5. Devil's memory (pt. 2)

154 7 3
                                    

Enjoy
💜💜💜





"MAMAAAAAAAA"teriak Kinnara kecil dengan sangat kencang. Ia melihat semuanya. Melihat bagaimana mamanya dibunuh. Dan melihat bagaimana wajah para preman tersebut. Ketika terdengar banyak warga yang datang . semua preman itu langsung berlari kabur.

Tubuh sang Mama seketika langsung ambruk ke samping. Kinnara berlari kearah mamanya. Tubuh sang mama sudah dipenuhi banyak darah. Kinnara memeluk mamanya dan menangis sekencang mungkin.

"Kakak, mama kenapa?" tanya Zaidan kecil yang memang tak tau apa-apa. Ia masih berdiri dan menatap mamanya yang tergeletak tak berdaya. Sedangkan kakaknya masih menangis histeris.

"Mama... bangun.. bangun Mama..." Kinnara menatap pisau yang masih tertancap diperut sang mama. Ia dengan memberanikan dirinya lantas mencabut paksa pisau tersebut.

"Aww...." suara ringisan pelan sang mama dapat terdengar oleh Kinnara. Ia kembali menatap sang mama yang sedikit membuka matanya.

"Mama. Tahan ya ma. Tahan. Sebentar lagi banyak orang kesini kok ma"

"Aileen ingat janji Aileen kan?"

"Mama jangan banyak bicara dulu.." isak Kinnara kecil.

"Mama gak suka kamu nangis" Kinnara menahan tangisnya untuk sesaat.

"Kamu harus ingat janji kamu sama mama. Jaga papa dan adik kamu . Mama sayang sama kalian semua"

"Mama gak boleh pergi. Mama jangan tinggalin Aileen.. jangan tinggalin Jeongguk atau pun Papa. Mama bangun..."

"Mama gak akan tinggalin kalian. Mama tidur dulu ya sayang" ucap sang mama sangat pelan sekali. Kinnara semakin terisak. Mamanya perlahan memejamkan matanya. Bahkan nafas beliau sudah tidak teratur.

"MAMA BANGUUN.. MAMAAA BANGUUUNNNN!!!!!"saat nafas terakhir sang mama, bersamaan dengan itu banyak warga yang datang untuk membantu Kinnara dan mamanya. Kinnara terduduk lemas menatap mamanya yang di angkat oleh banyak orang. Ia tau bahwa mamanya sudah tidak bernyawa lagi. Ia tau bahwa mamanya sudah meninggal. Kinnara mencoba berdiri sekuat tenaga dengan bantuan ibu-ibu yang berdatangan kesana. Namun Kinnara menepisnya dengan kasar. Tatapannya sangat tajam sekali. Ia kembali teringat akan yang tejadi kepada mamanya tadi.

"Mama kenapa kak? Mama kenapa?" Zaidan kecil mulai menangis. Kinnara segera mendekap adiknya tersebut dalam pelukannya. Begit erat sekali Kinnara memeluk Zaidan. Tatapan Kinnara kini berpindah kearah pisau yang berada tak jauh dari dirinya. Dimana pisau tersebut yang menyebabkan mamanya meninggal.

"Ada kak Nara disini. Jangan nangis" serah Kinnara. Meskipun suaranya begitu terdengar lembut. Namun tatapan Kinnara seperti tatapan membunuh.

4 hari setelah pemakaman mamanya, sedikit pun Kinnara tak mau berbicara dengan siapapun. Bahkan Papa Kinnara yang hampir gila karena kejadian ini memilih untuk pindah rumah keluar negeri. Kinnara dan Zaidan sebenarnya sudah dipaksa untuk ikut. Namun Kinnara lah yang menolak keras ajakan sang Papa. Dan Zaidan selalu mengikuti apa kata kakaknya.

Bertahan tetap dirumah itu. Kinnara tak akan pernah bisa melupakan kejadian tersebut. Merasa terus-terusan terbayang dan masih tidak menerima akan kematian mamanya yang seperti itu. Ia menjadi dingin dan juga pendiam. Entah mengapa semuanya sudah terasa berbeda. Mamanya adalah orang yang paling ia cintai dan dengan tragisnya Dia sendirilah yang menyaksikan sang mama dibunuh dengan tidak berdosa.

~~~~ FLASHBACK END ~~~~

"Hmmm...." gumam Kinnara yang tiba-tiba terbangun. Zaidan yang kaget memilih pura-pura duduk disebelah Kinnara.

Devil's Love (Original story by Luluk_HF) Where stories live. Discover now