata pak Berthy dengan bola voli di tangannya.
"Kalian akan dibagi menjadi satu kelompok. Masing masing kelompok terdiri dari empat orang anggota. Harus cewek-cowok." Pak berthy berucap sambil menatap muridnya yang fokus kearahnya.
"Kalau saya bunyikan peluit, itu tandanya kalian harus mencari kelompok saat itu juga, mengerti?"
"Mengerti, pakkkkkk!" Pekik para murid dengan lantang.
Priiiitttt!!!
Siswa siswi pun mulai berhamburan mencari kelompoknya masing masing. Beda halnya dengan Karen yang tetap duduk dipinggir lapangan dengan wajah menunduk. Pak berthy dengan tanggap langsung menghampiri salah satu muridnya itu.
"Karen, kenapa kamu nggak cari kelompok?" Tanya pak Berthy yang sedang berjongkok dihadapan cewek itu.
Tidak ada jawaban dari Karen hingga membuat pak Berthy gemas.
"Gimana kalau temenin saya aja?" Tawar pak Berthy diiringi senyum meledek.
Tua-tua keladi. Masih aja kecentilan sama muridnya sendiri, batin Karen.
Pak Berthy umurnya sudah memasuki kepala empat, tapi karismanya belum menghilang. Wajar bila banyak murid yang tunduk dengan beliau, kecuali Ariel.

⚜️⚜️⚜️

Gevariel mengepalkan tangannya kuat-kuat. Sesekali ia meninju tembok di hadapannya untuk melampiaskan emosinya. Kepalanya menunduk, wajahnya sangat kusut, dan napasnya kian memburu. Ada seseorang dari masa lalunya yang kembali Dihadapannya. Orang yang telah merebut kekasihnya. Orang itu juga pernah menjadi sahabat Ariel sampai akhirnya sifat keegoisannya itu terbongkar.
Ariel berada di gudang, tempat yang menjadi pelariannya ketika emosinya berkecamuk. Masih ingat dalam pandangan betapa ia memiliki banyak mimpi bersama sahabatnya itu. Namun, semua itu tinggal kenangan saat sahabatnya itu merebut kekasihnya yang sangat ia cintai.
"Gimana sama cewek loh yang dulu?

Gavaren | ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang