8. Kinnara's room

149 6 8
                                    

Enjoy
💜💜💜


























"Ada satu pertanyaan gue..." ujar Kinnara dengan tatapan yang serius kali ini. Meskipun raut wajahnya menunjukkan bahwa dia kesakitan dengan lukanya.

"Apa?"balas Stev dan tetap fokus menangani luka-luka Kinnara tanpa membalas tatapan dalam dari Kinnara.

"Nam..."
"Gimana lo bisa melakukan tadi?" tanya Kinnara, ia mengganti pertanyaan yang aslinya ingin ia tanyakan. Ia sedikit tidak menyangka bahwa sosok didepannya ini sangat pandai sekali berantem bahkan sepertinya Stev sudah sangat mahir dalam memegang pistol atau pun menentukkan taktik untuk mengalahkan musuh.

"Gue cuma tau sekilas, dan pernah belajar karate" jawab Stev seadanya. Ia tak ingin membicarakan hal ini lebih lanjut.

"Bawa gue pulang sekarang" pinta Kinnara benar-benar merasakan tangannya sudah mati rasa.

"Lo nyusahin banget sih" balas Stev. Namun jujur dihatinya ia tak tega melihat Kinnara kesakitan seperti ini dan itu semua karena dirinya.

"Gue punya nama, dan nama gue Kinnara" lirih Kinnara saat Stev mulai membopong tubuhnya.

"Lo pulang aja, urusan selanjutnya udah ditangani sama orang-orang gue, lo anterin Azizah pulang" pesan Stev kepada Reza. Stev tak peduli dengan ucapan Kinnara namun ia mendengarkan apa yang diucapkan oleh Kinnara.

"Nara gimana?lirih Azizah yang masih ketakutan dengan keadaan sahabatnya itu.

"Gue yang akan urus dia. Tenang aja. Dia gak bakalan mati. Kalau pun dia mati, berarti gue yang bunuh dia"ujar Stev dan pada kata-kata yang terakhir memberikan lirikan sinisnya kepada orang yang sedang ia bopong dikedua tangannya.

"Sayangnya gue gak akan mati sebelum lo mati ditangan gue"balas Kinnara tak kalah tajam. Reza hanya bisa geleng-geleng melihat kedua orang didepannya ini yang masih sempatnya bertengkar disaat seperti ini.

"Yaudah gue pulang dulu, lo berdua hati-hati dijalan. Jangan ribut mulu lo berdua" pesan Reza namun tak akan ditanggapi oleh Kinnara maupun Stev.  Setelah kepergian Reza dan Azizah, Stev segera beranjak menuju mobilnya.

Stev meletakkan Kinnara kedalam mobilnya. Ia dengan hati-hati mendudukan Kinnara dikursi sampingnya. Ia menatap Kinnara sekilas. Gadis ini memejamkan matanya. Ia tau bahwa sekarang Kinnara semakin kesakitan. Luka Kinnara cukup parah menurutnya.

"Lo gak apa-apa?" tanya Stev. ia memakai sabuk pengamannya dan memakaikan punya Kinnara.

"Gue capek. Jalanin aja mobilnya" suruh Kinnara. Stev menurutinya saja dan segera menjalankan mobilnya.
Disepanjang perjalanan, Kinnara tak henti-hentinya mengerang kesakitan. Ia mencengkram tangannya yang memiliki luka parah itu. Keringat dingin semakin deras mengguyur wajah Kinnara.

"Lo kenapa ra?" tanya Stev sedikit cemas melihat Kinnara yang seperti itu. Tangan kanan Stev ia lepas dari stir mobilnya dan ia alihkan untuk menyentuh dahi Kinnara.

"Sial. Lo kayaknya infeksi di pelipis lo dan tangan lo" pekik Stev yang sama sekali tak menduga bakteri-bakteri pada luka Kinnara langsung menyebar dan menyebabkan Infeksi.

"Nama lo siapa?" tanya Kinnara. Jujur ia sama sekali tak pernah mengetahui nama Stev. Ia tak dapat mengingat nama orang disampingnya ini. Meskipun sebanyak apapun Zaidan sering meneriaki nama Stev tapi Kinnara tak pernah menanggapinya.

"Nama gue Taehyung Stevano. Panggil aja Stev. lo gak usah banyak ngomong ra"

"Perkenalan kita sungguh tragis" ujar Kinnara dengan senyum remehnya. Stev tak memperdulikan ucapan Kinnara. Ia mempercepat laju mobilnya. Jujur ia sangat membenci situasi darurat seperti ini. Dan dia harus menyelamatkan nyawa orang yang juga telah menyelamatkan nyawanya sampai gadis ini menjadi seperti ini.

Devil's Love (Original story by Luluk_HF) Where stories live. Discover now